Menu Close

Silicon Valley Bank bangkrut: apakah mungkin memicu krisis ekonomi yang lebih besar?

Silicon Valley Bank bangkrut: apakah mungkin memicu krisis ekonomi yang lebih besar?

Silicon Valley Bank (SVB) dinyatakan kolaps dan ditutup oleh Federal Deposit Insurance Corporation (selaku badan regulator) pada 3 Maret 2023 kemarin. Bank terbesar urutan ke-16 di Amerika Serikat (AS) ini resmi bangkrut hanya 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana untuk menambah modal. Bangkrutnya SVB ini adalah kebangkrutan terbesar bank di Amerika Serikat sejak krisis keuangan pada 2008.

Kasus ini membuat pemerintah federal AS ikut andil turun tangan dengan menjamin simpanan pelanggan. Bank sentral AS, The Fed, mengatakan bahwa mereka akan menjamin semua simpanan nasabah SVB. Langkah ini bertujuan untuk mencegah lebih banyak penarikan uang di bank lain dan membantu perusahaan teknologi untuk terus membayar staf serta mendanai operasi mereka.

Apa yang menyebabkan Silicon Valley Bank ini bangkrut dalam waktu yang cepat? apakah bangkrutnya SVB ini bisa menyebabkan krisis finansial seperti pada tahun 2008?

Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berbincang dengan Teuku Riefky, peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Menurut Riefky, bangkrutnya SVB terjadi karena adanya bank runs, yaitu ketika banyak nasabah secara bersamaan menarik uang mereka besar-besaran karena mereka tidak percaya bahwa bank tersebut mampu membayar dananya dalam jumlah penuh dan tepat waktu.

Berbicara mengenai kemungkinan krisis finansial yang dipicu oleh bangkrutnya Silicon Valley Bank, Riefky berpendapat bahwa kemungkinannya saat ini sangat kecil dan masih harus dipantau bagaimana kedepannya. Riefky mengatakan situasi SVB yang terkonsentrasi di start-up dan depositornya cenderung tak beragam, membuat kemungkinan dampak bangkrutnya mereka menjadi kecil terhadap sektor sektor lain.

Simak obrolan lengkapnya hanya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,500 academics and researchers from 4,943 institutions.

Register now