Menu Close
Jadwal seks
Seks bisa direncenakan tanpa mengurangi rasa nikmatnya. Benarkah?

Haruskah kita membuat jadwal seks? Kami meneliti apakah seks yang spontan lebih memuaskan

Penggambaran seks di TV dan film sering kali melibatkan pertemuan yang penuh gairah dan mendadak yang tampaknya hanya memiliki sedikit pemikiran atau perencanaan. Penggambaran seks di media mungkin memberikan pesan bahwa ciri seks yang seksi dan memuaskan adalah spontanitas.

Faktanya, memang dalam penelitian kami, ketika kami bertanya kepada orang-orang yang berpasangan di Amerika Serikat dan Kanada tentang preferensi seksual mereka, sebagian besar percaya bahwa seks lebih memuaskan jika dilakukan secara spontan dibandingkan jika direncanakan sebelumnya.

Seks dilakukan dengan spontan
Dalam sebuah hubungan yang baru, seks mungkin terasa mudah, namun hasrat dan frekuensinya sering kali menurun seiring berjalannya waktu. (Shutterstock)

Mitos tentang seks yang spontan

Tetapi apakah seks yang dilakukan secara spontan sebenarnya lebih memuaskan? Meskipun spontanitas mungkin menandakan gairah bagi sebagian orang, mengutamakan spontanitas bisa jadi memiliki kekurangan. Meskipun hasrat untuk berhubungan seks dapat menjadi sangat kuat dalam pergolakan hubungan baru dan seks mungkin terasa seperti terjadi secara teratur tanpa perencanaan, hasrat seksual (dan frekuensi hubungan seks) sering kali menurun seiring berjalannya waktu dalam suatu hubungan.

Pasangan jangka panjang yang menunggu kedua pasangannya memiliki ledakan hasrat secara bersamaan agar seks terjadi mungkin jarang melakukan hubungan seks. Perencanaan mungkin penting agar seks dapat terjadi di tengah-tengah tuntutan lain pada waktu mereka, bahkan jika menjadwalkan pertemuan seksual dianggap kurang seksi. Mengetahui kapan harus berhubungan seks juga dapat membantu orang mempersiapkan diri - pakaian, lubrikasi, privasi - yang dapat meningkatkan seks.

Terlepas dari ide seks yang spontan yang muncul dari budaya, jiwa, dan media Amerika Utara, hanya sedikit penelitian yang meneliti bagaimana seks terencana dibandingkan dengan seks spontan yang ideal.

Kelompok penelitian kami dari Sexual Health and Relationships Laboratory di Universitas York merekrut 303 individu dan 102 pasangan dari Amerika Serikat dan Kanada. Kami bertanya kepada para peserta seberapa besar mereka setuju dengan pernyataan seperti: “Seks dengan pasangan saya paling memuaskan jika dilakukan secara spontan” dan “Saya lebih suka mengetahui sebelumnya kapan saya akan melakukan hubungan seks berikutnya.”

Kami kemudian bertanya apakah pengalaman seksual terakhir mereka direncanakan atau tidak. Kami menanyakan seberapa puas mereka secara seksual dalam hubungan mereka secara umum dan selama pengalaman seksual terakhir mereka. Kami juga melacak pengalaman harian mereka selama tiga minggu.

jadwal seks
Para peserta penelitian ditanyai seberapa sering mereka melakukan hubungan seksual, dan apakah hal itu direncanakan atau spontan. (Shutterstock)

Spontanitas dan kepuasan

Dalam kedua penelitian tersebut, orang-orang menjunjung tinggi keyakinan bahwa spontanitas adalah hal yang ideal. Namun, berbeda dengan kepercayaan ini, seks spontan tidak terlalu memuaskan.

Dalam penelitian pertama kami, meskipun orang-orang yang lebih selaras lebih erat condong dengan spontanitas melaporkan lebih puas secara seksual, ketika pengalaman seksual terakhir mereka dianggap terjadi secara spontan, mereka tidak menganggapnya lebih memuaskan daripada seks yang direncanakan.

Seks yang direncanakan terkadang dianggap kurang seksi, tetapi ini hanya bagi mereka yang percaya bahwa seks yang direncanakan tidak ideal. Menganggap pengalaman seksual yang baru saja dilakukan sesuai rencana dikaitkan dengan kepuasan seksual yang lebih rendah secara keseluruhan, tetapi ini tidak terjadi pada mereka yang lebih percaya bahwa seks yang direncanakan itu memuaskan (dan yang menarik, sekitar satu dari lima orang mengatakan bahwa hubungan seksual terakhir mereka adalah yang direncanakan).

Dalam penelitian kedua, di mana kami melacak pengalaman seksual pasangan selama 21 hari, kepuasan seksual tidak berbeda berdasarkan apakah seks dianggap spontan atau terencana, bahkan bagi mereka yang percaya pada seks spontan yang ideal.

