Menu Close

Mengapa perempuan Muslim mengenakan jilbab?

Kenapa perempuan berjilbab
Bagi banyak perempuan Muslim, jilbab adalah sebuah perlawanan. AP Photo/Robert F. Bukaty

Nazma Khan, yang berimigrasi ke Amerika Serikat dari Bangladesh pada usia 11 tahun, menghadapi rasa malu selama bertahun-tahun karena mengenakan jilbab di New York.

Maka, pada tahun 2013, ia mencetuskan Hari Hijab Sedunia - sebuah hari bagi perempuan Muslim dan non-Muslim untuk merasakan pengalaman mengenakan jilbab.

Dirayakan pada tanggal 1 Februari, hari ini merupakan ekspresi solidaritas dan dukungan untuk kebebasan beragama.

Sebagai seorang akademisi dari imigran Muslim, saya juga telah lama memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mengekspresikan diri mereka secara religius dalam memilih pakaian. Hijab bukan hanya tentang agama - perempuan mengenakannya untuk berbagai alasan yang dapat berubah, tergantung pada waktu dan konteks sosial.

Apakah penutup kepala merupakan sebuah kewajiban dalam Islam?

Tulisan-tulisan keagamaan Muslim tidak sepenuhnya jelas mengenai aturan tentang penutup kepala.

Berbagai ayat dalam Al-Quran, kitab suci umat Islam, dan Hadis, pernyataan yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad, merujuk pada penutup kepala oleh istri-istri nabi. Namun para ulama tidak setuju tentang apakah pernyataan-pernyataan ini hanya berlaku untuk istri-istri nabi atau untuk semua wanita Muslim.

Menurut beberapa orang, penutup kepala telah digunakan sebagai cara untuk mengekang hasrat seksual pria. Namun, menutup kepala dan tubuh mendahului Islam. Wanita Yahudi, Kristen dan Hindu juga telah menutupi kepala mereka di berbagai waktu dalam sejarah dan di berbagai belahan dunia.

Tentu saja, jilbab berkaitan dengan agama. Banyak perempuan yang menutup kepala mereka dengan jilbab membicarakannya sebagai cara untuk menunjukkan ketundukan mereka kepada Tuhan dan pengingat untuk berpegang teguh pada keyakinan Islam seperti bersikap jujur dan murah hati kepada mereka yang membutuhkan.

Pakai jilbab untuk menegaskan identitas

Namun, ada alasan lain untuk mengadopsi jilbab.

Penjajah Prancis dan Inggris mendorong perempuan Muslim untuk melepas penutup kepala dan meniru perempuan Eropa. Akibatnya, di negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah, jilbab menjadi simbol identitas nasional dan penentangan terhadap Barat selama masa kemerdekaan dan gerakan nasionalis.

Saat ini, beberapa wanita mengenakan jilbab untuk menunjukkan kebanggaan akan identitas etnis mereka. Hal ini terutama terjadi pada imigran di Eropa dan Amerika Serikat di mana telah terjadi peningkatan Islamofobia.

Dalam sebuah unggahan di Facebook untuk Hari Hijab Sedunia 2018 yang menjadi viral, seorang mahasiswi Columbia College di Amerika Serikat, Toqa Badran menulis,

“Saya memakai jilbab ini karena ketika saya masih kecil saya disosialisasikan untuk merasa malu, bahkan malu dengan agama dan budaya saya. Saya diberitahu bahwa menjadi seorang Muslim berarti menjadi seorang teroris dan menjadi Muslim secara lahiriah berarti mendukung kekerasan dan penindasan… Saya mengerti bahwa saya tidak akan diterima selama saya mengenakan simbol-simbol warisan saya dan memilih untuk, dengan cara yang modern, merangkul nenek moyang saya.”

Wanita Muslim Afrika-Amerika di Amerika Serikat terkadang mengenakan jilbab untuk menunjukkan afiliasi agama mereka. Mereka juga ingin menghilangkan anggapan bahwa semua orang Afrika-Amerika beragama Kristen, dan hanya orang yang berasal dari luar negeri yang bisa menjadi Muslim. Faktanya, 13% Muslim dewasa di AS adalah orang Amerika berkulit hitam yang lahir di negara tersebut.

Berbagai alasan untuk mengenakan jilbab

Ilhan Omar menggunakan jilbab
Anggota Kongres yang baru terpilih, Ilhan Omar, mengenakan jilbab. AP Photo/Carolyn Kaster)

Bagi banyak perempuan lain, jilbab telah menjadi alat perlawanan terhadap standar kecantikan feminin yang menuntut lebih banyak yang terbuka. Para pendukung pandangan ini berpendapat bahwa menanggalkan pakaian untuk kepentingan pandangan laki-laki tidak sama dengan pembebasan.

Menurut para peneliti, perempuan berhijab menyatakan bahwa para pemberi kerja harus berinteraksi dengan mereka berdasarkan kualifikasi mereka, bukan berdasarkan penampilan mereka, dan oleh karena itu, jilbab memberikan kesetaraan di tempat kerja. Namun, di negara-negara Barat, perempuan merasa bahwa mengenakan penutup kepala membuat mereka lebih sulit untuk diterima bekerja.

Akhirnya, bagi sebagian perempuan, jilbab adalah sebuah kenyamanan. Jilbab dapat mengurangi komentar dari orang lain tentang perempuan yang berada di tempat umum dan mengurangi insiden pelecehan di jalan dan di tempat kerja.

Terlepas dari berbagai alasan yang rumit di balik penggunaan jilbab, ada beberapa orang yang secara rutin menyatakan bahwa perempuan yang mengenakan jilbab pasti tertindas.

Contoh-contoh perempuan berhijab di pemerintahan, seperti anggota Kongres yang baru terpilih, Ilhan Omar, atau atlet seperti atlet anggar Olimpiade, Ibtihaj Muhammad, dapat membantu menghilangkan stereotip ini.


Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,500 academics and researchers from 4,943 institutions.

Register now