Menu Close

Bekerja dari rumah untuk menghindari COVID-19? Teknologi ini (hampir) membuat Anda serasa di kantor

Bekerja dari rumah sudah menjadi lumrah bahkan kegiatan ini sudah memiliki akronimnya sendiri, dan fenomena ini akan menjadi semakin lazim. Perusahaan seperti Apple, Amazon, dan Microsoft kini mengimbau karyawan mereka untuk “WFH” (working from home) agar terhindar dari paparan coronavirus jenis baru penyebab COVID-19.

Namun bekerja dari rumah bisa menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang baru pertama kali melakukannya. Untuk mengatasinya, banyak karyawan yang menggunakan solusi digital agar dapat berinteraksi dengan kolega mereka dan tetap produktif di luar kantor.

Berikut adalah beberapa pilihan teknologi yang dapat digunakan untuk tiga gaya bekerja: rapat formal, diskusi informal, dan kerja tim. Tapi masing-masing pilihan bukannya tanpa masalah.


Read more: Coronavirus could spark a revolution in working from home. Are we ready?


Rapat-rapat formal

Pertanyaan yang muncul di benak banyak orang adalah bagaimana cara mengadakan rapat dengan para kolega dan klien. Salah satu jawaban paling banyak didapat adalah Zoom, sebuah platform komunikasi video yang menggabungkan konferensi, rapat secara daring, chat, dan kolaborasi jarak jauh.

Zoom kerap digunakan untuk menggantikan rapat formal, dan pekan lalu harga sahamnya naik 12% akibat antisipasi terhadap karantina atas coronavirus yang akan membuat platform ini semakin luas digunakan. Nilai jual platform ini adalah kemudahan dalam menggunakannya, dan keberadaan fitur untuk menayangkan presentasi sembari mengadakan rapat.

Walaupun aplikasi seperti Zoom menawarkan cara yang berguna agar rekan kerja bisa berkomunikasi, mereka kurang memuaskan untuk berinteraksi dengan para pelanggan. Riset menemukan bahwa rapat-rapat online gagal untuk mendapatkan perasaan empati dan hubungan yang sama, dibandingkan dengan pertemuan tatap muka.

Diskusi informal

Meski telekonferensi berguna untuk rapat formal, ia terlalu formal untuk percakapan informal, pertanyaan singkat atau laporan status terbaru yang sifatnya instan, seperti “kamu sudah kirim kwitansinya belum?”. Hal-hal semacam ini lebih cocok menggunakan platform pesan singkat atau aplikasi group chat.

Taktik yang cukup sering digunakan adalah dengan memanfaatkan Facebook Messenger, WhatsApp atau GChat. Namun platform tersebut terkadang mengganggu, terutama jika volume pesan yang diterima cukup besar, dan malah mengakibatkan seseorang kehilangan fokus dan konsentrasi.

Banyak perusahaan yang telah beralih ke Slack dan Microsoft Teams, yang menawarkan komunikasi instan tanpa gangguan media sosial. IBM dikabarkan telah menggunakan Slack bagi semua 350.000 karyawannya. Dan Slack sendiri dikabarkan telah meminta karyawannya untuk bekerja dari rumah sebagai respons atas merebaknya coronavirus, yang kemudian menghasilkan lelucon di media sosial akan bagaimana mereka dapat berkomunikasi antara satu sama lain.

Meski platform-platform tersebut berguna untuk membaca pesan instan di antara para kolega, membangun hubungan yang lebih akrab sukar tercapai. Penelitian menunjukkan bahwa berperilaku tanpa kepura-puraan, realistis, dan menghabiskan waktu bersama dengan kolega adalah cara yang lebih alami dalam membangun hubungan kerja yang efektif, dan ini sulit jika dilakukan sepenuhnya secara daring.

Kerja tim

Cukup dengan rapat dan chat - bagaimana dengan cara mengelola suatu proyek? Ada dua pilihan yang sudah cukup luas digunakan yakni Google Drive dan Microsoft One Drive, yang menawarkan ruang di “awan” (cloud computing) untuk mengunggah berkas dan berkolaborasi dalam penyuntingan berkas tersebut secara bersamaan.

Kedua platform ini sudah menjadi standar kerja dalam berbagi dokumen. Tapi (dan mungkin Anda sudah melihat sebuah pola pada artikel ini), terkadang diskusi kelompok memerlukan percakapan dengan bertatap muka atau kegiatan brainstorming, yang sukar jika dilakukan sepenuhnya secara daring.


Read more: It's not just the isolation. Working from home has surprising downsides


Tidak dapat diragukan lagi bahwa coronavirus menyerang saat kita sudah memiliki banyak pilihan digital, yang menawarkan para karyawan kesempatan yang lebih besar untuk bekerja dari rumah dengan tingkat gangguan yang rendah.

Namun tidak dapat di pungkiri bahwa orang-orang masih memerlukan interaksi tatap muka agar perusahaan-perusahaan dapat berfungsi secara optimal. Penggunaan platform seperti Zoom, Slack, dan Google Drive kemungkinan akan meningkat selama epidemi ini, tapi setelah mereda mereka harus dianggap sebagai solusi pelengkap daripada pengganti sahih.

Bram Adimas Wasito menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 183,400 academics and researchers from 4,954 institutions.

Register now