Menu Close
Ruangan penuh dengan jurnalis yang menyaksikan debat capres Partai Demokrat 20202
Beberapa calon yang berada di panggung bersama Joe Biden dalam debat Partai Demokrat tahun 2020 akan berbaris melawannya lagi pada tahun 2024. Giorgio Viera/EPA-EFE

Jika Biden tidak mencalonkan diri pada Pemilu 2024, berikut ini saingan utama untuk nominasi Partai Demokrat

Presiden Joe Biden telah menegaskan niatnya untuk mencalonkan diri kembali pada Pemilihan Umum (Pemilu) Amerika Serikat (AS) 2024. Meskipun pidato kenegaraannya juga mencerminkan semangat juang yang banyak ditafsirkan sebagai indikasi pencalonan kembali tahun depan, niat Biden itu belum tentu terwujud.

Di internal Partai Demokrat, ada kekhawatiran mengenai usia presiden dan rendahnya tingkat kepuasan publik terhadap Biden. Berita baru-baru ini tentang dokumen rahasia yang ditemukan di rumahnya di Delaware jelas makin tidak membantu meredakan kekhawatiran ini.

Jika Biden tidak mencalonkan diri, pemilihan kandidat di internal Partai Demokrat untuk Pemilu 2024 akan menjadi kontes yang jauh lebih terbuka. Dan ada beberapa kandidat potensial.

Kamala Harris

Sebagai Wakil Presiden AS saat ini, Kamala Harris tampak menjadi pilihan kedua jika Biden memutuskan untuk tidak mencalonkan diri. Namun, sama seperti sang Presiden, Harris mendapatkan tingkat kepuasan publik yang sangat buruk. Pada awal Februari, persentase kepuasan publik terhadapnya hanya sebesar 39%.

Meskipun nilai kepuasan publik wakil presiden secara historis selalu berkaitan dengan presidennya, Harris harus menemukan keseimbangan antara membedakan dirinya dari Biden dengan tidak mengurangi peran eksekutifnya saat ini.

Stacey Abrams

Ketika negara bagian Georgia memenangkan Demokrat pada 2020, banyak yang memuji Stacey Abrams atas keberhasilannya. Mantan pemimpin minoritas di Dewan Perwakilan Rakyat Georgia ini menjadi juru kampanye andalan Partai Demokrat menjelang pemilu 2020.

Namun, meskipun keberhasilan di wilayah selatan ini kerap dikaitkan dengan dirinya, Abrams memiliki catatan keikutsertaan pemilu yang tidak menguntungkan. Ia pernah mencalonkan diri sebagai gubernur Georgia pada tahun 2018 dan 2022, tapi kalah dalam keduanya. Ini tentu saja menimbulkan keraguan akan elektabilitasnya di dalam partai dan bagi para pemilih.

Pete Buttigieg

Pete Buttigieg beralih dari politik lokal ke politik nasional hanya dalam kurun waktu beberapa bulan. Mantan Walikota South Bend, Indiana, ini mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Demokrat pada tahun 2020 dan memenangkan kaukus Iowa. Namun, tidak lama kemudian ia mengundurkan diri dari pencalonan tersebut. Ketika Biden mulai menjabat, ia menunjuk Buttigieg sebagai Menteri Transportasi - dan sejak kepindahannya ke Washington, nama Buttigieg makin terkenal.

Pete Buttigieg dengan para pendukung dalam sebuah rapat umum politik.
Kesayangan kaum progresif: Pete Buttigieg adalah pria gay terbuka pertama yang mencalonkan diri sebagai calon presiden. EPA-EFE/Caroline Brehman

Di internal Partai Demokrat, popularitas Buttigieg cenderung tinggi. Ia dianggap sebagai “calon pengganti yang paling banyak diminati untuk kampanye” menjelang pemilu paruh waktu (pemilihan anggota Kongres) 2022. Jika terpilih, Buttigieg akan menjadi presiden termuda dan menjadi laki-laki gay terbuka pertama yang menjadi presiden.

