Menu Close
Empat orang dengan pakaian kerja tengah melihat layar tablet.
Tempat kerja berfungsi lebih baik ketika rekan kerja memiliki hubungan yang baik satu sama lain. Kaewmanee jiangsihui/shutterstock

Perlukah kita berteman dengan kolega di kantor? Ini kata riset

Ketika saya masih remaja dan di usia sekitar 20-an, saya tidak terlalu memikirkan pentingnya untuk menyukai rekan-rekan kerja saya. Pada saat itu, saya bekerja sebagai pelayan di sebuah restauran di Toronto, dan salah satu pengalaman yang saya dapat adalah mengenai pertemanan dengan kolega saya.

Namun, ketika saya menjadi profesor di universitas sekaligus pengajar para pekerja profesional, saya menyadari pentingnya membangun relasi di tempat kerja. Kini, saya menyadari bahwa tempat kerja dapat terasa lebih nyaman ketika para pekerjanya memiliki hubungan baik satu sama lain.

Temuan ini berbeda dengan sentimen umum yang saya lihat selama lebih dari 20 tahun bekerja dengan karyawan lainnya: berteman dengan rekan kerja itu tak penting. Meskipun sentimen macam ini juga dapat dipahami, tapi ini tidak ada gunanya - apalagi ketika kita bekerja dengan individu yang sulit bisa akur dengan kita.

Jenis-jenis pertemanan di tempat kerja

Sekitar 30% warga Amerika Utara mengatakan bahwa mereka memiliki sahabat di tempat kerja. Sisanya melaporkan bahwa mereka memiliki teman kerja biasa saja.

Sangat berguna untuk membedakan berbagai jenis pertemanan, karena tidak semua hubungan memberikan manfaat yang sama. Dengan menentukan jenis pertemanan, dan memahami manfaatnya masing-masing, kita dapat membuat keputusan berdasarkan informasi tentang apakah berinvestasi dalam hubungan tertentu membawa manfaat.

Dengan merujuk pada penelitian psikologis terdahulu tentang berbagai jenis pertemanan di tempat kerja, bersama dengan pengalaman saya bekerja dengan ribuan manajer dan pimpinan, saya membuat empat kategori pertemanan di kantor.

1. Sahabat di kantor. Ini adalah jenis pertemanan yang sangat dekat dan ditandai dengan adanya hal-hal personal yang saling diungkapkan. Sahabat tempat kerja menghargai temannya, jujur, dan dapat dipercaya.

2. Teman dekat di kantor. Ini adalah pertemanan yang erat, tetapi tidak sampai ke level sahabat. Kebanyakan orang dalam hubungan ini ingin tetap berteman baik, bahkan jika satu orang meninggalkan tempat kerja tersebut.

3. Teman kantor. Hubungan ini memiliki beberapa kriteria yang sama seperti di atas, tetapi kecil kemungkinannya untuk bertahan di luar pekerjaan. Umumnya, tak banyak hal-hal pribadi yang diungkapkan satu sama lain. Teman seperti ini biasanya tipe orang yang bisa kamu ajak makan siang atau ngopi.

4. Rekan sekantor. Ini merujuk pada seseorang yang mungkin sering kamu temui di kantor, tapi interaksimu dengan mereka hanya sebatas bertukar senyum atau basa-basi singkat.

Keuntungan pertemanan sekantor

Pertemanan di tempat kerja meningkatkan inovasi, perasaan aman secara psikologis, dan belas kasih. Saat atasan menciptakan suasana seimbang di kantor dan bersahabat dengan para karyawannya, ini dapat mendorong keterbukaan emosional, kemampuan beradaptasi, dan kerendahan hati, yang diperlukan di lingkungan bisnis masa kini.

Elton Mayo, salah satu penemu teori organisasi modern, menyadari bahwa hubungan sosial-emosional di tempat kerja penting bagi kinerja karyawan.

Namun, sekadar berbagi informasi dengan orang lain tak membangun peluang ini — perlu adanya pertukaran yang bersifat emosional. Pertukaran emosional memerlukan seseorang untuk terbuka akan perasaan dan kekhawatirannya, hal yang tidak ada dalam pertukaran informasi biasa.

Karena pertukaran emosional ini, pertemanan di tempat kerja bisa jadi sulit. Mereka membutuhkan investasi waktu yang signifikan dan kepercayaan serta pengungkapan diri, yang bisa menakutkan bagi beberapa orang.

