Menu Close
pexels pixabay.

Pelajaran dari tragedi Kanjuruhan : Saatnya membuat pertandingan sepakbola menjadi aman dan nyaman

Pelajaran dari tragedi Kanjuruhan : Saatnya membuat pertandingan sepakbola menjadi aman dan nyaman

1 Oktober 2022 menjadi salah satu hari paling kelam dalam sejarah sepak bola, khususnya di Indonesia. Pertandingan antara Arema melawan Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan, Malang, diakhiri dengan tragedi mengerikan yang membuat setidaknya 132 orang meninggal dunia.


Read more: Pakar jabarkan 3 penyebab Tragedi Kanjuruhan: kekerasan polisi, komunikasi buruk, dan pengaturan stadion yang tidak memadai


Pihak kepolisian telah menetapkan enam orang tersangka dalam tragedi ini. Kesalahan para tersangka dititikberatkan pada penggunaan gas air mata dan kelalaian panitia pelaksana pertandingan dalam menjamin keamanan dan keselamatan di stadion.

Apa saja yang perlu dievaluasi dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Indonesia? Bagaimana cara membuat stadion sepak bola menjadi tempat yang lebih aman dan nyaman bagi para pecinta olahraga ini untuk menikmati pertandingan?

Dalam episode SuarAkademia kali ini, kami berbincang dengan Fajar Junaedi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Menurut Fajar, mitigasi dan crowd control (manajemen kerumunan) menjadi hal penting yang perlu disorot dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola. Panitia pelaksana pertandingan dan operator liga perlu memperhatikan lebih serius bagaimana cara menghadapi situasi pertandingan apabila ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi dan mempersiapkan infrastruktur yang lebih layak.

Fajar juga menekankan pentingnya menghentikan normalisasi hal yang salah, seperti nyanyian provokatif dari para pendukung dan pitch invasion (masuknya penonton ke dalam lapangan).


Read more: Tragedi Kanjuruhan: Pakar sebut pentingnya membenahi manajemen keselamatan kerja dan mengenal karakter penggemar sepak bola


Simak episode selengkapnya di SuarAkademia - ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,500 academics and researchers from 4,943 institutions.

Register now