Menu Close
selebriti menghadapi paparazi

Siapa selebriti paling pertama?

Siapa selebriti paling pertama? – Grace, usia delapan tahun, Belfast, Irlandia Utara

Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama-tama kita harus memikirkan tentang kesamaan yang dimiliki oleh orang-orang yang kita anggap sebagai selebriti. Jika kita menguraikan rumus ketenaran, kita akan menemukan tiga hal penting: produk, audiens, dan industri.

Semua selebriti menghasilkan sesuatu. Ini bisa berupa film, acara televisi, musik atau konten media sosial. Produk ini kemudian dikonsumsi dan dinikmati oleh audiens. Sering kali, audiens ini disebut fandom.

Semua selebriti ada dalam industri tertentu seperti film Hollywood atau musik pop. Industri ini menciptakan ruang bagi selebriti untuk eksis dan memastikan bahwa produk mereka menjangkau audiens yang tepat. Hal ini dapat dilakukan melalui pemasaran seperti poster iklan dan kampanye media sosial.


Rumus ketenaran ini dapat membantu kita mengetahui siapa selebriti modern pertama. Meskipun tokoh-tokoh seperti Cleopatra, Henry VIII, atau Albert Einstein sangat terkenal, mereka tidak sesuai dengan model selebriti karena mereka tidak menghasilkan produk yang dijual kepada khalayak untuk hiburan.

Saya mempelajari sejarah selebriti. Menurut saya, selebriti paling pertama adalah Lord Byron, penyair Romantik Inggris yang hidup dari tahun 1788 hingga 1824.

Lord Byron, si selebriti pertama

Lord Byron adalah salah satu penyair Romantis Inggris yang paling terkenal. Penyair Romantis adalah sekelompok penulis pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 yang tertarik pada alam, keindahan, dan imajinasi.

lukisan Lord Byron, selebriti pertama
Potret Lord Byron yang dilukis pada tahun 1813 oleh Richard Westall. © National Portrait Gallery, London, CC BY-NC-ND

Kisah kebangkitan Byron menjadi bintang dimulai pada awal usia 20-an ketika ia memulai tur besar di Mediterania antara tahun 1809 dan 1811. Tur besar ini merupakan perjalanan tradisional keliling Eropa bagi para pria muda kelas atas pada masa Byron, yang menandai mereka telah menjadi dewasa. Perjalanan ini mirip dengan tahun jeda yang dilakukan oleh beberapa remaja saat ini sebelum mereka masuk ke universitas.

Selama perjalanannya melalui negara-negara seperti Yunani dan Turki, ia mulai menulis sebuah puisi yang berjudul Childe Harold’s Pilgrimage. Puisi tersebut mengisahkan tentang seorang pemuda yang bosan dengan kehidupan dan mencari pengalihan dan petualangan di luar negeri. Puisi ini sebagian dianggap sebagai otobiografi, yang berarti bahwa sekelumit dari puisi ini didasarkan pada kehidupan penulisnya sendiri.

Byron menerbitkan dua bagian pertama dari Childe Harold’s Pilgrimage pada Maret 1812. Puisi itu menjadi hit dan terjual habis dalam tiga hari. Hal ini membuat Byron menjadi A-lister (selebriti papan atas) dalam semalam.

Layaknya seorang bintang Hollywood atau influencer media sosial, ia diperlakukan seperti seorang VIP. Dia diundang ke tempat-tempat paling modis, dan ke mana pun dia pergi, orang-orang ingin bertemu dengannya.

Bangsawan Lady Elizabeth Foster, Duchess of Devonshire, mengatakan bahwa Byron benar-benar menjadi satu-satunya topik dari hampir setiap percakapan. Pembaca tidak pernah merasa cukup dengan kisah-kisah petualangan Byron dan aura misterius penyair di baliknya.

Kemunculan fandom pertama

Sebelum Swifties (penggemar Taylor Swift), Beyhive (penggemar Beyonce) atau Beatlemania (Penggemar The Beatles), ada Byromania. Ini adalah istilah yang diciptakan pada saat itu oleh istri Byron, Annabella Milbanke, untuk menggambarkan kegilaan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Byron. Para pembaca puisi Byron yang dikenal sebagai Byromaniacs, membuka jalan bagi fandom modern.

ukiran Lord Byron
Sebuah ukiran Lord Byron oleh Thomas Blood yang diterbitkan oleh James Asperne pada tahun 1814 setelah Richard Westall. © National Portrait Gallery, London, CC BY-NC-ND

Byron adalah salah satu penulis pertama yang menerima surat penggemar. Para penggemar membeli barang dagangan Byron, mulai dari potret yang dicetak dan dijual bersama tulisannya hingga piring dan kendi.

Para pembaca akan mengumpulkan tulisan dan gambar yang berhubungan dengan Byron dan menyusunnya dalam buku untuk dibagikan kepada teman-teman. Praktik ini yang dikenal sebagai commonplacing, sedikit mirip dengan fanzine atau blog di masa kini.

Para pengikut Byron juga menulis fiksi penggemar - menciptakan cerita baru berdasarkan karya aslinya. Para pembaca menulis puisi meniru gaya Byron dan akhir cerita alternatif dari karyanya, beberapa di antaranya benar-benar diterbitkan.

Budaya populer mendorong selebriti

Lord Byron menjadi terkenal dengan cepat karena lebih banyak orang yang dapat membaca karyanya dibanding periode-periode sebelumnya. Pada saat ia menulis, Revolusi Industri menyebabkan pembuatan buku, koran, dan majalah menjadi lebih murah dan lebih mudah dicetak. Ragam barang cetakan yang tersedia untuk dibeli pun semakin meluas, mulai dari gambar hingga puisi dan kartun.

Terlebih lagi, semakin banyak orang yang bisa membaca, yang berarti semakin banyak orang yang membeli buku dan majalah daripada sebelumnya. Perubahan ini menciptakan kondisi yang sempurna bagi seorang penyair muda untuk menjadi terkenal.


Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahlan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,900 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now