Jenis hubungan apa yang layak untuk dibangun?

Menjalin dan menjaga pertemanan di tempat kerja menjadi semakin penting bagi orang-orang semenjak pandemi. Dengan semakin umumnya bekerja jarak jauh dan hybrid, pertemanan di tempat kerja berperan penting dalam memberikan dukungan sosial dan emosional yang dibutuhkan para pekerja.

Sahabat di kantor memberikan paling banyak keuntungan karena jenis hubungan ini menawarkan paling banyak peluang untuk pertukaran emosi antara rekan kerja. Manfaatnya termasuk meningkatkan kebahagiaan, produktivitas, dan motivasi karyawan.

Namun, hubungan sedekat ini sulit dibangun dan cenderung melelahkan, sehingga jenis hubungan ini lebih jarang terjadi dibanding tipe lainnya.

Dua orang pria berbusana kerja mengobrol di atap gedung.
Membangun dan menjaga pertemanan menjadi semakin penting bagi pekerja semenjak pandemi dimulai. imtmphoto/shutterstock

Teman dekat dan teman sekantor adalah tipe-tipe hubungan yang paling mungkin memberikan manfaat ini tanpa membuat lelah secara emosional dan tak sulit untuk dikelola. Namun, penting untuk dicatat bahwa berteman dekat juga memiliki tantangan-tantangan yang sama dengan memiliki sahabat sekantor – termasuk risiko yang lebih tinggi akan terjadinya konflik terkait pelimpahan beban kerja.

Rekan sekantor adalah tipe hubungan di tempat kerja yang tak menawarkan keuntungan apa pun. Jika kamu ingin mendapatkan banyak hal di tempat kerja, hal terbaik yang bisa kamu dapatkan adalah berusaha membangun pertemanan.

Tak membangun pertemanan bisa merugikan

Namun, bagaimana jika kamu punya kolega yang kamu tak suka? Daripada berusaha tersenyum dan sabar menghadapi keberadaan mereka, kamu bisa membuat pilihan untuk menjauhkan diri. Ini bisa saja berarti melepaskan peranmu, atau menjaga jarak tanpa mengorbankan kemampuan untuk bekerja.

Meskipun menghindari orang yang tidak kamu sukai dapat membantu, hal itu sering kali menantang untuk dilakukan di tempat kerja. Selain itu, bersikap tidak ramah di tempat kerja — baik karena menjalin pertemanan dirasa terlalu sulit atau karena kamu menghindari orang tertentu — dapat membuat pekerjaanmu terasa kurang menyenangkan.

Pekerja yang kurang berteman biasanya lebih sedikit mendapatkan makna dari pekerjaan mereka dan memiliki lebih sedikit peluang untuk maju. Keengganan untuk membangunan pertemanan juga dapat menyebabkan tingkat kesepian dan isolasi lebih tinggi, yang pada akhirnya dapat membuatmu sakit.

Perspektif baru

Jika kamu memutuskan untuk mempertahankan hubungan pertemanan dengan rekan kerja yang tidak kamu sukai, ada beberapa strategi yang dapat kamu gunakan untuk membangun hubungan kerja yang produktif dengan mereka. Salah satu strategi ini melibatkan penggunaan pembingkaian ulang yang positif demi mengubah caramu berpikir dan menginterpretasikan perilaku kolegamu.

Menggunakan metafora untuk mengubah perspektif bisa menjadi cara yang berguna untukmu mencapai hal tersebut. Salah satu metafora yang sangat berguna adalah menyamakan kolegamu dengan sebuah buku. Saat membaca buku, meskipun menyenangkan, mungkin ada bagian yang tidak kamu sukai dan kamu abaikan. Namun, kamu tidak mengabaikan keseluruhan buku tersebut.

Menerapkan metafora ini kepada rekan kerja dapat membantumu menonjolkan bagian yang kamu sukai dari seseorang, sembari melepaskan bagian yang kurang diinginkan. Penting untuk mengetahui bahwa tidak ada orang yang sempurna — di dalam atau di luar pekerjaan.

Meskipun akan selalu ada rekan kerja yang tidak kamu pedulikan, dengan pembingkaian ulang, kamu dapat membantu menciptakan tempat kerja yang lebih baik untuk diri sendiri dan orang-orang di sekitar kamu.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now