Menu Close
Dua tangan yang berpisah
Tanda-tanda hubungan yang merenggang dapat muncul dalam bentuk yang susah dilihat - seperti berubahnya gaya bahasa. Betsie Van der Meer via Getty Images

Memudarnya hubungan asmara bisa dilihat dari percakapan sehari-hari – bahkan beberapa bulan sebelum para pasangan menyadarinya

Saat rasa ragu mulai muncul dalam sebuah hubungan, orang tidak langsung mengatakannya. Bisa jadi, mereka tidak ingin membuat pasangan khawatir dan percaya keduanya bisa melewati masa-masa susah tersebut. Bahkan, mereka kemungkinan mengira bisa menyembunyikan perasaan tersebut dengan mudah.

Tapi, ternyata, tanda-tanda tersembunyi dari merenggangnya hubungan suatu pasangan terlihat dalam cara mereka berkomunikasi.

Dalam riset terbaru kami, kami menunjukkan bahwa cara berbahasa orang-orang berubah secara perlahan dalam beberapa bulan dan minggu menjelang putusnya suatu pasangan – jauh sebelum pasangan tersebut memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.

Mempelajari pola putusnya berbagai pasangan dari Reddit

Putusnya suatu pasangan adalah suatu hal yang sulit untuk diteliti karena merenggangnya hubungan terjadi selama beberapa minggu, bulan – bahkan selama beberapa tahun. Untuk benar-benar memahami dinamika suatu perpisahan, idealnya para peneliti melacak kehidupan orang tersebut sebelum, saat, dan sesudah putus.

Dulu, ini sulit sekali dilakukan. Namun, penelitian tentang hubungan asmara jangka panjang mulai berubah seiring dengan munculnya platform media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Reddit.

Semakin banyak orang saat ini mengunggah dan menceritakan kehidupannya di media sosial, dan ini memudahkan peneliti melihat bagaimana orang-orang melalui berbagai gejolak dalam suatu hubungan seperti saat putus, sebelum maupun setelah itu terjadi.

Analisis dari bahasa sehari-hari ini bisa mengungkap informasi tentang perubahan emosi, gaya berpikir, dan hubungan mereka dengan orang lain.

Salah satu media sosial yang populer, yakni Reddit, memiliki jaringan forum diskusi daring yang mencerminkan cara kita bersosialisasi di kehidupan nyata.

Ada ratusan bahkan ribuan komunitas atau kamar – dikenal sebagai ‘subreddit’ – dengan berbagai topik bahasan dan minat, dari olahraga tenis dan politik, hingga hobi seperti bermain game dan merajut. Ini memudahkan pengguna dengan minat yang sama untuk berinteraksi, bercerita tentang apa yang mereka suka, dan bahkan saling bertanya atau meminta saran.

Kami sendiri mempelajari suatu kamar subreddit bernama ‘r/BreakUps/’, di mana penggunanya banyak membahas lika-liku bubarnya hubungan mereka dengan pasangan. Kami mengikuti suatu kelompok yang terdiri dari 6.803 orang yang telah mengunggah cerita tentang putusnya hubungan mereka, serta melacak konten dan unggahan mereka hingga setahun sebelum dan sesudah mereka putus.

Unggahan yang kami telusuri tidak hanya di subreddit ‘r/BreakUps/’ ini, tetapi juga berbagai bahasa yang mereka gunakan dalam berbagai unggahan di subreddit lain selama jangka waktu tersebut. Kami ingin melihat apakah ada tanda-tanda akan terjadinya perpisahan bahkan ketika mereka belum membicarakannya antara satu sama lain.

Setelah menganalisis lebih dari 1 juta konten, kami melihat beberapa tanda dalam bahasa yang mereka gunakan, yang mungkin bisa mendeteksi kemungkinan putusnya suatu hubungan hingga tiga bulan sebelum terjadi. Tidak hanya itu, kami juga mendeteksi perubahan perilaku berbahasa enam bulan setelah perpisahan.

