Menu Close
Seekor hiu putih tertangkap kamera sedang berenang di dekat sekumpulan ikan.
Shutterstock

Curious Kids: apa pemangsa puncak di dunia ini?

]

Apa predator puncak di dunia? – Mahmood, umur 11, Brisbane, Australia

Halo Mahmood, terima kasih untuk pertanyaannya yang menarik!

Hewan seperti apa yang biasanya kamu bayangkan ketika memikirkan predator atau pemangsa puncak? Hiu putih, beruang kutub, paus pembunuh, buaya, singa Afrika, ular anaconda … atau mungkin elang ekor baji?

Untuk menentukan pemangsa puncak dunia, kita perlu mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis “pemangsa” yang ada, dan yang dimaksud dengan “puncak.”

Berbagai jenis pemangsa

Banyak orang percaya bahwa semua hewan pemangsa memiliki gigi atau taring besar yang tajam, paruh bengkok, atau cakar tajam. Namun, pemangsa tidak selalu memiliki ketiga fitur tersebut. “Pemangsa” adalah spesies apapun yang memakan sebagian, atau semua, spesies hidup lain. Dalam beberapa kasus, pemangsa juga memakan spesiesnya sendiri (yang disebut “kanibalisme”).

Pemangsa dapat berupa:

Karnivora

Hewan-hewan ini memakan daging hewan lain. Kanibalisme adalah bentuk khusus dari karnivora, dan tersebar luas di seluruh dunia hewan. Kanibalisme juga telah dicatat dalam beberapa ratus spesies, termasuk laba-laba, serangga, ikan, burung, reptil, amfibi, dan mamalia (termasuk manusia).

Herbivora

Hewan-hewan tetap dianggap predator walaupun mereka makan tumbuh-tumbuhan. Jadi ya, kanguru juga merupakan predator, tapi mereka memakan tumbuhan, bukan hewan. Namun, di Australia sepertinya tidak selalu seperti ini - hati-hati dengan Balbaroo fangaroo!

Parasit

Ini adalah hewan atau organisme yang hidup di atas (ektoparasit) atau di dalam (endoparasit) spesies lain. Mereka memakan “inang” ini untuk nutrisi. Kutu, lintah, dan cacing tambang adalah beberapa contoh parasit.

Parasitoid

Ini adalah organisme yang berkembang pada atau di dalam organisme inang lain, memakannya, dan kemudian membunuh inang tersebut. Film terkenal Alien menampilkan skenario seperti ini, walaupun memang fiksi (mungkin kamu ingin menunggu beberapa tahun sebelum menonton film ini). Spesies tawon, lalat, kumbang, dan cacing termasuk ke dalam kelompok ini.

Semuanya bergantung pada lingkungan

Pemangsa puncak sering juga disebut sebagai “pemangsa teratas” karena mereka menduduki posisi teratas pada rantai makanan mereka, dan dianggap dominan tanpa memiliki pemangsa sendiri.

Sangat penting bagi kita untuk mengetahui bahwa pemangsa tidak harus bertubuh besar. Walaupun kebanyakan pemangsa berukuran besar, yang utama adalah perbandingan ukuran mereka dengan spesies yang berinteraksi dengan mereka, dan perilaku mereka dalam komunitas ekologisnya.

Coba bayangkan sebuah terarium di rumahmu dengan tumbuh-tumbuhan dan berbagai jenis serangga di dalamnya, termasuk belalang sembah. Di dalam terarium ini, belalang sembah pasti menjadi pemangsa puncak.

Sekarang bayangkan jika mereka semua dilepas di lapangan. Belalang sembah tersebut mungkin akan menjadi makanan bagi laba-laba, katak, burung, atau pemangsa lain yang lebih besar.

Sebuah belalang sembah menaikkan tangannya saat berdiri di atas ranting, dan menghadap kamera.
Belalang sembah memakan berbagai jenis serangga, termasuk jangkrik, belalang, kupu-kupu, ngengat, laba-laba, dan kumbang. Mereka juga mungkin memakan belalang sembah lainnya, yang disebut kanibalisme. Shutterstock

Pemangsa yang berada di bawah pemangsa lain dalam (urutan kekuasaan) dapat disebut sebagai mesopredator. Misalnya, serigala sering dianggap sebagai pemangsa puncak, dan diketahui bersaing dengan coyote atau serigala prairi (mesopredator) dan bahkan membunuhnya.

Namun, di daerah tanpa serigala, coyote mungkin naik ke posisi pemangsa puncak. Mereka biasanya membunuh kucing, yang secara tidak langsung dapat menguntungkan burung penyanyi.

Di Australia, dingo, yaitu anjing liar, merupakan pemangsa puncak. Mereka memburu dan memakan berbagai jenis hewan, seperti kanguru, burung emu, kambing liar, dan rusa liar.

Tapi, sama seperti kebanyakan pemangsa di dunia, dingo sering kali menjadi buruan manusia.

Bahaya dalam jumlah

Untuk menentukan pemangsa puncak utama di dunia, kita perlu mempertimbangkan seberapa luas persebaran spesies tersebut.

Ada beberapa predator “puncak” yang ditemukan di sebagian besar wilayah dunia, termasuk serigala abu-abu, paus biru, paus pembunuh, dan hiu putih.

Tapi, menurut saya, manusia adalah pemangsa puncak utama di dunia. Kita bahkan pernah disebut sebagai super-predator atau pemangsa super!

Manusia memiliki pengaruh di seluruh dunia - dari darat ke laut, dan kutub selatan ke kutub utara.

Dibandingkan dengan pemangsa lainnya, kita menggunakan sumber daya pangan dunia, air, dan bahan alami lainnya dengan persentase yang jauh lebih besar. Dengan melakukan itu, kita menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat besar.

Manusia memiliki efek yang sangat merugikan bagi beberapa populasi pemangsa puncak lainnya. Dampak tersebut mengancam peluang hewan-hewan pemangsa puncak untuk bertahan hidup dalam jangka panjang.

Misalnya, meskipun manusia pernah menjadi korban hiu besar, manusia diperkirakan membunuh lebih dari 100 juta hiu per tahun. Akibatnya, banyak spesies hiu terancam punah.

Seseorang berdiri di depan jaring raksasa dengan seekor hiu terperangkap di dalamnya ketika sedang diangkat ke dalam kapal
Manusia membunuh jutaan hiu per tahun, dan sering juga memakannya. Shutterstock

Kabar baiknya adalah kita semua dapat membuat pilihan untuk membantu mengurangi jejak lingkungan kita yang buruk dan membantu melindungi spesies lain – baik predator atau hewan lainnya.


Read more: Curious kids: why don’t whales have teeth like we do?



Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,900 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now