Menu Close
Bulan Purnama. Dave Doe/Flickr, CC BY-SA

Supermoon, 5 mitos Bulan dan cara menyanggah kesalahpahaman

Supermoon pertama tahun ini menghiasi langit pada Sabtu malam, 9 Februari lalu. Supermoon biasanya didefinisikan sebagai bulan purnama terbesar yang paling mungkin terlihat. Ini merupakan definisi tidak mendalam dan secara kasar berarti ia terjadi ketika bulan purnama terjadi dengan jarak 10% dari jarak terdekatnya dengan Bumi.

Tapi pada kenyataannya, bulan purnama tidak pernah menjadi besar sama sekali. Sebenarnya ada banyak kesalahpahaman tentang Bulan dan bagaimana ia muncul di langit. Berikut adalah lima contoh hal tersebut dan bagaimana kita dapat membantah kesalahpahaman tersebut.

Supermoon sangat besar

Dari sudut pandang pengamat, layaknya kita di bumi, supermoon kira-kira hanya 14% lebih besar dibandingkan ukuran Bulan jika terlihat pada saat terkecilnya. Ini berarti, jika Anda melihat bulan normal dan supermoon berdampingan, Anda akan dapat mengenali perbedaannya.

Perbandingan ukuran Bulan selama beberapa hari berturut-turut dan bulan penuh. Sesuaikan ukuran gambar di layar Anda sehingga jari kelingking di sebelah kanan adalah ukuran jari kelingking Anda. Kemudian pegang gambar sepanjang lengan untuk mencapai ukuran Bulan seperti yang Anda lihat di langit. Daniel Brown

Namun mata kita tidak mampu mengukur ukuran nyata objek di langit dengan tingkat presisi tinggi tanpa membandingkannya dengan sesuatu. Hal inilah yang menjadi letak kesalahpahaman. Bulan tidak tiba-tiba tumbuh membesar, tapi secara perlahan muncul sedikit lebih besar dan kemudian kembali terlihat mengecil seiring pergerakan Bulan. Agar dapat sepenuhnya membandingkan seberapa besar supermoon, Anda perlu membandingkannya dengan bulan purnama beberapa bulan yang lalu. Meski begitu, perbedaan tidak akan terlalu tampak.

Ada sisi gelap di Bulan

Salah satu yang menjadi kesalahpahaman klasik adalah Bulan memiliki sisi gelap yang tidak pernah terkena cahaya dari Matahari. Ini muncul karena kita seringkali percaya Bulan tidak berotasi pada sumbunya dan membuat kita seakan selalu melihat sisi yang sama dari Bulan.

Tapi itu tidak benar. Kita melihat sisi yang sama karena Bulan berotasi pada sumbunya selagi ia juga bergerak mengelilingi Bumi. Anda dapat mencobanya sendiri dengan eksperimen sederhana di rumah, yakni dengan berjalan perlahan mengelilingi sebuah kursi sehingga Anda selalu melihat langsung ke arahnya.

Perhatikan bagaimana Anda dapat melihat kursi di depan jendela rumah Anda dan kemudian di depan meja Anda, tergantung di mana Anda berada. Jika Anda berhenti di suatu tempat, Anda hanya dapat melihat satu latar belakang. Untuk dapat melihat semua bagian lain dari ruangan, Anda perlu berbalik badan atau berputar.

Bulan melakukan hal yang sama, ia bergerak mengelilingi Bumi dan berotasi pada sumbunya. Jika Bulan berputar dan setengah bagian Bulan yang menghadap Matahari tersinari, maka dengan pasti setiap sisi Mulan akan terkena sinar Matahari lebih dari sebulan lamanya.

Bayangan bumi menyebabkan fase-fase bulan

Selama sebulan, Bulan memperlihatkan fase-fase yang berbeda. Terkadang hal ini salah dijelaskan sebagai bayangan Bumi yang menutupi bagian-bagian Bulan. Tapi ini lebih merupakan masalah bagaimana kita memandang Bulan. Mengingat lokasi Bumi, kita melihat berbagai sisi Bulan yang kurang atau lebih karena diterangi sinar Matahari.

Untuk membantu memahami, Anda dapat meletakkan bola di dinding untuk merepresentasikan Bulan dan berjalan di sekitarnya. Ketika Matahari berada di belakang dari posisi Anda, semua sisi bola yang terlihat menyala. Saat Anda bergerak hingga Matahari sekarang ada di sisi kanan Anda, maka Anda hanya melihat setengah bagian bola yang menyala layaknya fase setengah bulan. Ketika bola dan matahari berada pada arah yang sama dari Anda, Anda akan melihat tidak ada sisi bola yang menyala.

