Menu Close
Sepasang tangan memegang jam bulat putih yang hancur
Keingintahuan manusia tentang perjalanan waktu telah ada sejak ribuan tahun lalu. (Shutterstock)

Apakah perjalanan waktu itu bisa dilakukan? ahli fisika menjelaskan

Perjalanan waktu (time travel) sering muncul dalam budaya populer, dengan alur cerita perjalanan waktu yang sangat banyak di film, televisi, dan karya sastra. Namun, ini sebenarnya merupakan gagasan lama: ada argumen yang mengatakan bahwa tragedi Yunani Oedipus Rex, yang ditulis oleh Sophocles lebih dari 2.500 tahun yang lalu, adalah kisah perjalanan waktu pertama.

Akan tetapi, apakah perjalanan waktu sebenarnya mungkin dilakukan? Mengingat popularitas konsep tersebut, ini adalah pertanyaan yang wajar. Sebagai seorang ahli fisika teoretis, saya menemukan bahwa ada beberapa kemungkinan jawaban untuk pertanyaan ini, dan tidak semuanya kontradiktif.

Jawaban paling sederhana adalah bahwa perjalanan waktu tidak mungkin dilakukan karena jika demikian, kita sudah melakukannya. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa perjalan waktu bertentangan dengan hukum fisika, seperti hukum kedua termodinamika atau relativitas. Ada juga tantangan teknis: perjalanan waktu mungkin dilakukan tetapi akan membutuhkan energi yang sangat besar.

Ada juga paradoks perjalanan waktu; kita dapat — secara hipotetis — menyelesaikannya jika kehendak bebas merupakan ilusi, terdapat banyak dunia, atau masa lalu hanya dapat disaksikan tetapi tidak dialami. Mungkin perjalanan waktu tidak mungkin dilakukan hanya karena waktu harus berjalan secara linier, dan kita tidak memiliki kendali atasnya, atau mungkin waktu merupakan ilusi dan perjalanan waktu tidaklah relevan.

seorang perempuan berdiri di antara kerumunan orang yang bergerak di sekelilingnya
Beberapa teori perjalanan waktu menyatakan bahwa seseorang dapat mengamati masa lalu seperti menonton film, di mana ia tidak dapat mencampuri tindakan orang-orang di dalamnya. (Rodrigo Gonzales/Unsplash)

Hukum fisika

Karena teori relativitas Albert Einstein — yang menggambarkan sifat waktu, ruang, dan gravitasi — adalah teori waktu yang paling mendalam, kita cenderung berpikir bahwa perjalanan waktu bertentangan dengan relativitas. Sayangnya, salah satu kolega Einstein dari Institute for Advanced Study di Amerika Serikat, Kurt Gödel, menciptakan alam semesta di mana perjalanan waktu dapat dilakukan dan masa lalu dan masa depan saling terkait.

Kita sebenarnya dapat merancang mesin waktu, tetapi sebagian besar (pada prinsipnya) memerlukan energi negatif, atau massa negatif, yang tampaknya tidak ada di alam semesta kita. Jika kita menjatuhkan bola tenis bermassa negatif, bola itu akan jatuh ke atas. Argumen ini sedikit tidak memuaskan karena hanya melibatkan sebuah gagasan lain yang sulit dipahami dalam menjelaskan mengapa kita tidak dapat melakukan perjalanan waktu dalam praktik.

Ahli fisika matematika Frank Tripler mencetuskan konsep mesin waktu yang tidak melibatkan massa negatif, tetapi membutuhkan lebih banyak energi daripada yang tersedia di alam semesta.

Perjalanan waktu juga melanggar hukum kedua termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi atau keacakan harus selalu meningkat. Waktu hanya dapat bergerak ke satu arah. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengembalikan telur urak-arik ke bentuk semulanya. Secara khusus lagi, dengan melakukan perjalanan ke masa lalu, kita pergi dari waktu sekarang (keadaan entropi tinggi) ke masa lalu yang harus memiliki entropi lebih rendah.

Argumen ini berasal dari ahli kosmologi Inggris Arthur Eddington, dan ini tidak cukup lengkap. Argumen tersebut mengatakan bahwa bepergian ke masa lalu tidak mungkin dilakukan tetapi tidak mengatakan apa-apa tentang perjalanan waktu ke masa depan. Dalam praktiknya, melakukan perjalanan waktu ke hari Kamis mendatang sama sulitnya dengan melakukan perjalanan waktu ke hari Kamis lalu.

