Menu Close
Veles Studio/Shutterstock

Melalui persamaan matematika, memori Anda bakal bisa ditebak oleh ilmuwan

Apakah Anda ingat ciuman pertamamu? Bagaimana dengan nenek Anda saat akan meninggal? Kemungkinan Anda mengingatnya karena ingatan emosional adalah momen penting dari sejarah kehidupan pribadi kita.

Beberapa momen langka biasanya sangat luar biasa dan menonjol dibanding aktivitas rutin seperti tidur, makan, dan bekerja. Kehidupan sehari-hari juga penuh dengan pengalaman yang memiliki unsur emosial personal – seperti tidak setuju pada seseorang atau menerima suatu pujian.

Mayoritas dari kita mampu menggambarkan ingatan emosional dalam beberapa detail, meskipun kejadianya sudah lama terjadi, sementara memori akan pengalaman dan peristiwa duniawi lebih cepat memudar. Tapi yang jelas mengapa hal itu dan bagaimana kita sebenarnya mengingat tetap belum jelas. Dalam studi terbaru kami, yang dipublikasikan di Psychological Review kami telah menggambarkannnya dengan model komputer yang mungkin membantu untuk menjelaskannya.

Untuk mempelajari bagaimana emosi mempengaruhi memori di laboratorium, peneliti umumnya menunjukkan pada partisipan film-film, cerita-cerita dan banyak gambar yang mendorong sebuah respons emosional. Mereka mungkin kemudian meminta para responden untuk menggambarkan apa yang mereka ingat.

Orang-orang sangat berbeda dalam memberikan respons emosional mereka. Karena itu, para peneliti mencoba menggunakan materi-materi yang memiliki efek konsisten pada manusia - bisa positif atau negatif. Sebagai contoh, gambar bayi yang menjalani prosedur medis cenderung menyedihkan bagi sebagian besar dari kita.

Penelitian seperti ini telah memberikan bukti bahwa memori benar-benar lebih akurat untuk hal-hal membangkitkan respons emosional.

Selama bertahun-tahun, ada sejumlah pendapat yang berbeda tentang mengapa itu terjadi. Salah satu berpendapat bahwa orang-orang hanya lebih memperhatikan pengalaman yang mereka pedulikan - artinya pengalaman tersebut diprioritaskan dan mengalahkan pengalaman lain. Menurut teori ini, perhatian tersebut diutamakan selama pengkodean awal yang membuat orang lebih mudah mengingatnya.

Tapi itu bukan keseluruhan cerita. Jelas bahwa apa yang terjadi sebelum dan sesudah pengalaman juga penting. Lebih mudah mengingat pengalaman yang agak mengasyikkan jika diikuti rasa kesepian daripada jika diikuti oleh peristiwa menyenangkan.

Demikian pula, situasi khusus saat ingatan muncul juga mempengaruhi pengalaman apa yang terlintas dalam pikiran.

Lebih mudah mengingat memenangkan sebuah kompetisi di sekolah ketika kita kembali ke sekolah yang sama untuk sebuah reuni, misalnya.

Matematika memori

Dalam riset kami baru-baru ini, kami menyatukan ide-ide ini dalam upaya untuk memberikan penjelasan yang lebih koheren tentang memori emosional. Kami memulai dengan memeriksa langkah-langkah bagaimana proses mendapatkan informasi terjadi di otak manusia ketika kami menyandikan, menyimpan, dan mengambil informasi netral.

Dalam riset ini kami mengandalkan teori daya ingat yang sudah ada yang sangat jelas dan tepat karena menyatakan setiap klaimnya dalam persamaan matematika.

Menurut teori ini, masing-masing pengalaman kita terkait dengan keadaan mental yang kita miliki saat itu - dengan kata lain, konteks mental. Misalnya, jika Anda terburu-buru suatu pagi, maka ingatan Anda tentang apa yang Anda miliki untuk sarapan akan dipengaruhi oleh konteks mental yang lebih luas ini.