Ilustrasi tiga fase bulan. Sebagai panduan, mungkin ada benda-benda yang dapat menyebabkan bayangan menjelaskan bentuk fase yang diamati. Daniel Brown

Anda juga dapat membuktikan bahwa bayangan Bumi tidak menjadi penyebab dari fase-fase Bulan dengan memikirkan bentuk Bumi, tentunya yang selalu berupa bola. Tapi perhatikan, sebagai contoh, perbedaan bentuk antara bulan sabit dan bulan cembung. Jika bayangan Bumi yang menyebabkan bentuk fase ini, maka Bumi harus memiliki bentuk seperti pisang.

Fase-fase gerhana bulan. Perhatikan bagaimana lengkungan bayangan selalu cocok dengan bayangan bulat Bumi. Daniel Brown

Kendati demikian, terdapat satu buah pengecualian. Selama gerhana bulan terjadi, berlangsung hanya saat bulan purnama, Bulan benar-benar bergerak ke dalam bayangan Bumi.

Bulan terlihat bergerak berbeda pada belahan bumi selatan

Bentuk bulan sabit mengungkapkan apakah Bulan sedang dalam fase makin terang menuju bulan purnama atau sedang meredup menuju bulan baru. Jika Anda berada di belahan utara bumi, Anda dapat mengingat bentuknya dengan mnemonic atau susunan huruf “DOC”. Ketika Bulan terlihat seperti huruf D, dengan kurva di sebelah kanan, ini berarti Bulan sedang dalam tahap berkembang atau biasa disebut waxing moon. Ketika ia terlihat seperti huruf O maka ia dalam fase bulan purnama. Dan ketika ia terlihat seperti huruf C, dengan kurva di sebelah kiri, maka ia meredup dan disebut waning moon.

Namun, urutan ini harus dibalik menjadi “COD” jika Anda berada di belahan bumi selatan. Menjelaskan perbedaan ini dapat menyebabkan beberapa kebingungan, terutama karena Bulan tampaknya bergerak dari kanan ke kiri di belahan bumi utara.

Penjelasannya sederhana dan membuktikan bahwa Bumi itu bulat. Saat Anda bergerak dari belahan bumi utara ke selatan (atau sebaliknya), sudut pandang Anda terhadap Bulan akan terbalik atau, dalam sudut pandang Anda, Bulan dan bintang-bintang tampaknya terbalik. Anda dapat melakukan ini sendiri dengan membungkuk dan melihat Bulan dan langit yang terbalik melalui kaki Anda.

Ini adalah tiga pandangan berbeda dari pertemuan dekat Venus dan bulan sabit muda baru-baru ini pada 28 Januari 2020. Perhatikan bahwa bulan sabit tipis lilin yang sama (diperbesar) tapi orientasinya diubah dengan baik ditandai oleh Venus. Daniel Brown

Karena kita melihat Bulan terbalik ketika kita berpindah ke belahan bumi lainnya, fase pada bulan tentu akan terbalik, namun Bulan tetap akan terbit pada sisi timur langit dan terbenam pada sisi barat langit. Ini berarti lintasan pergerakan bulan memang memperlihatkan bulan seakan bergerak dari kanan ke kiri.

Bentuk sabit bulan tidak selalu menghadap Matahari

Lengkungan sabit bulan dikatakan selalu menunjuk ke arah lokasi Matahari. Tapi kita tidak selalu melihatnya seperti itu karena adanya ilusi kemiringan bulan.

Bulan setengah (diperbesar) di Nottingham, pada April 2020. Di sebelah kanan pengamat bersandar ke belakang untuk memastikan mereka langsung menghadapi Bulan dengan Matahari di sebelah kanan mereka. Daniel Brown

Kita berasumsi bahwa sebuah garis yang menghubungkan dua titik, dalam hal ini adalah Bulan dan Matahari yang menyinarinya, harusnya berupa garis lurus. Tapi karena kita melihat titik-titik ini dari lokasi tetap pada planet bulat, garis tersebut haruslah melengkung.

Dengan mengubah posisi, kita dapat melihat proyeksi yang lebih baik dari kedua titik tersebut dan memberikan pandangan yang lebih realistis. Anda dapat melakukan ini sesederhana dengan bersandar ke belakang sambil melihat langsung ke Bulan hingga Matahari tepat berada di kanan atau kiri Anda.

Rizki Nur Fitriansyah menerjemahka artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now