Memecahkan paradoks

Tidak ada keraguan bahwa jika kita akan menghadapi paradoks jika kita dapat melakukan perjalanan waktu dengan bebas. Paradoks yang paling terkenal adalah “grandfather paradox” (“paradoks kakek”): seseorang secara hipotetis dapat menggunakan mesin waktu untuk melakukan perjalanan ke masa lalu dan membunuh kakek mereka sebelum ayah mereka dikandung, sehingga menghilangkan kemungkinan kelahirannya sendiri. Secara logika, kita tidak dapat sekaligus hidup dan tidak hidup.


Read more: Time travel could be possible, but only with parallel timelines


Novel anti-perang Kurt Vonnegut, Slaughterhouse-Five, diterbitkan pada tahun 1969, menjelaskan cara menghindari paradoks kakek. Jika tidak ada kehendak bebas, tidak mungkin membunuh seorang kakek di masa lalu karena pada kenyataannya ia tidak dibunuh di masa lalu. Protagonis di novel tersebut, Billy Pilgrim, hanya dapat melakukan perjalanan ke titik lain di garis dunianya (garis waktu tempat ia berada), tetapi tidak ke titik lain dalam ruang dan waktu, jadi bahkan tidak mungkin baginya untuk berpikir untuk membunuh kakeknya.

Alam semesta di Slaughterhouse-Five konsisten dengan semua yang kita ketahui. Hukum kedua termodinamika bekerja dengan sangat baik di dalamnya dan tidak terdapat konflik dengan relativitas. Namun, itu tidak sesuai dengan beberapa hal yang kita yakini, seperti kehendak bebas — kita dapat mengamati masa lalu, seperti menonton film, tapi kita tidak dapat mencampuri tindakan orang-orang di dalamnya.

Apakah modifikasi masa lalu yang sebenarnya dapat dilakukan agar kita dapat membunuh kakek kita — atau Hitler? Ada beberapa teori multiverse yang menganggap bahwa ada banyak garis waktu untuk alam semesta yang berbeda. Ini juga merupakan ide yang sudah ada sejak lama: dalam novel A Christmas Carol karya Charles Dickens, Ebeneezer Scrooge mengalami dua garis waktu alternatif, dan salah satunya mengarah pada kematian dan yang lainnya menuju kebahagiaan.

Vox bertanya kepada James Gleick, penulis Time Travel: A History tentang asal mula perjalanan waktu dan pertanyaan mengenai Hitler.

Waktu adalah sungai

Kaisar Romawi Marcus Aurelius menulis bahwa:

Waktu adalah seperti sungai yang terdiri dari berbagai peristiwa yang terjadi, dan arus deras; karena segera setelah sesuatu terlihat, itu terbawa pergi, dan yang lain menggantikannya, dan ini juga akan dibawa pergi.”

Kita dapat membayangkan bahwa waktu memang mengalir melewati setiap titik di alam semesta, seperti sungai yang mengitari batu. Namun, sulit untuk membuat ide itu tepat. Aliran adalah laju perubahan — aliran sungai adalah jumlah air yang melewati panjang tertentu dalam waktu tertentu. Oleh karena itu, jika waktu adalah sebuah aliran, waktu berada pada kecepatan satu detik perdetik. Ini bukanlah sebuah informasi yang berguna.

Ahli fisika teoretis Stephen Hawking menyatakan bahwa “dugaan perlindungan kronologi” harus ada. Ini merupakan sebuah prinsip fisik yang belum diketahui yang melarang perjalanan waktu. Konsep Hawking berasal dari gagasan bahwa kita tidak dapat mengetahui apa yang terjadi di dalam black hole (lubang hitam) karena kita tidak dapat memperoleh informasi darinya. Namun, argumen ini terlalu berulang: sederhananya, kita tidak dapat melakukan perjalanan waktu karena kita tidak dapat melakukan perjalanan waktu!!

Para peneliti sedang menyelidiki teori yang lebih mendasar, di mana ruang dan waktu “muncul” dari hal lain yang disebut sebagai gravitasi kuantum. Akan tetapi, ini sayangnya belum ada.

Jadi apakah kita bisa melakukan perjalanan waktu? Kemungkinannya tida, tapi kita belum tahu secara pasti.


Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.!

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now