Menu Close

Bagaimana triliunan mikrobiota dalam usus kita membantu mencegah infeksi penyakit

Mikroorganisme dari tubuh manusia dilihat di bawah mikroskop. Pexels/Turek

Tubuh manusia adalah rumah bagi triliunan organisme berukuran sangat kecil yang disebut mikroba.

Mereka terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mereka berinteraksi antara mereka sendiri maupun dengan sel manusia sehingga kemudian membangun lingkungan yang disebut mikrobiota.

Komunitas mikroba yang menghuni tubuh kita sebagai habitatnya meliputi bakteri, virus, jamur, dan mikroorganisme lainnya. Beberapa mikroba sangat penting perannya bagi kita agar tetap sehat. Sementara, yang lain dapat membahayakan dan menyebabkan penyakit.

Sejak lahir (atau mungkin sebelumnya sejak di kandungan), kita telah memperoleh mikrobiota ini. Penelitian menunjukkan keragaman mikrobiota akan mengikuti faktor-faktor pada awal kehidupan kita, seperti pola makan, paparan obat-obatan seperti antibiotik, infeksi patogen (kuman penyebab penyakit), dan banyak faktor lainnya.

Sistem pencernaan kita, khususnya usus, terdiri dari lebih dari sepuluh triliun mikroorganisme. Para peneliti menyebut mikrobioma (kumpulan mikrobiota) dalam usus sebagai salah satu organ manusia yang kini paling aktif diteliti.

Organ ini telah menjadi rumah bagi banyak mikroorganisme yang berbeda. Tampaknya, telah terjadi komunikasi silang dan interaksi antara mereka dan tubuh kita sebagai inangnya.

Bagaimana pengaturan komunikasi silang dan interaksi antarmikroba dapat dilakukan untuk mencapai kondisi yang bermanfaat untuk mencegah penyakit? Studi terkini di bidang mikrobiota sedang mencari jawaban atas pertanyaan ini.

Penelitian tentang mikrobiota telah meningkat secara eksponensial – dari hitungan jari pada 2000-an ke lebih dari 10.000 judul publikasi di situs PubMed tahun 2022. Perkembangan ini terjadi berkat dukungan alat-alat baru serta menurunnya biaya riset.

Pentingnya keseimbangan mikrobiota

Kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit menular bergantung pada keseimbangan mikrobiota, suatu kondisi yang disebut homeostasis.

Keseimbangan tersebut adalah antara mikrobiota pelindung yang melindungi kita dan patogen berbahaya yang membuat kita sakit.

Jika keseimbangan ini terganggu, kondisi tersebut dapat memicu infeksi penyakit. Hal ini menyebabkan kondisi keseimbangan populasi mikro usus menjadi sangat penting untuk pencegahan penyakit dan pengendalian penyakit menular.

Di dalam tubuh kita, sistem kekebalan memainkan peran penting dalam mempertahankan kondisi homeostasis. Pasukan sel kekebalan kita secara konsisten menjaga dan memantau lingkungan mikrobioma.

Sekitar 80% sel-sel kekebalan kita ada di usus. Ini membuat interaksi antara mikrobiota usus, lapisan epitel usus (yang membentuk dinding usus), dan sistem kekebalan mukosa lokal (yang menghasilkan lendir dan menyediakan penghalang untuk patogen) menjadi kompleks dan rumit.

Selain itu, kita juga mengetahui bahwa mikrobioma usus mempengaruhi kekebalan sistemik secara keseluruhan. Meski masih perlu banyak riset, peran mikrobiota usus dalam perkembangan sistem kekebalan usus maupun sistemik dapat dijelaskan juga melalui mekanisme langsung dan tidak langsung.

Komunitas riset telah melakukan sejumlah upaya untuk memahami pentingnya mikrobiota dalam kesehatan manusia dan penyakit. National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat, misalnya, meluncurkan Human Microbiome Project (HMP) pada 2007 untuk membuka jalan penelitian dan pemahaman yang lebih baik tentang mikrobiota.

Intervensi untuk mencegah penyakit

Selain studi untuk meneliti mikrobiota, ada juga semakin banyak studi yang berfokus pada intervensi diet yang dianggap sebagai alat penting untuk mengatur risiko penyakit menular, mencegah invasi patogen, mengurangi keparahan infeksi, dan mendukung proses pengobatan.

Intervensi ini meliputi penggunaan prebiotik (bahan makanan yang tidak dapat dicerna enzim manusia dan secara selektif merangsang pertumbuhan atau aktivitas bakteri dalam usus besar) dan probiotik (bakteri hidup non-patogenik).

Beberapa contoh prebiotik antara lain fructo-oligosaccharides (FOS), galacto-oligosaccharides (GOS), dan trans-galacto-oligosaccharides (TOS). Istilah FOS, GOS, dan TOS sudah banyak digunakan dalam iklan susu atau makanan suplemen bayi.

Mikroorganisme probiotik antara lain meliputi ragi Saccharomyces boulardii dan bakteri asam laktat spesies Lactobacillus dan Bifidobacterium sebagai bahan tambahan pangan. Kedua pendekatan memberikan manfaat kesehatan bagi inang manusia bila diberikan dalam jumlah yang memadai.

Sebagai kesimpulan, interaksi yang kompleks dalam mikrobioma usus merupakan bidang yang menarik untuk dipelajari. Tren masa depan, termasuk intervensi diet, dapat mengarah pada pengembangan konsep nutrisi khusus yang dapat mempengaruhi pengelolaan penyakit menular.

Pemahaman tentang interaksi kompleks antara komunitas mikroba dan inang akan bermanfaat untuk pencegahan penyakit menular dan pencarian pengobatan dan terapi baru.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now