Menu Close
A _Tyrannosaurus rex_ -- a huge dinosaur with a big head and teeth and little front legs --  walks the ground of an ancient forest.
Tyrannosaurus rex adalah predator bengis yang hidup selama Periode Kapur lebih dari 65 juta tahun yang lalu. Roger Harris/Science Photo Library via Getty Images

Apakah kita bisa menciptakan ulang Dinosaurus dengan manfaatkan DNA?

Apakah kita dapat menemukan DNA dinosaurus dan kemudian menghidupkannya kembali? – Lucie R., usia 5, Atlanta, Georgia

Sebagai ahli paleontologi – yaitu ilmuwan yang mempelajari kehidupan purba – saya selalu ditanyai pertanyaan ini. Memang, para ilmuwan di film “Jurassic Park” (dan kemudian, “Jurassic World”) menggunakan DNA untuk membuat ulang lusinan dinosaurus: Triceratops, Velociraptor dan T. rex.

Dan bila kamu melihat salah satu dari film itu, kamu pun pasti bertanya-tanya: bisakah ilmuwan melakukannya di dunia nyata?

Brachiosaurus berkeliaran di lanskap purba.
Brachiosaurus, seekor herbivora dari Periode Jurassic. Dengan sekawanan Pterosaurus di belakangnya. dottedhippo/iStock via Getty Images Plus

Apa itu DNA?

DNA – singkatan dari deoxyribonucleic acid – adalah suatu hal yang ada di setiap sel pada organisme yang pernah hidup di Bumi – termasuk dinosaurus.

Coba bayangkan seperti ini: DNA adalah molekul yang membawa kode genetik. Ia adalah seperangkat instruksi yang membantu tubuh dan pikiran tumbuh dan berkembang.

DNA-mu berbeda dari orang lain. Ia menentukan banyak karakteristik yang mendefinisikan dirimu, seperti warna matamu atau apakah rambutmu lurus atau keriting.

DNA jauh lebih mudah ditemukan di “bagian lunak” hewan – organ, pembuluh darah, saraf, otot, dan lemaknya.

Tapi bagian lunak dinosaurus sudah lama hilang: membusuk atau dimakan oleh dinosaurus lain.

Kerangka _T. rex_.
Kerangka T. rex. merupakan fosil. JaysonPhotography/iStock via Getty Images Plus

Apakah DNA ada pada fosil?

Fosil dinosaurus adalah satu-satunya yang tersisa.

Tenggelam selama puluhan juta tahun dalam lumpur, mineral, dan air purba, fosil-fosil itu berasal dari apa yang disebut “bagian keras” dinosaurus – tulang, gigi, dan tengkoraknya.

Kami menemukan fosil dinosaurus di tanah, di dasar sungai dan danau, dan di sisi tebing dan gunung. Sesekali terjadi, seseorang menemukannya di halaman belakang.

Seringkali, fosil-fosil ini cukup dekat dengan permukaan, dan biasanya, mereka tertanam di batuan sedimen.

Dengan fosil yang cukup, para ilmuwan dapat membuat kerangka dinosaurus – sebagaimana kamu melihatnya di museum.

Sebuah fosil dinosaurus Parasaurolophus.
Sebuah fosil Parasaurolophus, dinosaurus yang hidup selama periode Kapur di wilayah yang sekarang disebut Amerika Utara. Kevin Schafer/The Image Bank via Getty Images

Permasalahan ‘DNA-dino’

Para ilmuwan memiliki masalah besar ketika mencoba menemukan DNA pada fosil dinosaurus.

Molekul pada DNA hakikatnya perlahan-lahan akan membusuk. Studi terbaru menunjukkan DNA memburuk dan akhirnya hancur setelah sekitar 7 juta tahun.

Waktu 7 juta tahun memang terdengar seperti waktu yang lama, tapi dinosaurus terakhir mati pada akhir Periode Kapur. Itu lebih dari 65 juta tahun yang lalu.

Meski kamu menggali fosil hari ini, DNA-dino yang terdapat di dalamnya akan ditemukan hancur berantakan sejak lama.

Itu berarti, sejauh ilmuwan mempelajari – bahkan menggunakan teknologi terbaik yang tersedia saat ini – menciptakan ulang dinosaurus dari DNA-nya adalah usaha yang tidak mungkin dapat dilakukan.

Meski sudah terlambat untuk menemukan DNA dinosaurus, para ilmuwan baru-baru ini menemukan sesuatu yang hampir sama menariknya.

Mereka menemukan fragmen DNA dalam fosil Neanderthal dan mamalia purba lainnya, seperti woolly mammoth.

Masuk akal; fragmen-fragmen itu berumur kurang dari 2 juta tahun, jauh sebelum semua DNA membusuk.

Seekor dinosaurus melihat asteroid menghantam Bumi.
Ilustrasi T. Rex menyaksikan asteroid menghantam Bumi, 65 juta tahun yang lalu. Tabrakan asteroid menyebabkan peristiwa kepunahan yang membunuh dinosaurus. Mark Garlick/Science Photo Library via Getty Images

Bayangkan sejenak …

Mari kita bayangkan bahwa entah bagaimana, suatu saat pada masa depan, para peneliti menemukan fragmen DNA dinosaurus.

Namun dengan hanya potongan-potongan yang ada, para ilmuwan masih belum bisa membuat dinosaurus yang lengkap.

Sebaliknya, mereka harus menggabungkan fragmen dengan DNA hewan modern untuk menciptakan organisme hidup.

Makhluk itu, bagaimana pun, tidak bisa disebut dinosaurus yang sebenarnya. Sebaliknya, itu akan menjadi hibrida, campuran dinosaurus dan, kemungkinan besar, burung atau reptil.

Apakah menurutmu ini ide yang bagus? Jangan lupa, para ilmuwan di film “Jurassic” telah mencobanya. Dan kamu tahu apa yang terjadi kemudian, kan?


Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.

Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:


Rachel Noorajavi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,000 academics and researchers from 4,940 institutions.

Register now