Menu Close

Apa yang membuat mahasiswa merasa diterima dan menjadi bagian dari universitas?

A student looks over his shoulder, carrying a laptop.
Shutterstock

Rasa memiliki, atau sense of belonging adalah perasaan diterima, disertakan, dan dihargai.

Penelitian menunjukkan jika mahasiswa merasa diterima di universitas mereka, hal itu memainkan peran penting dalam kesejahteraan, harga diri, dan motivasi mereka secara keseluruhan untuk belajar.

Seperti yang diungkap dalam laporan sementara dari Australian Universities Accord, sebuah nota kesepakatan universitas di Australia yang dibuat untuk mendorong reformasi langgeng dan transformatif dalam sistem pendidikan tinggi Australia, universitas memiliki “kewajiban kepada mahasiswa untuk mengembangkan rasa memiliki”.

Rancangan laporan itu juga mencatat “terlalu sedikit” warga Australia yang menyelesaikan gelar universitas, dengan penyelesaian gelar sarjana pertama “paling rendah sejak 2014”.

Selain memastikan kampus menjadi tempat yang aman dan inklusif untuk belajar, penelitian baru kami melihat faktor apa saja yang dapat memprediksi rasa memiliki mahasiswa.

Bagaimana tren rasa memiliki mahasiswa terhadap universitas?

Survei Pengalaman Mahasiswa tahunan melacak rasa memiliki mahasiswa Australia terhadap institusi mereka.

Pada tahun 2022, hanya 46,5% mahasiswa S1 di Australia yang mengatakan bahwa mereka mempunyai rasa memiliki di universitas. Meskipun ini sedikit lebih tinggi dari tahun 2021 (42,1%), tapi tetap jauh lebih rendah dibandingkan sebagian besar pengalaman mahasiswa lainnya. Misalnya, mahasiswa Australia menilai keseluruhan pengalaman universitas mereka sebesar 75,9%.

Pandemi dan perpindahan ke lebih banyak pengajaran daring tentu saja berdampak pada rasa memiliki. Meskipun masalah ini telah terjadi sebelum tahun 2020 dan tidak unik untuk Australia, tren ini penting untuk direspons.

Mengapa? Karena merasa menjadi bagian dari universitas dapat membantu mahasiswa mengatasi tantangan dan kesulitan serta mencegah mereka tidak menyelesaikan kuliah.

Studi kami

Riset kami menggunakan data dari Survei Pengalaman Mahasiswa di Australia antara tahun 2013 dan 2019. Kami mengamati lebih dari 1,1 juta mahasiswa sarjana dan pascasarjana selama periode tersebut.

Menggunakan machine learning – suatu bentuk kecerdasan buatan yang menggunakan data dan algoritma untuk meningkatkan kualitasnya secara progresif (sama seperti kemampuan Netflix untuk merekomendasikan film berdasarkan pengalaman menonton sebelumnya) - kami menanyakan apa yang sebenarnya menentukan rasa memiliki mahasiswa?

Hasil analisis beberapa variabel dari survei pengalaman mahasiswa Australia menunjukkan beberapa penyebab dan hubungan.

Mahasiswa ingin bantuan menyesuaikan diri

Mahasiswa ingin tahu bahwa mereka ‘diterima’ di universitas sejak awal. Penelitian kami menemukan bahwa dukungan untuk menetap adalah faktor penting yang perlu dimiliki.

Dukungan ini bisa berarti induksi, orientasi, dan peluang terstruktur untuk bertemu orang. Ini bisa juga terlihat dalam program pendampingan sebaya dan untuk siswa internasional, mobilisasi bantuan dari organisasi komunitas etnis dan agama.

Penting juga bagi universitas untuk memiliki tempat bagi mahasiswa untuk berinteraksi di kampus, sebagaimana juga klub dan acara-acara khusus. Selain itu, staf pengajar universitas dapat melakukan pelatihan tentang cara memfasilitasi hubungan sosial antarmahasiswa.

Studi kami menemukan bahwa kemudahan dan bantuan dari pendaftaran dan sistem administrasi tidak sepenting hubungan antarmanusia itu sendiri.


Read more: The Job-ready Graduates scheme for uni fees is on the chopping block – but what will replace it?


Mahasiswa membutuhkan koneksi yang bermakna

Penelitian kami juga menunjukkan bahwa mahasiswa ingin berinteraksi dengan teman sebayanya, terutama interaksi di luar kelas. Ini mungkin karena peluang koneksi mahasiswa di dalam kelas buruk, atau mereka menganggap bersosialisasi di kampus lebih mudah tanpa tekanan akademis.

Studi tersebut menemukan bahwa penting bagi semua mahasiswa - domestik atau internasional - untuk berinteraksi dengan mahasiswa lokal karena mereka sudah mengetahui tempat-tempat penting, peristiwa dan sub-budaya suatu daerah. Interaksi ini mungkin sesederhana berbagi informasi di mana mendapatkan kopi terbaik atau takeaway termurah, tetapi membantu mahasiswa merasa menjadi bagian dari komunitas.

Kerja kelompok dan kebersamaan

Meskipun mahasiswa ingin berinteraksi di luar kelas, kami menemukan bahwa beberapa interaksi di kelas tetap penting. Penelitian kami menunjukkan bahwa kerja sama di kelas membantu mahasiswa merasa menjadi bagian tim dan memberikan kesempatan berinteraksi dengan teman sebayanya.

Namun, keterampilan lain seperti pemecahan masalah, pemikiran kritis, pengetahuan mata pelajaran, dan kesiapan kerja tidak terlalu penting dalam hal rasa memiliki mahasiswa.

Empat siswa bekerja di meja dengan buku dan laptop.
Mempelajari keterampilan kerja tim bedampak positif pada rasa kepemilikan siswa. Shutterstock

Demografis tidak terlalu berpengaruh

Menurut penelitian, identitas pribadi mahasiswa adalah prasyarat penting dari rasa memiliki. Artinya, kita mungkin lebih mudah menjadi bagian dari mereka yang memiliki karakteristik yang sama dengan kita.

Dalam penelitian kami, kami menemukan bahwa usia, jenis kelamin dan jenis pendaftaran mahasiswa kurang signifikan dalam pembentukan rasa memiliki. Yang lebih penting adalah ketika mahasiswa dapat berinteraksi dengan mahasiswa lain, terlepas apapun demografisnya.


Read more: Uncapping uni places for Indigenous students is a step in the right direction, but we must do much more


Mengapa temuan ini penting

Sementara pengembangan keterampilan dan keahlian mata pelajaran sangat penting untuk hasil akademik, penelitian kami menunjukkan bahwa dalam hal rasa memiliki, mahasiswa membutuhkan kesempatan nyata untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan universitas dan berteman.

Dalam laporan sementaranya, Australian Universities Accord tidak melihat proses permulaan atau orientasi bagi mahasiswa.

Untuk laporan akhirnya di bulan Desember nanti, kesempatan untuk meningkatkan rasa memiliki – dan dengan demikian retensi – dengan berfokus pada bagaimana kampus dapat mengikutsertakan dan melibatkan mahasiswa sejak awal studi tidak boleh dilewatkan.

Jika Australian Universities Accord melakukannya, penelitian kami menunjukkan bahwa hal ini akan memiliki manfaat jangka panjang.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now