Menu Close
A bartender pours a beer into a Bud Light glass
Pembuat merk alkohol Bud Light mengutarakan akan membagi bir gratis kepada semua orang Amerika di atas 21 tahun jika AS mencapai tujuan vaksinasi 70% yang ditargetkan Biden. Andrew Burton/Getty Images

Bir, donat, dan lotre gratis senilai $1 juta – bagaimana insentif vaksin dan sarana lain dapat membantu AS mencapai herd immunity

Semakin banyak negara, kota, dan perusahaan di Amerika Serikat yang menawarkan insentif demi mendorong orang untuk divaksin. Iming-iming ini terus bertambah besar dan dan dalam bentuk yang lebih menggiurkan.

New Jersey, misalnya, ikut serta dalam membagikan bir gratis bagi siapa saja yang dapat memberikan bukti vaksinasi.

Sedangkan negara bagian Maryland menawarkan US$100 (Rp 1,4 juta) kepada para pegawai negeri, sementara Lancaster, California, mencoba untuk mendorong remaja untuk divaksin dengan memasukkan nama mereka dalam undian untuk beasiswa perguruan tinggi senilai $10.000 (Rp 142 juta).

Tidak mau kalah, negara bagian Ohio membuat lotre dengan hadiah beasiswa empat tahun penuh untuk remaja dan $1 juta (Rp 14,2 miliar) untuk orang dewasa bila menunjukkan bukti vaksinasi; dan beberapa pemenang telah diumumkan.

Sementara itu, berbagai perusahaan menawarkan berbagai macam hal , mulai dari cuti berbayar dan kartu hadiah, hingga donat dan burger serta kentang gorenggratis.

Pada 2 Juni, perusahaan Anheuser-Busch InBev menjanjikan semua orang Amerika usia 21 tahun ke atas bir gratis jika AS berhasil mencapai target vaksinasi atas 70% orang dewasa yang disampaikan Presiden Joe Biden pada 4 Juli.

Pertanyaan besarnya adalah, apakah semua ini akan berhasil? Laporan awal menunjukkan sejumlah insentif memang membantu, terutama di kalangan anak muda.

Hal yang dipertaruhkan dalam program vaksinasi cukup besar. Pejabat kesehatan mengatakan herd immunity sangat penting untuk mengakhiri pandemi, dan itu berarti negara perlu memiliki 60% hingga 90% populasi yang telah divaksinasi, termasuk anak-anak. Tetapi survei terbaru menyatakan lebih dari sepertiga orang dewasa enggan mendapatkan vaksin.

Peneliti ekonomi pada umumnya mempelajari keputusan kelompok dan pengaruh perilaku yang muncul atas keputusan yang ada. Sementara, penelitian saya di Los Angeles Behavioral Economics Laboratory berfokus pada alasan mengapa keputusan tersebut diambil. Saya percaya bahwa insentif dapat berhasil, tapi ada dua sarana lain penting yang dibutuhkan untuk membuat kebijakan.

Bagaimana kita membuat kebijakan

Pengambilan keputusan dipandu oleh preferensi orang-orang dalam memandang suatu pilihan – apakah itu bermanfaat atau tidak.

Kita mempertimbangkan keputusan lewat penilaian kita atas pengalaman pribadi, seberapa besar konsekuensi yang dirasakan atas dua pilihan yang berbeda, dan bagaimana kita memproses informasi dari sekitar.

Selain itu, tinggal di komunitas yang berbeda dapat memberikan kita pesan tertentu – hal ini dibuktikan dengan vaksinasi yang tidak merata di dalam negeri.

Kesadaran akan kebutuhan vaksinasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingkat pendidikan, keyakinan agama, atau afiliasi politik.

Beberapa dalih para anti-vaksin mungkin dapat diatasi, namun alasan lainnya tidak. Kendati demikian, untuk mendorong orang menyetujui keputusan yang enggan mereka buat, perlu adanya perubahan motivasi.

Seorang pria yang baru saja menerima vaksin COVID-19 tersenyum sambil mengangkat secangkir bir
Beberapa negara bagian dan situs vaksin menawarkan bir gratis sebagai insentif bagi yang mendapatkan vaksinasi. AP Photo/Jacquelyn Martin

Memberikan insentif

Insentif ekonomi adalah salah satu cara yang bisa dilakukan. Langkah ini dapat membuat perubahan keputusan menjadi lebih menyenangkan dengan menawarkan imbalan atau menurunkan biaya.

Contoh terbaru dari upaya untuk membuat vaksinasi lebih bermanfaat adalah penawaran obligasi tabungan, kupon, tiket untuk pertandingan bisbol dan barang gratis di toko.

Insentif ini menargetkan orang-orang yang berpikir bahwa mereka tidak memerlukan vaksin COVID-19, yang biasanya tidak divaksinasi karena alasan nonideologis, atau bagi mereka yang merasa tidak nyaman dengan program vaksinasi ini.

Survei terbaru menunjukkan bahwa taktik semacam itu bisa berhasil. Suatu jajak pendapat baru-baru ini menemukan bahwa sebanyak 47% orang yang “hanya ingin menunggu dan melihat apa yang terjadi” mengatakan, bahwa mendapatkan cuti dari pekerjaan demi satu suntikan akan mendorong mereka untuk mengikuti program vaksin. Sedangkan sebanyak 39% responden mengatakan insentif finansial sebesar $200 akan cukup untuk mengubah keputusan orang.

