Menu Close

Bagaimana anak muda dan perempuan terlibat dalam terorisme?

Bagaimana anak muda dan perempuan terlibat dalam terorisme?

Pada akhir bulan Maret lalu, publik kaget menyaksikan dua serangan teror yang melibatkan pelaku perempuan dan generasi milenial.

Seorang perempuan berusia 25 tahun tewas ditembak aparat setelah melakukan serangan di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta.

Serangan itu terjadi hanya tiga hari setelah serangan bunuh diri oleh dua pelaku di luar gereja katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Para pelaku pengeboman adalah suami-istri; si suami berusia 25 tahun dan sang istri 20 tahun.

Haula Noor, kandidat doktor di Australian National University di Canberra, Australia, dalam melakukan penelitian pernah mewawancarai 31 keluarga pejuang jihad.

Haula menjelaskan bagaimana di satu sisi, masa remaja adalah usia yang rentan terkena paparan radikalisasi, dan di sisi lain, perempuan mendapat legitimasi dari kelompok teroris untuk melakukan aksi.

Dengarkan obrolan lengkapnya di podcast SuarAkademia, di mana kami akan hadir rutin memandu sahabat TCID untuk memahami berbagai isu yang sedang hangat, bersama akademisi dan para editor kami.

SuarAkademia - ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,500 academics and researchers from 4,943 institutions.

Register now