Menu Close

Seberapa besar potensi bioenergi di Indonesia?

CC BY55.7 MB (download)

Energi merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan sehari-hari. Ketergantungan ini menimbulkan kekhawatiran sebab sumber energi yang dipakai mayoritas warga dunia adalah energi fosil yang jumlahnya terbatas dan mengotori Bumi.

Hal ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif sumber energi lain, seperti bioenergi. Riset tentang bioenergi telah lama dilakukan dan kini menjadi salah satu fokus pengembangan energi terbarukan, termasuk di Indonesia.

Langkah untuk memproduksi bioenergi secara masif juga sudah digalakkan sejak beberapa waktu lalu. Yang terakhir, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyebut etanol dari sawit, singkong, hingga tebu bisa menjadi bahan baku untuk menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) konvensional untuk menjadikan Indonesia swasembada energi.

Lantas, seberapa luas potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam mengembangkan bioenergi sebagai alternatif sumber energi terbarukan?

Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami membahas potensi pengembangan bioenergi Indonesia dengan Eka Triwahyuni, peneliti pusat riset kimia dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Eka mengatakan Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi yang sangat besar dalam memproduksi bioenergi untuk memenuhi kebutuhan energi di negara ini. Banyaknya hasil pertanian memungkinkan negara kita memiliki bahan utama memproduksi bioetanol sebagai salah satu varian bioenergi yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak bumi.

Bahan baku bioetanol seperti gula, singkong, jagung, kayu lunak, dan limbah biomassa tersedia sangat melimpah sehingga memungkinkan Indonesia bisa menggenjot produksi bioenergi.

Tidak hanya bioetanol, Eka juga mengatakan Indonesia memiliki sumber berlebih untuk memproduksi energi biomassa untuk membangkitkan listrik, salah satunya diperoleh dari cangkang kelapa sawit. Ada juga biodiesel yang bisa digunakan untuk menggantikan solar, dan biogas untuk sumber pembakaran pengganti gas bumi ataupun briket.

Eka menambahkan, untuk mendorong masifnya produksi bioenergi, pemerintah perlu membuat aturan yang mendorong produksi dan penggunaan bioenergi dalam beberapa aktifitas masyarakat. Pengawasan dan pemberian insentif yang cukup juga sangat diperlukan agar proses transisi energi dan penggunaan bioenergi ini bisa menjadi semakin lebih luas.

Simak obrolan lengkapnya hanya di SuarAkademia–ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now