Menu Close
Petugas Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Pangan Bidang Peternakan Kota Lhokseumawe memeriksa kesehatan mulut hewan kurban di Desa Bandar Masen, Lhokseumawe, Aceh, 30 Juni 2022. ANTARA FOTO/Rahmad/foc

Wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak makin luas: mengapa belum terkendali?

Wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak makin luas: mengapa belum terkendali?

Minggu depan, umat Muslim Indonesia akan merayakan Idul Adha. Salah satu aktivitas yang menyertai Hari Raya Haji tersebut adalah penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Setiap tahun, sekitar 1,7 juta hewan ternak dipotong untuk kurban.

Masalahnya, kini wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak makin menyebar di berbagai daerah. Walau Kementerian Pertanian telah menyatakan sapi yang siap potong untuk kurban tidak berasal dari zona PMK, kita perlu waspada akan risiko penularan virus ini pada hewan lainnnya.

Lebih dari 180.000 hewan ternak yang tersebar di 19 daerah telah terinfeksi virus penyebab penyakit ini.

Data populasi hewan ternak dari Kementerian Pertanian menunjukkan jumlah sapi potong ada sekitar 16 juta ekor, sapi perah 600 ribu, dan kerbau hampir 900 ribu. Jadi total, ada 18 juta ekor hewan ternak.

Salah satu cara menekan penularan virus adalah membatasi pergerakan hewan antardaerah dan vaksinasi. Baru-baru ini sekitar 620.000 dosis vaksin PMK telah didistribusikan ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi. Jumlah dosis ini masih sangat kecil dari kebutuhan.

Mengapa penyakit yang telah dinyatakan punah di Indonesia pada 1986 tersebut kembali muncul dan cepat menyebar? Mengapa belum bisa dikendalikan setelah terdeteksi pada Mei lalu?

Untuk mendalami hal tersebut, dalam episode SuarAkademia kali ini, kami berbicara dengan Khariri, sarjana kedokteran hewan yang menjadi peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini bareng akademisi dan peneliti.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,900 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now