Menu Close

5 tips untuk perayaan Halloween ramah lingkungan

A mother and two kids carving a pumpkin for Halloween.
Lebih dari 8 juta labu dibuang saat Halloween setiap tahunnya. Evgeny Atamanenko/Shutterstock

Bagi banyak negara di benua Eropa dan Amerika, Halloween adalah waktu paling “menakutkan” sepanjang tahun. Meskipun bukan budaya Indonesia, Halloween mulai banyak dirayakan sebagai bagian dari acara sekolah, kantor atau pusat perbelanjaan di mana orang berdandan dan mengenakan kostum. Namun, saat kamu bersiap-siap untuk datang ke pesta Halloween, kamu mungkin tidak terlalu memikirkan dampak lingkungan yang disembunyikan oleh tradisi ini.

Perayaan Halloween identik dengan labu. Di Inggris saja, lebih dari 8 juta labu dibuang setiap tahun saat Halloween. Ini berarti sekitar 18.000 ton labu yang seharusnya dimakan terbuang sia-sia.

Tapi itu belum seberapa. Halloween telah berkembang menjadi penghasil uang komersial, dengan rak-rak toko penuh dengan kostum plastik, dekorasi elektronik sekali pakai, serta kantong-kantong berisi permen yang dibungkus plastik – yang sebagian besar pada akhirnya akan dibuang ke tempat pembuangan sampah setelah perayaan berakhir.

Jika kamu ingin ikut serta dalam perayaan Halloween, berikut lima tips untuk memastikan kamu dapat menakuti orang tanpa merusak lingkungan.

1. Mesti diapakan labunya?

Mengukir labu bukan hanya menjadi masalah karena limbah makanan yang dihasilkan, tapi juga karena sejumlah besar sumber daya – termasuk bahan bakar truk dan pupuk – digunakan untuk memproduksi segunung labu yang digunakan selama Halloween.

Jika kamu berencana mengukir labu tahun ini, pastikan kamu membuangnya ke tempat sampah makanan. Labu yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mengeluarkan metana saat terurai. Metana adalah gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.


Read more: The case for compost: why recycling food waste is so much better than sending it to landfill


Pendekatan yang lebih baik mungkin adalah tidak menggunakan labu. Sebagai gantinya, pertimbangkan untuk berinvestasi pada dekorasi yang dapat digunakan kembali (sebaiknya yang tidak terbuat dari plastik) atau membuat kreasi sendiri dari sesuatu yang sudah kamu miliki di rumah untuk diletakkan di luar pintu.

Namun jika kamu tetap ingin merasakan asyiknya mengukir labu, maka pastikan sisanya tidak terbuang percuma dengan membuat pai labu, memanggang bijinya di dalam oven, atau sekadar memanggang ruas labu sebagai camilan (bahkan kulitnya sekalipun bisa dimakan).

A pile of abandoned rotting pumpkins.
Labu mengeluarkan metana saat membusuk. Amanda Wayne/Shutterstock

2. Kurangi pembelian baru

Toko-toko dipenuhi dengan dekorasi Halloween. Namun, banyak dari dekorasi ini – mulai dari penyihir yang terkekeh hingga lampu kelelawar vampir – bersifat elektronik. Pembuatan produk ini menghabiskan banyak sumber daya, termasuk kabel tembaga dalam jumlah tak terbatas dan beberapa bahan paling langka di planet ini, seperti lantanum, elemen yang ditemukan di televisi modern, lampu hemat energi, dan lensa optik.

Jika dekorasi ini dibuang, mereka berkontribusi terhadap meningkatnya krisis limbah listrik. Pada tahun 2019, limbah listrik dan elektronik global mencapai sekitar 54 juta ton, atau sekitar 7,5kg per orang. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan di masa depan.

Jadi pertimbangkan apakah kamu benar-benar perlu membeli barang baru. Kamu mungkin sudah memiliki cukup banyak barang untuk mengubah rumahmu menjadi rumah berhantu. Lampu Natal, misalnya, bisa berfungsi ganda sebagai tambahan menyeramkan pada dekorasi Halloween.

Kamu mungkin juga memiliki barang-barang yang dapat diubah menjadi sesuatu yang seram. Boneka lama dapat diberi pakaian menyeramkan yang baru dari sisa-sisa kain (walaupun boneka itu sendiri sudah cukup menyeramkan). Botolnya bisa diisi air dan beberapa tetes pewarna makanan untuk membuat koleksi minuman penyihir.

3. Jangan gunakan plastik sekali pakai

Kita semua senang bisa berbagi camilan manis. Namun manisan sering kali dibungkus satu per satu dengan plastik. Banyak plastik sekali pakai tidak dapat didaur ulang dan, karena plastik tidak terurai secara alami, plastik tersebut dapat tertinggal di lingkungan selama ratusan tahun.

Daripada camilan yang dibungkus plastik, pertimbangkan untuk membeli sesuatu dalam kemasan kertas. Jika kamu punya waktu, mungkin kamu bisa membuat camilan sendiri untuk dibagikan.

A group of kids trick or treating.
Permen sering kali dibungkus satu per satu dengan plastik yang kemudian dibuang. Sean Locke Photography/Shutterstock

4. Buat kostum sendiri

Sebagian besar kostum Halloween yang bisa kamu beli terbuat dari plastik. Faktanya, investigasi oleh Hubbub, sebuah badan amal lingkungan, menemukan bahwa sekitar 83% bahan yang digunakan untuk membuat pakaian musiman yang tersedia di 19 supermarket dan pengecer di Inggris adalah plastik.

Pakaian-pakaian ini tidak hanya berkontribusi terhadap akumulasi plastik di tempat pembuangan sampah, tetapi juga merupakan sumber mikroplastik berbahaya. Partikel plastik berukuran sangat kecil ini telah ditemukan hampir di mana-mana, termasuk di sumber air, kehidupan laut, tubuh manusia, dan sekarang bahkan di awan.

Meski kostummu tidak dibuang, serat plastik kecil terlepas dari kain setiap kali kamu mencucinya. Serat-serat ini pada akhirnya dibuang ke lingkungan melalui sistem air limbah.

Jadi jangan beli rambut palsu yang terbuat dari plastik dan lihat apa yang sudah kamu miliki. Pakaian lama bisa dirobek agar terlihat seperti zombie yang mengerikan. Dan, meskipun ide ini mungkin sudah usang, setiap orang memiliki sprei tua yang dapat digunakan sebagai kostum hantu.

5. Less is more

Keberlanjutan adalah tentang mewariskan dunia sedemikian rupa sehingga generasi mendatang dapat menikmati kualitas hidup sebaik kita. Elemen penting dalam mewujudkan masa depan ini adalah dengan menggunakan apa yang kita butuhkan, bukan secara berlebihan.

Jadi, saat menentukan pilihan bagaimana merayakan Halloween, pikirkanlah sebelum kamu mengonsumsinya. Apakah kamu perlu membeli banyak makanan kemasan? Atau bisakah kamu membuat pai labu sendiri? Apakah kamu perlu naik mobil untuk ke pesta? Atau bisakah kamu melakukannya dengan berjalan kaki?

Dengan mengikuti tips berikut, kamu bisa menikmati Halloween yang menyenangkan, aneh – namun tetap ramah lingkungan.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now