Menu Close
Seorang wanita sedang melihat screen komputer.

Sisi gelap kecerdasan buatan, dari bias moral hingga keamanan data pribadi

Inovasi sistem komputer kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini telah membawa banyak manfaat bagi manusia. Namun, seperti teknologi lainnya, ada juga beberapa hal yang harus kita waspadai ketika inovasi ini mulai banyak digunakan.

Kekhawatiran bahwa sistem AI dapat digunakan untuk tujuan yang jahat terus muncul. Teknologi AI bisa saja disalahgunakan untuk mengancam keamanan modal. Mulai dari kemungkinan untuk mengendalikan robot dan membuat mereka melakukan serangan teroris, atau menciptakan senjata otomatis yang dapat membunuh tanpa intervensi manusia, hingga meretas sistem keamanan mulai sering dibahas para ilmuwan.

Selain itu, karena teknologi AI dibuat dan dikembangkan oleh manusia, maka tidak dapat dihindari bahwa ada bias moral yang bisa mendatangkan masalah diskriminasi gender, ras, atau latar belakang sosial dan ekonomi.

Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa teknologi AI dapat digunakan dengan aman dan etis untuk mencapai tujuan yang positif bagi manusia? bagaimana masyarakat dan pemerintah harus merespon dan mempertimbangkan etika dalam pengembangan kecerdasan buatan?

Untuk mengulas kelemahan-kelemahan dari perkembangan sistem AI, kami berbincang dengan Dosen Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Lukas, yang merupakan sekaligus Ketua Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS) atau Masyarakat Kecerdasan Artifisial Indonesia.

Simak video lengkapnya disini:

Tonton video-video seputar sains menarik lainnya hanya di channel YouTube dan TikTok The Conversation Indonesia, jangan lupa ikuti dan berlangganan sekarang juga!

Klik link dibawah ini:

YouTube The Conversation Indonesia

TikTok The Conversation Indonesia

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now