Akademisi menyatakan bahwa Indonesia bisa banyak belajar dari Singapura, yang seringkali dianggap sebagai negara dengan daya riset terbaik di Asia, bagaimana cara mengelola pendanaan riset.
Dalih yang disampaikan pemerintah Indonesia dan Hungaria pun hampir sama: agar penelitian lebih terintegrasi dan dapat diarahkan kepada hasil manfaat langsung bagi pembangunan dan visi pemerintah.
Besarnya alokasi dana untuk penelitian itu penting. Tak kalah penting adalah bagaimana membelanjakan dana itu agar mendorong inovasi dan penelitian yang unggul.
Selama puluhan tahun tidak mudah mengakses secara luas hasil karya dan pemikiran para ilmuwan, akibat dominasi penerbit komersial yang mengkapitalisasi ilmu pengetahuan.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dunia penelitian di Indonesia dan Jerman serta menunjukkan bagaimana Indonesia bisa belajar dari Jerman untuk mendapatkan bantuan lebih dari perusahaan swasta.
Saatnya SINTA tidak hanya berhenti sebagai repositori sitasi dan kepakaran, tapi juga menjembatani kubu riset dan kebijakan untuk mengatasi masalah bersama.
Untuk mengembalikan kredibilitas sains, maka peneliti harus terbuka – mulai dari asumsi awal, prosedur pengambilan dan analisis data, data mentah, sampai pada kemungkinan adanya konflik kepentingan.
Pembaharuan kebijakan dapat dilakukan dengan menyediakan ruang bagi pengetahuan untuk berkontestasi terhadap suatu rancangan kebijakan. Ini agar rumusan kebijakan berbasis bukti, bukan wangsit.
Dia membangkitkan riset biologi molekuler melalui Lembaga Eijkman.
Sangkot Marzuki berupaya memperbaiki ekosistem ilmu pengetahuan yang total rusak. Sebab orang meneliti di perguruan tinggi hanya untuk naik cum dan naik pangkat. Sistem harus dirombak.
Pembuat kebijakan seharusnya lebih baik mengkomunikasikan kebutuhan mereka kepada para peneliti. Dan peneliti seharusnya menyadari program dan area yang menjadi prioritas utama pemerintah.