Menu Close

Sekolah alam: bagaimana belajar di alam bebas membantu perkembangan anak

Shutterstock

Meski banyak penelitian menyebutkan agar anak-anak dapat menghabiskan waktu bermain di luar ketimbang berada di dalam ruangan, para orang tua masih khawatir membiarkan mereka melakukan aktivitas yang dianggap terlalu berisiko seperti memanjat pohon atau menjelajah alam.

Padahal, salah satu penelitian menunjukkan bahwa permainan di luar ruangan bermanfaat untuk mengembangkan ketahanan emosional pada anak.

Sekolah-sekolah baru mulai memahami pentingnya waktu bermain di luar ruangan bagi anak-anak pada satu setengah dekade terakhir. Mereka pun mulai merancang program-program yang memasukkan sesi pembelajaran di luar kelas.

Salah satu program yang semakin meningkat popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir adalah sekolah alam.

Apa itu sekolah alam?

Sekolah alam adalah inisiatif pembelajaran di luar ruangan sebagai alat untuk pembelajaran dan pengembangan.

Gerakan sekolah alam di Inggris dimulai sejak awal tahun 1990-an ketika para pendidik di Bridgewater College di Somerset, Inggris melakukan perjalanan ke Denmark.

Mereka mempelajari bagaimana orang-orang Skandinavia yang sangat menghargai ruang terbuka hijau memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam sistem pendidikan mereka. Setelah kembali dari Denmark, para pendidik tersebut mulai mengembangkan konsep sekolah alam pertama dan menerapkannya kepada tempat penitipan anak. Lalu, mereka mulai memasukkan kualifikasi penilaian B-Tech (setara dengan fisika, matematika dan bahasa inggris) ke dalam sistem sekolah alam.

Para pendidik Bridgewater tersebut berkontribusi dalam mengembangkan pelatihan yang terstruktur bagi para praktisi sekolah alam. Kini, Asosiasi Sekolah Alam, badan profesional untuk praktisi sekolah alam di Inggris, telah memiliki lebih dari 1.500 anggota.

Melalui sekolah alam, anak-anak diberi kesempatan untuk menjelajah alam terbuka. Mereka akan belajar cara menghadapi risiko dan tantangan di alam terbuka dengan gaya mereka sendiri. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa sekolah alam memberikan stimulasi permainan imajinatif saat bermain di alam terbuka.

Untuk penelitian kami, kami mewawancarai lebih dari 30 anak-anak berusia antara empat dan sembilan tahun untuk mencari tahu pengaruh sekolah alam dalam proses pembelajaran mereka. Hasilnya, anak-anak yang bersekolah di sekolah alam merasa lebih mandiri. Mereka memiliki rasa tanggung jawab pribadi, sosial dan lingkungan yang lebih besar.

Mereka juga mengatakan bahwa mereka dapat menerapkan ketrampilan yang didapat saat sekolah alam dan mengembangkannya sebagai kemampuan non-akademis.

Sekolah alam mendorong anak-anak untuk berpikir kreatif–untuk keluar dari zona nyaman dan mengambil risiko–, dan bekerja sama dengan teman-teman mereka. Mereka juga merasa lebih aktif secara fisik selama berada di sekolah alam karena belajar bergerak dengan aman di area yang sulit ditebak dan menantang.

Bergerak itu penting

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa anak kecil perlu diberikan kesempatan bermain untuk tumbuh sehat. Sayangnya, manfaat dari sekolah alam masih sering salah kaprah.

Orang awam masih menganggap sekolah alam sebagai bagian terpisah dari pendidikan formal. Di Inggris, memang ada beberapa sekolah alam yang memang beroperasi penuh waktu, seperti Wildawood Forest School di Cambridgeshire. Namun, sebagian besar terintegrasikan ke dalam sekolah-sekolah biasa, murid-murid meninggalkan ruang kelas untuk belajar di sekolah alam selama setengah atau sehari penuh sekali atau dua kali seminggu.

Kami berbicara dengan anak-anak, kepala sekolah, dan pimpinan sekolah alam di dua sekolah dasar dan menemukan bahwa pendidikan formal dan informal dapat melengkapi satu sama lain.

Mereka mengakui bahwa sistem sekolah dapat meredam rasa ingin tahu anak-anak tentang dunia. Lebih lanjut, anak-anak menyadari bahwa belajar di kelas lebih banyak diarahkan oleh guru dan berfokus kepada lulus ujian.

Sementara, para kepala sekolah mengakui tekanan yang diberikan kepada anak sejak usia dini dan adanya kebutuhan untuk mengukur perkembangan murid berdasarkan target yang ditetapkan.

Sekolah alam memberikan kesempatan, baik bagi guru dan murid, untuk keluar dari proses belajar yang monoton di ruangan kelas. Sebagai gantinya, mereka terlibat aktif dalam pembelajaran yang mandiri.

Hal ini akan mengembangkan keterampilan non-akademis dari para murid, seperti negosiasi, ketahanan mental, dan kemandirian. Dengan memadukan kedua metode pembelajaran, anak-anak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan dan mempersiapkan mereka untuk masa depan, sekaligus menumbuhkan rasa cinta kepada alam bebas sejak usia dini.

Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahas Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,500 academics and researchers from 4,943 institutions.

Register now