Gerakan voluntarisme politik kini menjadi tren berpolitik jalan tengah anak muda yang tidak biasa dengan hierarki dan institusi.
Calon presiden Prabowo Subianto (ke-dua dari kiri) bersama wakilnya Sandiaga Uni (kanan) beramah tamah dengan petahana Joko “Jokowi” Widodo (ke-dua dari kanan) dan wakilnya Ma'ruf Amin dalam debat pemilihan presiden tanggal 13 April yang lalu.
Bagus Indahono/AAP
Kedua pasangan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun yang jelas kualitas debat kali ini terlihat menurun.
Seorang pendukung calon presiden Prabowo Subianto memakai topeng dengan wajah Prabowo di sebuah kampanye di Sidoarjo, Jawa Timur pada 31 Maret.
Fully Handoko/AAP
Sudahkah partai-partai di Indonesia memaksimalkan potensi media sosial untuk mendulang pemilih di pemilu?
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (kiri) adalah salah satu pendiri perusahaan yang menguasai PT BSI, perusahaan tambang emas yang beroperasi di pegunungan Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur.
Ripsa Photo/www.shutterstock.com
Venezuela berada di tengah pergulatan kekuasaan, dan seluruh dunia sedang mengamati. Bagaimana Venezuela sampai pada posisi ini?
Calon presiden petahana Joko “Jokowi” Widodo (kiri) bersalaman dengan calon presiden lainnya Prabowo Subianto saat debat presiden tanggal 17 January di Jakarta.
Adi Weda/EPA
Joko “Jokowi” Widodo bisa saja mengklaim dia bukan pelanggar HAM seperti lawannya, Prabowo Subianto. Tapi rekam jejak Jokowi menunjukkan bahwa komitmennya untuk menyelesaikan kasus-kasus hanyalah omong kosong belaka.
Gerakan golongan putih (golput)i berawal dari gerakan protes atas penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) pada masa Orde Baru pada tahun 1971.
www.shutterstock.com
Kasus mengerikan yang menimpa wartawan Arab Saudi Khashoggi begitu dekat dengan Indonesia. Setidaknya ada delapan kasus pembunuhan wartawan di Indonesia sejak tahun 1996 yang belum tuntas.
Para calon presiden dan wakil presiden (dari kiri ke kanan) Ma'ruf Amin, Jokowi Widodo, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat menghadiri deklarasi kampanye damai yang diadakan Komisi Pemilihan Umum beberapa waktu yang lalu.
Adi Weda/EPA
Memahami gerakan #2019GantiPresiden menjadi penting karena bisa saja gerakan tersebut memengaruhi hasil pilpres tahun depan.
Anggota Aliansi Muslim Tarakan Kalimantan Utara berunjuk rasa terkait tuduhan penodaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, 4 November 2016.
Antoni Halim
Kecenderungan intoleransi ini merata di hampir setiap tingkatan pendidikan masyarakat.
Presiden Joko Widodo (tengah, kiri) menjabat tangan calon wakilnya, Ma'ruf Amin (tengah, kanan), sebelum mendaftarkan pencalonannya di Jakarta, 10 Agustus 2018.
Mast Irham/EPA
Pemilihan Ma’ruf Amin’s sebagai calon wakil presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden yang akan datang menandakan bahwa para politisi terus mengakomodir arus konservatif dalam politik
Para pengunjuk rasa di Malang, Jawa Timur, memprotes praktik politik uang menjelang pemilu 2014.
H Prabowo/CrowdSpark
Praktik jual beli suara sangat mengakar di Indonesia disamping penolakan dari masyarakat dan fakta bahwa praktik ini hanya sedikit mempengaruhi hasil pemilihan.
Undang-undang di Indonesia terus menghukum seseorang yang telah menjalani hukuman yang dijatuhi padanya.
Shutterstock
Mantan narapidana harus diberikan kesempatan yang adil untuk menebus kesalahan mereka sesudah menjalani hukuman.
Perdana Menteri Malaysia dan Ketua Barisan Nasional Najib Razak (tengah) melambaikan bendera pada pertemuan akbar partainya menjelang pemilihan umum
Fazry Ismail/EPA
Iklim politik yang gerah, ditambah mudahnya orang berbagi konten kontroversial di media sosial, membuat kita penasaran kapan sebaiknya “berhenti berteman”. Apa saran Aristoteles?
Peserta Aksi Bela Islam banyak yang merupakan anak muda yang cemas akan mobilitas vertikal mereka.
Shutterstock
Isu-isu ketimpangan dan ketidakadilan, dan ungkapan kemarahan terhadap status quo, semakin sering dibingkai dengan identitas rasial dan keagamaan di Indonesia.
Media sosial memudahkan manusia untuk terhubung satu sama lain. Namun terhubung tidak sama dengan berkomunikasi, yang memerlukan elemen dialog dan deliberasi.
shutterstock.com
Evan A. Laksmana, Centre for Strategic and International Studies, Indonesia
Banyak analis menggunakan istilah “belokan illiberal” untuk menggambarkan berbagai masalah demokrasi Indonesia. Penggunaan istilah secara serampangan menyulitkan kita mendapatkan diagnosa tepat.