Masalahnya, negara yang menawarkan pembayaran tunai atau kemenangan lotre menciptakan tafsiran tertentu terkait bahaya vaksin bagi sebagian orang, sehingga hal tersebut memperkuat keyakinan mereka untuk menolak. Penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian tunjangan mungkin lebih efektif daripada uang tunai dan mungkin menjadi alternatif yang baik untuk negara dan perusahaan.

Berita yang dapat Anda gunakan

Insentif bukan satu-satunya cara pemerintah untuk membuat orang berubah pikiran.

Kampanye merupakan alternatif yang menarik. Dengan bertujuan untuk mengubah keyakinan dan pendapat, kampanye juga memberikan pengetahuan dan kesadaran tentang beberapa keputusan yang mungkin terlewatkan oleh seseorang. Kampanye tersebut menyampaikan pengetahuan tentang pengungkapan hasil uji klinis atau menjelaskan cara kerja vaksin mRNA pada anak berusia 12 hingga 15 tahun yang sekarang memenuhi syarat.

Orang-orang yang khawatir atas kredibilitas uji klinis bisa jadi akan menanggapi kampanye tentang efek vaksin pada populasi AS dan di tempat lain. Kampanye ini juga dapat dikombinasikan dengan insentif, seperti mengundang orang untuk menonton video dan kemudian menghadiahi mereka dengan kredit yang dapat digunakan di toko setempat.

Motivasi semacam ini akan berhasil setidaknya bagi mereka yang tidak mempercayai sumber informasi yang bertentangan dengan pendapat mereka, atau yang menentang vaksin secara ideologis.

Seorang polisi New York menggigit donat Krispy Kreme sambil memegang sekotak donat saat petugas lain dan karyawan Krispy Kreme berbaur
Krispy Kreme membagikan donat kepada orang-orang yang telah divaksinasi. Loren Wohl/AP Images for Krispy Kreme Doughnuts

Sedikit dorongan

Jika insentif dan penawaran informasi tidak berhasil, opsi lain adalah nudge atau dorongan, istilah yang dipopulerkan oleh pakar perilaku ekonomi, Richard Thaler, dan pakar hukum, Cass Sunstein.

Nudge menggunakan dorongan positif yakni saran implisit yang bertujuan memengaruhi perilaku dan mengubah keputusan.

Contohnya, dorongan teman sebaya akan lebih berpengaruh dalam menentukan hal, atau banyaknya pilihan akan mempermudah orang untuk mengadopsi.

Penelitian menunjukkan bahwa nudge sangat efektif. Sebagai contoh, upaya mengharuskan orang untuk memilih agar tidak mempunyai tabungan pensiun dari perusahaan, malah meningkatan jumlah orang yang menabung untuk masa pensiun.

Banyak orang sudah melakukan teori nudge ini kepada teman dan kolega di jejaring sosial mereka untuk divaksinasi, dengan memposting foto diri mereka yang sedang divaksin di Twitter dan Facebook, sambil merayakan atau memegang kartu vaksinasi mereka. Pembuat kebijakan juga dapat mempromosikan vaksinasi dengan mengumumkan bahwa orang lain sudah mendapat suntikan.

Pemerintah juga dapat dengan mudah meningkatkan jumlah vaksinasi dengan melakukan hal-hal seperti menambahkan lokasi vaksinasi di stasiun kereta bawah tanah.

Teori nudge ini menarik karena tidak membutuhkan biaya sebanyak insentif ekonomi. teori ini juga dapat membantu mengubah kebiasaan, dan terkadang memiliki efek berkelanjutan. Namun, teori nudge bekerja dengan baik jika orang memang benar menyetujui hasil akhirnya.

Membujuk mereka yang bisa dibujuk

Insentif sebenarnya hanya akan memberi kemungkinan kecil untuk membujuk orang yang sebelumnya telah memutuskan untuk menentang vaksin, atau kepada orang yang keberatannya didasarkan pada teori konspirasi. Demi mempromosikan sudut pandang ini, atau atas asas keyakinan bahwa mereka rasa mereka benar, orang-orang ini akan menolak insentif ekonomi, mengabaikan kampanye informasi dan menolak untuk didorong ke arah yang berlawanan dengan keyakinan mereka.

[Dapatkan berita terbaik dari The Conversation setiap akhir pekan. Daftar ke newsletter mingguan kami.]

Bagaimanapun, harapan untuk membujuk banyak orang yang ragu atau enggan masih ada. Sebuah survei terbaru dari orang-orang dalam kategori ini mengungkapkan bahwa sekitar 20% responden akan mendapatkan vaksinasi setelah orang yang mereka kenal melakukannya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) baru-baru ini menawarkan jenis motivasi lain; yakni meyakinkan bahwa orang yang divaksinasi bisa bebas masker di berbagai area, termasuk di dalam ruangan. Jajak pendapat lain di Amerika Serikat baru-baru ini menunjukkan bahwa motivasi ini akan berjalan efektif untuk Partai Republik, yang secara signifikan lebih mungkin bersedia untuk divaksin dengan imbalan bebas masker.

Saya percaya kombinasi insentif dan motivasi lain memiliki peluang bagus untuk membantu AS mencapai herd immunity dan pada akhirnya mengakhiri pandemi.

Artikel ini diperbarui pada 4 Juni 2021, untuk menambahkan detail tentang pemberian bir Anheuser-Busch InBev dan laporan tentang efektivitas insentif.


Rachel Noorajavi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,000 academics and researchers from 4,940 institutions.

Register now