Apa itu planet kerdil? – Myranda, umur 8, Knoxville, Tennessee, Amerika Serikat
Kata “planet” berasal dari kata Yunani kuno yang berarti “bintang pengembara”. ini masuk akal, karena selama ribuan tahun, orang telah menyaksikan planet berubah posisi di langit malam – tidak seperti bintang, yang tampak tetap dan tidak bergerak dengan mata telanjang.
Begitulah cara orang dahulu menemukan lima planet:
Merkuri
Venus
Mars
Jupiter
Saturnus . Para astronom menggunakan teleskop dan menemukan Uranus , di tahun 1871 Neptunus , di tahun 1846 , dan Pluto
Sisa-sisa tata surya
Saya seorang ilmuwan luar angkasa dengan ketertarikan untuk mempelajari astronomi dan mengeksplorasi tata surya. Saya menerima gelar PhD di fisika pada tahun 1994, kira-kira saat para astronom mulai menemukan lebih banyak objek di luar Neptunus, di sabuk Kuiper. Itu adalah tempat di ruang angkasa yang menyimpan yang disebut “sisa-sisa” tata surya - terutama benda es kecil.
Tiga dari badan es itu – Eris, Haumea dan Makemake – ditemukan pada awal hingga pertengahan 2000-an. Mereka tampak cukup besar untuk menjadi planet; yang semuanya kira-kira berukuran sama dengan Pluto.
Para astronom kemudian menduga bahwa kemungkinan ada lebih banyak lagi benda-benda es ini di sabuk Kuiper. Mereka mulai bertanya-tanya: Berapa banyak planet yang akhirnya bisa kita identifikasi di tata surya kita? Dua puluh? Tiga puluh? Seratus? Atau lebih banyak lagi?
Mendefiniskan planet kerdil
Pada tahun 2006, dan setelah banyak perdebatan, Persatuan Astronomi Internasional muncul dengan definisi baru untuk sebuah planet. Dan untuk pertama kalinya, istilah “planet kerdil” digunakan.
Inilah yang dikatakan oleh Persatuan Astronomi Internasional: Sebuah planet harus mengorbit Matahari secara langsung. Itu juga harus cukup besar untuk memiliki bentuk bulat.
Dan planet ini harus “jelas di antara tetangganya.” Itu berarti, selain dari bulan apa pun yang mungkin dimilikinya, planet ini tidak dapat berbagi orbitnya dengan objek lain dengan ukuran yang hampir sama.
Sebuah objek yang hanya memenuhi dua kriteria pertama – tetapi bukan kriteria terakhir – sekarang disebut planet kerdil.
Pluto bukan planet
Itu mengapa Pluto kehilangan statusnya sebagai planet dan sekarang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Pluto gagal memenuhi kriteria terakhir – yakni badan sabuk Kuiper es lainnya berada dalam jalur orbitnya. Keputusan ini, yang pasti kontroversial, diperdebatkan oleh para ilmuwan hingga hari ini.
Pada saat yang bersamaan Pluto dicoret dari daftar planet, objek tata surya lain ,Ceres, yang pernah dianggap sebagai asteroid, kini diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Tidak jauh dari sabuk Kuiper; sebaliknya, Ceres berada di sabuk asteroid utama, yang mengorbit antara Mars dan Jupiter.
Pluto, Ceres, Eris, Haumea, dan Makemake membuat jumlah planet kerdil di tata surya kita menjadi lima. Tapi daftar itu pasti akan bertambah. Ada ratusan kandidat lainnya, yang hampir semuanya berada di sabuk Kuiper, dan berpotensi memenuhi kriteria sebagai planet kerdil.
Tentang planet kerdil
Planet kerdil tidak seperti Bumi.
Seperti namanya, mereka jauh lebih kecil. Pluto dan Eris, adalah planet kerdil yang berukuran paling besar dan mereka hanya memiliki diameter kurang dari seperlima Bumi.
Mereka memiliki massa yang lebih sedikit juga Sebagai contoh, Bumi memiliki sekitar 6,400 lebih banyak massa dibandingkan Ceres. Ini seperti membandingkan paus pembunuh dengan marmot.
Dan planet kerdil itu dingin. Suhu rata-rata Pluto sekitar minus 400 derajat Fahrenheit (minus 240 Celcius).
Apakah bisa ada kehidupan di planet kerdil?
Ada tiga hal yang dibutuhkan untuk kehidupan : air, sumber energi dan molekul organik – yaitu, molekul yang mengandung karbon.
Lebih dari 100 mil (161 kilometer) di bawah permukaan Pluto, lautan air cair yang sangat besar mungkin ada; ini mungkin juga berlaku untuk benda tata surya lainnya yang berada di sabuk Kuiper. Ceres juga memiliki air bawah permukaan, sisa-sisa dari apa yang mungkin merupakan lautan global purba.
Molekul organik, yang jumlahnya berlimpah dan berada di tata surya kita, telah ditemukan di Ceres dan Pluto.
Tapi ada satu bahan yang hilang untuk semua planet kerdil yakni sumber energi.
Sinar matahari tidak akan bekerja sampai sana, terutama bagi planet kerdil di sabuk Kuiper; karena mereka terlalu jauh dari Matahari. Untuk mencapai sabuk, cahaya harus menempuh lebih dari 2,7 miliar mil (4,4 miliar km). Pada saat sinar matahari sampai ke sana, jumlahnya terlalu lemah untuk bisa memanaskan secara signifikan salah satu dari planet tersebut.
Dan semua planet kerdil terlalu kecil untuk menampung panas yang tersisa dari pembentukan tata surya.
Namun para ilmuwan telah menemukan kehidupan di Bumi di tempat yang paling tidak bersahabat yang bisa dibayangkan – di dekat dasar laut, bermil-mil jauhnya di dalam tanah dan bahkan di dalam gunung berapi aktif. Ketika berbicara tentang kehidupan di tata surya kita, jangan pernah mengatakan tidak pernah.
Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami. Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:
mengirimkan email redaksi@theconversation.com
tweet ke kami @conversationIDN dengan tagar #curiouskids
DM melalui Instagram @conversationIDN
Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.