Kami juga ingin mengetahui bagaimana orang-orang merasa spontanitas dan perencanaan berkontribusi pada kenikmatan seksual mereka. Menariknya, orang-orang mengatakan bahwa spontanitas menambah kegembiraan, gairah, makna, dan hasrat seksual mereka. Namun banyak orang juga menyebutkan bahwa perencanaan dapat menciptakan antisipasi dan hasrat untuk berhubungan seks.

Dan meskipun beberapa orang menyebutkan bahwa seks yang terencana dapat menambah unsur tekanan, spontanitas juga tidak selalu menjadi resep untuk seks yang panas - beberapa orang mengatakan bahwa ketika seks tidak direncanakan, mereka mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan penetrasi, mengesampingkan gangguan mental, atau memastikan privasi.

Persepsi penuh gairah

Salah satu alasan mengapa orang mungkin menghargai spontanitas adalah karena mereka menghubungkannya dengan gairah dan hasrat yang lebih otentik, mirip dengan tahap awal suatu hubungan. Jika ini adalah dirimu, ingatlah bahwa bahkan pada tahap awal suatu hubungan, seks mungkin lebih terencana daripada yang kamu bayangkan.

Pikirkan saja berapa banyak perencanaan yang dilakukan untuk menciptakan kencan yang romantis atau menyenangkan, mempersiapkan seks sebelumnya dengan dandanan pribadi atau pakaian dalam yang menarik, dan melakukan upaya untuk saling tertarik satu sama lain pada masa-masa awal hubungan kalian.

Di sisi lain, seks yang terencana dapat membangkitkan asosiasi anti-erotis tentang tanggung jawab, tugas dan kewajiban yang, mari kita akui, bukanlah sesuatu yang ada dalam novel-novel roman yang bagus.

Namun penelitian kami menunjukkan bahwa melihat nilai dari seks yang terencana dapat membantu pasangan mempertahankan kepuasan seksual dengan menjadi lebih intens dalam berhubungan seks. Hal ini sangat penting untuk diingat ketika pasangan romantis mengalami masa-masa ketika spontanitas menjadi sebuah tantangan, seperti masa-masa sibuk di tempat kerja dan kelahiran anak.

pasangan di tempat tidur tapi yang terlihat hanya kaki yang keluar dari balik selimut
Saat bekerja dari rumah, seks di sore hari bisa menjadi sebuah hiburan. (Shutterstock)

Niat untuk melakukan seks

Para dokter yang menangani pasangan yang sedang berjuang dengan hubungan seksual mereka telah lama mencoba untuk menantang ide-ide tentang hubungan seksual yang spontan demi membuat klien menjadi lebih niat dalam hubungan seksual mereka.

Sebagian besar hal penting yang kita lakukan dalam hidup kita telah direncanakan sebelumnya. Sebagai contoh, ingatlah kembali liburan terakhir kalian. Kemungkinan besar perjalanan tersebut adalah sesuatu yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi juga sesuatu yang sangat menyenangkan.

Jika seks adalah sesuatu yang bernilai bagi, perencanaan dapat menjadi bagian dari memprioritaskan hubungan seksual. Meskipun bintang-bintang terkadang bisa sejajar dan memicu gairah yang muncul tiba-tiba, namun dengan merencanakan waktu untuk bercinta juga bisa mengatur panggung untuk pertemuan seksual yang memuaskan.

Merencanakan seks bukan berarti harus ditulis dalam jadwal atau dikirim sebagai undangan kalender. Hal ini dapat berupa berkomunikasi dengan pasanganmu sehingga kalian dapat mengetahui kapan suasana hati kalian lebih mungkin untuk berhubungan, seperti setelah berbagi keintiman emosional atau selama periode yang tidak terlalu menegangkan di tempat kerja, dan setuju untuk meluangkan waktu untuk berhubungan.

Dengan banyaknya orang yang masih bekerja dari rumah atau dari jarak jauh, hal ini mungkin sesederhana menggeser jam kerja sehingga kalian bisa menikmati waktu bersama di sore hari. Dalam beberapa kasus, mungkin lebih tertarik untuk melakukan hubungan seks di pagi atau sore hari dibandingkan di malam hari saat kalian sudah siap untuk tidur setelah makan malam yang berat.

Bagi sebagian besar pasangan, seks adalah cara untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan mereka. Dan seiring berjalannya waktu dalam hubungan, seperti halnya kencan malam atau liburan akhir pekan, seks adalah sesuatu yang mungkin memerlukan perencanaan. Kabar baiknya adalah bahwa seks yang terencana sama memuaskannya dengan hubungan seks yang dilakukan secara mendadak.


Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now