Berbagai perubahan ini dapat kami lacak bahkan saat orang tersebut tidak membicarakan hubungannya sama sekali. Ini bisa muncul ketika pengguna tersebut sedang membahas olahraga, memasak, atau traveling.

Meskipun mereka tidak benar-benar tahu bahwa hubungannya akan berakhir, berbagai gejolak hubungan yang tengah terjadi sudah terlanjur mempengaruhi gaya komunikasi mereka dengan orang lain.

Saat dunia dan kata-kata dijungkir-balikkan

Jadi, bagaimana persisnya perubahan gaya berbahasa itu terjadi?

Satu poin penting dalam penelitian kami adalah bahwa orang cenderung lebih fokus pada diri mereka sendiri menjelang putusnya hubungan mereka. Ini akan terlihat dari banyaknya pemakaian kata seperti ‘aku’, ‘gue’, atau ‘saya’. Hal ini umum terjadi selama suatu periode kehidupan yang penuh dengan stres.

Riset lain juga mengatakan adanya kenaikan bahasa yang merujuk diri sendiri pada orang yang gelisah atau depresi.

Di saat yang sama, bahasa yang digunakan juga menunjukkan turunnya daya pikiran dan analisis – ini termasuk hal-hal seperti kemampuan berpikir kritis. Bahasa yang mereka gunakan juga menjadi lebih informal dan personal. Mereka jadi lebih jarang membahas hal-hal seperti konsep, ide, atau misalnya kebijakan, dan lebih banyak membahas orang lain.

Sekitar periode putusnya hubungan hubungan, orang juga cenderung banyak membahas tentang pasangannya, mungkin karena mereka belum sepenuhnya mampu memisahkan antara identitas mereka sebagai seorang individu, dengan identitas mereka sebagai sebuah pasangan.

Setelahnya – seiring mereka memproses perasaan patah hati – mereka mulai menggeser fokus mereka ke orang-orang yang telah mendukung mereka melalui masa yang sulit.

Proses berpikir orang juga mengalami perubahan drastis selama terjadinya perpisahan. Mereka mulai mencari tahu dan berusaha memahami kenapa hubungan mereka bisa berakhir. Ini sering terjadi pada orang yang mencoba melewati peristiwa hidup yang sulit, baik itu trauma ataupun duka.

Seiring berjalannya waktu, orang akan mulai menyusun suatu narasi tentang putusnya hubungan mereka, yang mendorong kembali aktifnya daya logika lain yang sempat memburuk saat mengalami perpisahan. Ketika ini terjadi, mereka menjadi siap untuk “move on” ke babak selanjutnya dalam hidup mereka.

Bagi kebanyakan orang di riset kami, butuh waktu sekitar enam bulan sebelum gaya bahasa mereka kembali normal. Tentu saja, rasa sedih adalah proses yang panjang dan sangat wajar untuk merasakan galau atau kepedihan hati dari waktu ke waktu, bahkan lama setelah putusnya suatu hubungan.

Karena analisis bahasa terbukti bisa mendeteksi tanda-tanda memudarnya suatu hubungan, maka ahli kesehatan – entah itu praktisi kesehatan mental, terapis, maupun psikolog – akan punya lebih banyak teknik untuk membantu pasien mereka.

Misalnya, beberapa orang menggunakan aplikasi digital untuk secara rutin menulis dalam jurnal atau membuat catatan harian. Aplikasi tersebut bisa dirancang untuk secara otomatis memberikan notifikasi pada pengguna apabila bahasa mereka terdeteksi mengandung tanda-tanda keresahan emosional tinggi, lalu menyarankan dan memberi rujukan ke ahli kesehatan.

Analisis seperti ini sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi dan memetakan perubahan lain dalam kehidupan seseorang, entah itu partisipasi mereka dalam gerakan protes atau tahapan awal timbulnya suatu penyakit. Analisis semacam ini akan terus-menerus menjadi lebih baik seiring kemajuan teknologi.


Wiliam Reynold menerjemahkan dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,500 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now