Menu Close

Harga beras dan bahan pangan lain naik menjelang Ramadhan: mengapa ini bisa terjadi?

CC BY41.3 MB (download)

Sejak akhir 2023, sebagian masyarakat di Indonesia mulai merasakan meroketnya harga beras. Pada November tahun lalu, beras dihargai 18,1% lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun 2022.

Situasi tidak berubah hingga awal tahun 2024. Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pada Februari.


Read more: Tak hanya El Nino, beras mahal karena rapuhnya adaptasi iklim pertanian kita


Parahnya lagi, harga bahan pangan lain seperti cabai, telur ayam, dan daging ayam pun ikut melonjak. Hal ini membuat masyarakat merasa terbebani dengan naiknya harga bahan pangan menjelang persiapan bulan Ramadan tahun ini.

Bagaimana penjelasan ahli mengenai permasalahan yang menyangkut kebutuhan hidup keseluruhan masyarakat ini?

Untuk menjawab pertanyaan ini, dalam episode SuarAkademia terbaru kami berdiskusi dengan Teuku Riefky, peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Indonesia.

Riefky berpendapat kenaikan harga pangan menjelang Ramadan berpotensi mengganggu tingkat daya beli masyarakat. Namun, kenaikan harga pangan menjelang bulan puasa dan tingginya harga beras ini adalah dua hal yang berbeda dan terpisah.

Naiknya harga beras sejak November 2023 disebabkan oleh El Nino yang mengakibatkan gagal panen sehingga stok beras di seluruh dunia terganggu. Sedangkan, kenaikan harga bahan pangan lain menjelang puasa disebabkan naiknya permintaan masyarakat yang tidak diikuti dengan jumlah ketersediaan bahan pangan yang tersedia di pasar.

Riefky menganggap kenaikan harga yang terjadi mendekati bulan puasa ini nanti akan berangsur turun ke harga normal seperti tahun-tahun sebelumnya. Naiknya tingkat konsumsi di bulan Ramadan dan permintaan bahan pangan akan kembali ke situasi normal seiring berjalannya waktu.

Mengenai harga beras yang masih tinggi, Riekfy mengatakan hal-hal yang dilakukan pemerintah seperti memberikan bantuan sosial dan melakukan impor beras adalah langkah yang sudah seharusnya dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan dan daya beli masyarakat.

Namun, Riefky berharap pemerintah bisa mempersiapkan langkah-langkah mitigasi mengenai permasalahan ini. Langkah yang bisa dilakukan seperti pemantauan harga, pengecekan stok ketersediaan bahan pangan, dan pengawalan proses distribusi sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk.

Simak obrolan lengkapnya hanya di SuarAkademia–ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now