Memori sarapan juga akan dikaitkan dengan ingatan Anda tentang apa yang Anda baca di koran pada saat yang bersamaan. Keadaan mental seperti itu berubah dengan setiap pengalaman berikutnya yang Anda miliki, tapi dapat digunakan nanti untuk memberi isyarat tentang pengalaman masa lalu. Misalnya, jika seseorang bertanya kepada Anda apa yang Anda miliki untuk sarapan pagi itu, itu akan membantu untuk mengingat kembali pengalaman terburu-buru atau membaca tentang kecelakaan dalam berita.

Emosi membentuk proses memori dengan cara yang halus. Halfpoint/Shutterstock

Kami kemudian bertanya bagaimana emosi dapat mengatur masing-masing langkah dalam proses memori, menggunakan temuan dari percobaan pada memori emosional, dan menulis pengaruh potensial dalam suatu bentuk matematika. Secara khusus, kami menyarankan bahwa hubungan antara pengalaman dan konteks mental seseorang lebih kuat ketika pengalaman ini emosional. Akhirnya, kami memasukkan persamaan ke dalam program komputer, yang kemudian mensimulasikan bagaimana seseorang mempelajari dan mengingat materi tertentu.

Jika ide kami tentang memori benar, maka program komputer akan “mengingat” lebih akurat hal-hal yang juga diingat lebih baik oleh responden. Kami menemukan bahwa inilah masalahnya. Tapi model kami meniru tidak hanya situasi di mana emosi meningkatkan daya ingat, tapi juga di situasi di mana emosi tidak meningkatkan daya ingat .

Sebagai contoh, penelitian saya sebelumnya telah menunjukkan bahwa, sementara orang memiliki memori yang lebih baik untuk materi yang bersifat emosional ketika diberikan dua pilihan antara materi emosional dan netral, ini tidak berlaku ketika orang hanya ditampilkan serangkaian gambar emosional atau hanya serangkaian gambar non-emosional seperti seseorang melukis pintu. Orang mungkin memiliki kapasitas memori yang serupa di setiap percobaan tersebut. Ini sedikit misteri. Namun model kami juga menghasilkan hasil yang berlawanan dengan intuisi ini, memberi kami keyakinan bahwa kode matematika kami mungkin berada di jalur yang benar.

Pekerjaan kami memiliki sejumlah implikasi menarik. Tampaknya mekanisme yang mendasari ingatan emosional yang baik tidak seunik yang diperkirakan sebelumnya - baik pengalaman emosional maupun netral menjalani proses yang relatif sama. Tapi emosi membentuk penekanan pada hal-hal tertentu seperti kekuatan asosiasi antara beberapa hal dan konteks penyandiannya.

Perubahan kecil itu menyebabkan efek penting dan menyeluruh pada seluruh proses mengingat. Ini mungkin karena sangat penting bagi kita untuk mengingat pengalaman emosional sehingga evolusi telah membentuk banyak aspek mengingat menjadi peka terhadap hal yang emosional - seperti ancaman predator atau kesempatan untuk makan.

Karena kami menggambarkan efek emosi menggunakan persamaan matematika, pekerjaan kami memungkinkan para ilmuwan, suatu hari, untuk memprediksi pengalaman apa yang akan diingat seorang individu. Titik awalnya adalah mencoba dan memperkirakan gambar mana dari sekelompok orang yang akan diingat. Tujuan utamanya adalah untuk mencoba dan memahami ini pada tingkat individu.

Saat ini, ada cukup banyak ketidakpastian dalam asumsi yang kita buat tentang apa yang terjadi dalam pikiran setiap individu, terutama untuk seberapa kuat pengalaman yang berbeda terkait dan berapa banyak perhatian yang mereka berikan untuk pengalaman.

Tapi begitu kami mengumpulkan lebih banyak data, prediksi model kami dapat lebih akurat mereproduksi pola mengingat kembali individu. Tentu saja, kita bisa salah, yang akan memaksa kita untuk merevisi model kita. Bagaimanapun, sains berkembang dengan menghasilkan hipotesis dan kemudian mengujinya terhadap data empiris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,900 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now