Menu Close

Bagaimana cara mencegah diabetes pada anak sejak dalam kandungan

Kita perlu mencegah kadar gula tinggi sejak ibu baru dinyatakan hamil. Pexels/ Shvets Production

Kasus diabetes anak di Indonesia terus meningkat dan telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan pada Januari 2023 jumlah kasus diabetes anak naik tujuh puluh kali lipat dibandingkan tahun 2010.

Telah banyak riset yang menyerukan pembatasan jumlah asupan gula per hari pada anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah lama menggaungkan pentingnya aktivitas fisik pada anak dan mewaspadai adanya kandungan gula tersembunyi pada makanan dan minuman berpemanis.

Namun, eskalasi jumlah kasus itu belum mendorong pendekatan pencegahan diabetes anak yang lebih baru, yakni upaya preventif sejak masa kehamilan ibu. Kementerian Kesehatan dan profesional kesehatan masyarakat perlu segera mempertimbangkan pencegahan diatebes pada anak sejak dalam kandungan.

Dampak gula darah tinggi saat hamil

Sebuah penelitian pada 2019 menyatakan ibu hamil dengan gula darah tinggi memiliki risiko kesehatan pada diri dan bayinya.

The International Association of Diabetes and Pregnancy Study Groups (IADPSG) membuat batasan bahwa gula darah ibu hamil masuk kategori tinggi saat gula puasanya 92mg/dl, atau satu jam setelah diberi cairan glukosa dalam tes toleransi glukosa oral (TTGO) mencapai 180mg/dl, atau dua jam setelah TTGO angkanya 153mg/dl.

Dampak tinggi gula darah bisa terjadi dalam jangka pendek maupun panjang. Dampak jangka pendek pada ibu di antaranya adalah mempersulit proses persalinan akibat bayi besar serta meningkatnya risiko terjadinya persalinan caesar dan preeklampsia.

Sedangkan efek negatif jangka panjangnya adalah ibu berisiko tujuh kali lipat untuk terkena diabetes tipe 2 pada masa mendatang.

Pada bayi, dampak jangka pendek yang terjadi bisa berupa stillbirth (lahir mati), lahir prematur, ataupun hipoglikemi (gula darah rendah) saat lahir.

Selain itu, dampak jangka panjangnya adalah bayi yang lahir akan lebih mudah mengalami obesitas pada usia anak, dan lebih berisiko mengalami diabetes.

Oleh karena itu, mengelola gula darah ibu pada masa kehamilan adalah satu hal kecil tetapi berdampak besar bagi masa depan anak. Bila gula darah ibu hamil yang tinggi bisa dikelola dengan baik, maka dengan sendirinya risiko anak terkena diabetes pun dapat diminimalkan.

Pada masa hamil, tubuh ibu menggunakan insulin secara kurang efektif (resistensi insulin) yang menyebabkan naiknya gula darah. Keadaan ini disebut diabetes gestasional.

Biasanya masyarakat menganggap ini adalah perubahan biasa yang akan hilang saat bayi lahir, atau lazimnya disebut ‘bawaan bayi’. Padahal, kondisi ini sebagian ada yang hilang setelah persalinan, tetapi juga ada yang menetap.

Menurut riset pada 2015, kondisi ibu hamil dengan gula darah tinggi bisa ditangani dengan beberapa cara.

Pertama, modifikasi gaya hidup yang bisa dilakukan meliputi perubahan pola makan, pengaturan berat badan selama hamil dan aktivitas fisik.

Seorang ibu hamil dengan gula darah tinggi perlu mendapatkan informasi dan pengetahuan seputar pengaturan makanan mereka.

Sebaiknya tenaga kesehatan tidak hanya memberi saran umum untuk sekadar mengurangi nasi dan gula, seperti yang selama ini sering kita dengar. Namun perlu informasi spesifik yang menjelaskan jenis dan jumlah makanan yang sebaiknya ibu hamil konsumsi.

Kedua, pilihan makanan yang tepat akan menentukan keberhasilan diet sehat ibu. Makanan bergizi seperti sayuran, biji-bijian dan protein sangat penting bagi ibu. Makanan yang mengandung tinggi gula dan karbohidrat sederhana sebaiknya dihindari.

Konsumsi buah perlu menjadi perhatian karena beberapa buah mengandung gula alami yang tinggi.

Hal-hal tersebut di atas membantu ibu mengelola berat badannya selama hamil. Perubahan pola makan ini adalah hal yang gampang-gampang susah. Pola makan seseorang adalah kebiasaan yang telah terbentuk dalam kurun waktu lama yang biasanya sulit untuk dimodifikasi.

Oleh sebab itu, ibu hamil perlu mendapat dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan untuk mengubah pola makan.

Manfaat olahraga rutin dan obat

Selain perubahan pola makan, ibu hamil dengan gula darah tinggi perlu melakukan aktivitas fisik secara rutin. Olahraga ringan seperti jalan pagi dapat membantu mencegah terjadinya lonjakan gula darah.

Sayangnya, masih jarang kita lihat ibu hamil yang melakukan aktivitas fisik. Kehamilan seringkali dipandang sebagai masa rentan, karena ibu hamil dianggap dalam kondisi ‘lemah’. Sehingga, ibu hamil disarankan untuk istirahat dan tidak melakukan hal-hal yang berbau ‘fisik’ demi keselamatan ibu dan bayi.

Padahal, di atas kertas, lebih dari 50% ibu hamil dengan diabetes gestasional dapat dikelola dengan modifikasi gaya hidup.

Bila cara-cara di atas ternyata tidak berhasil menurunkan kadar gula darah ibu ke level yang diinginkan, maka jalan lain yang bisa diambil adalah menggunakan obat-obatan.

Sebuah penelitian melaporkan bahwa obat oral penurun gula terbukti aman bagi ibu hamil. Meski demikian, hal ini masih menjadi perdebatan.

Pilihan lain yang dapat diambil adalah dengan terapi insulin. Cara ini dipercaya aman dan efektif untuk pengelolaan gula darah selama kehamilan.

Jika kondisi gula darah tinggi pada kehamilan ditangani dengan baik, ibu dan bayi dapat memperoleh manfaat kesehatan. Ibu dapat terhindar dari berbagai komplikasi kehamilan, dan menurunkan risiko mengalami diabetes di masa depan.

Sedangkan bagi bayi, pengelolaan gula darah ibunya dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kegemukan dan diabetes pada masa kanak-kanak. Langkah ini adalah tawaran ‘investasi’ untuk kesehatan ibu dan anak Indonesia.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now