Lautan secara tidak langsung menyatukan komunitas global. Namun, lautan saat ini menghadapi ancaman lebih banyak dari sebelumnya dalam sejarah.
Fakta dan prediksi yang ada sangat mengejutkan.
Laju asidifikasi laut, yang terjadi ketika lautan menyerap banyak karbon, sudah jauh dari normal.
Dengan pergantian abad, lebih dari setengah spesies laut di dunia bisa punah.

Tulisan ini bagian dari Oceans 21
Serial kami terkait lautan global yang dibuka dengan 5 profil samudra. Nantikan artikel-artikel baru terkait keadaan laut dunia menjelang konferensi iklim PBB berikutnya, C0P26. Serial ini merupakan persembahan dari jaringan internasional The Conversation.
Manusia terus-menerus membangun dengan sembrono dan menghancurkan ekosistem terbesar dunia.
Konservasi laut bukan sekadar untuk melindungi keanekaragaman hayati; dengan melindungi laut, kita sebenarnya melindungi diri sendiri.

Karena kondisi laut semakin memburuk oleh perubahan iklim, komunitas juga dalam bahaya.
Bagi beberapa komunitas, ini bisa berarti mendapati kawasan pesisir – termasuk rumah mereka di dalamnya – tersapu oleh badai yang semakin intens.
Bagi komunitas lain, ini berarti kehilangan ikan yang mendukung penghidupan mereka.
Lautan yang sehat akan mendukung kesehatan komunitas dan planet.
Kita melihat hubungan ini dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-14: kehidupan dalam air.
Tujuan ke-14 ini punya 7 target utama yang ingin mencapai “konservasi dan pengolahan laut berkelanjutan, lautan dan sumber maritim untuk kehidupan berkelanjutan.”
Melindungi lautan dunia
Riset terbaru saya menunjukkan bagaimana pentingnya kawasan konservasi perairan (KKP) untuk mencapai lautan berkelanjutan.
Saat ini, hanya 6,4% lautan global yang dilindungi dan hanya 2,7% mencakup perlindungan terhadap aktivitas ilegal, sementara para ilmuwan sudah menyatakan perlindungan maksimum laut perlu setidaknya 30%.
Tahun lalu, beberapa negara bergabung dalam Aliansi Lautan Global dan sepakat untuk melindungi 30% lautan pada tahun 2030, target ini disebut “30x30”.
Apabila kita bisa mencapai ini, maka kita bisa menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati, memastikan persediaan ikan dan makanan untuk semua, dan menjaga laut yang sehat untuk mengatasi krisis iklim.

Tidak semua KKP sama
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) sudah ada selama beberapa dekade, dalam berbagai bentuk.
Dalam pengertian luas, suatu KKP adalah kawasan yang dikelola untuk melindungi kehidupan laut dengan menentukan area mana saja yang boleh ada dan tidak ada aktivitas.
Saat ini, KKP ada dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran, tetapi kualitas juga sama pentingnya bagi wilayah konservasi.
Selama beberapa tahun, tekanan untuk memperluas kawasan lindung global mendorong beberapa pemerintah untuk melindungi area-area yang tidak digunakan atau punya nilai ekologi rendah guna menghindari konflik dan menghasilkan keputusan sulit.
Namun, cara ini tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Kawasan konservasi ini harus berada di tempat dan menggunakan regulasi yang tepat untuk memastikan bahwa KKP mampu berkelanjutan.
KKP bisa memberikan level perlindungan kehidupan laut yang berbeda .
Hal ini dapat dipengaruhi oleh tujuan konservasi, kebutuhan ekonomi, sosial serta budaya di area tersebut.
Pada sisi lain, KKP bisa mendapatkan perlindungan minim, karena beberapa aktivitas ekstraktif boleh dilakukan di kawasan ini, seperti menggunakan alat pancing yang bisa merusak spesies dan habitat.
Mungkin masih ada keuntungan konservasi, meski hanya sedikit.
Di sisi lain, KKP dapat mendapat perlindungan tinggi atau sepenuh. Perlindungan semacam ini hanya membolehkan kegiatan ekstraksi dan destruktif ringan (perlindungan tinggi) atau tidak boleh ada kegiatan sama sekali (perlindungan penuh).
Ini akan memberikan perlindungan terbaik pada keanekaragaman hayati.

Di atas kertas, beberapa negara telah melampaui tujuan 30%, tetapi jika KKP tidak memiliki peraturan yang kuat, tidak akan mungkin memberikan manfaat konservasi yang kita butuhkan.
KKP terkuat memiliki setidaknya beberapa kawasan yang sepenuhnya terlindungi dari aktivitas berbahaya.
Di pesisir Atlantik dari Kanada, paus hidung botol (northern bottlenose whale) berenang bebas di KKP yang dikenal sebagai “Gully.”
Sebagai salah satu KKP tertua di Kanada, area ini melindungi ratusan spesies, termasuk paus dan lumba-lumba, ikan, kepiting, gurita, dan invertebrata lainnya, belum lagi karang dengan keanekaragaman tertinggi di Kanada Timur.
Walau berlokasi di lepas pantai, KKP Gully memiliki keterikatan lokal, karena nelayan menggunakan area ini, sehingga tempat ini walau jauh memiliki hubungan dengan masyarakat Kanada.
Meskipun tidak terlihat, Gully tidak diabaikan.

KKP Gully pernah dikritik di masa lalu karena lemahnya peraturan untuk beberapa kegiatan.
Lalu, tahun 2019, pemerintah Kanada melarang aktivitas ekstraksi gas dan minyak, pertambangan dan penggunaan trawl bawah di seluruh KKP Kanada.
Melalui manajemen tiga zona, termasuk zona yang dilindungi sepenuhnya dari permukaan ke dasar laut, KKP Gully menjadi kisah sukses konservasi Kanada.
Langkah selanjutnya
KKP berpotensi membantu kita mencapai target SDG 14, mengelola ekosistem perikanan yang sehat dan berkelanjutan.
KKP tidak bisa membantu untuk mencapai target lainnya, seperti mengurangi polusi atau dampak dari pengasaman.
Peraturan KKP terbatas hanya dalam wilayah tertentu, tetapi perilaku kita yang merusak dampaknya tidak terbatas.
KKP adalah salah satu jenis alat dalam kotak peralatan yang lebih besar yang mencakup manajemen perikanan, peraturan perkapalan, kebijakan perubahan iklim, dan banyak lagi.
Di dalam lautan yang terus berubah dan semakin sibuk, KKP harus bekerja sama satu sama lain dan dengan alat-alat lain.
Ini akan membentuk struktur yang lebih besar terkait pengelolaan laut di seluruh habitat, ekosistem, dan batas geopolitik.
Dalam upaya melindungi sepertiga lautan, kita harus melindungi area yang tepat, dengan peraturan yang kuat dan tanpa memperburuk ketidakadilan dan ketidaksetaraan pada masyarakat yang terkena dampak keputusan konservasi.
Tujuan kita saat ini mungkin hanya 30x30, tapi ambisi sebenarnya adalah untuk melihat lautan 100% bisa dikelola secara berkelanjutan untuk memastikan masa depan yang baik untuk semua.
Wiliam Reynold menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.