Namun, perubahan yang diusulkan terkait jadwal pemilihan kandidat di internal Partai Demokrat dapat menjadi tantangan bagi Buttigieg, yang sebelumnya mengalami kesulitan besar untuk mendapatkan dukungan dari kelompok pemilih minoritas.

Amy Klobuchar

Amy Klobuchar menjadi perempuan pertama yang terpilih mewakili Minnesota di Senat AS dan telah malang melintang di panggung politik nasional sejak tahun 2007. Selama sidang konfirmasi untuk calon hakim agung Brett Kavanaugh, ia menjadi sorotan media dan menuai pujian karena pertanyaannya yang tajam.

Klobuchar sebelumnya pernah mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2020 dan memberikan dukungannya kepada Biden setelah kalah dari pemilihan internal.

Ia dipandang sebagai seorang moderat, figur yang dapat menyatukan kedua belah kubu partai, dan mungkin menjadi alternatif yang paling mirip dengan gaya kepemimpinan Biden. Namun, namanya cenderung kurang populer dibandingkan lawan-lawannya yang lain di partai. Ia juga pernah kesulitan untuk menarik antusiasme untuk membantu kampanyenya pada tahun 2020, dan ini sepertinya akan menghalangi jalannya lagi.

Gavin Newsom

Gubernur California Gavin Newsom, yang menang untuk kedua kalinya pada pemilu paruh waktu, tahun lalu menjadi sorotan media karena membayar papan iklan di negara bagian konservatif, seperti Texas dan Indiana, untuk mempromosikan bahwa aborsi masih legal di California.

Newsom lebih disukai dibandingkan Biden dan Harris. Namun, menurut data terbaru, ia masih mendapatkan suara satu digit. Ini karena popularitas namanya yang cenderung rendah rendah di antara para pemilih. Data dari Granite State Poll bulan Januari di New Hampshire menunjukkan bahwa beberapa pemilih merasa mereka belum dapat menilainya karena belum cukup mengenalnya.

Jika Newsom masuk dalam jajaran nominasi Partai Demokrat, maka strategi kampanyenya di awal perlu difokuskan untuk meningkatkan profil publiknya di seluruh AS.

Elizabeth Warren

Elizabeth Warren, senator Massachusetts sejak 2013, sebelumnya mencalonkan diri sebagai presiden pada 2020 dan dengan cepat dikenal sebagai kandidat dengan rencana paling rinci untuk setiap isu. Meskipun ia tidak memenangkan nominasi, ia terus membawa dampak di Capitol Hill dengan pidato-pidato penuh semangat tentang isu-isu seperti hak aborsi.

‘Marah’: Elizabeth Warren mengecam keputusan Mahkamah Agung terkait hak aborsi, Mei 2022.

Selain Biden dan Harris, yang memang memiliki nama besar karena posisi mereka, Warren paling dikenal di antara para kandidat potensial. Selain itu, ia lebih disukai dibandingkan presiden dan wakil presiden.

Di antara para pemilih di dua negara bagian utama yang diusulkan untuk pemilihan internal partai, New Hampshire dan South Carolina, Warren juga cukup populer, menurut data terbaru dari polling Granite State Poll dan South Carolina Policy Council.

Gretchen Whitmer

Setelah memenangkan masa jabatan kedua sebagai gubernur pada pemilu paruh waktu November 2022, dan mengalahkan calon dari Partai Republik yang didukung Trump serta meningkatkan margin kemenangannya dari tahun 2018, Gretchen Whitmer dapat memasuki pertarungan tahun 2024 sebagai penantang wild-card.

Whitmer pertama kali terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Michigan pada tahun 2000, dan menarik perhatian nasional karena pidatonya tentang hak aborsi pada tahun 2013, ketika ia mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami pelecehan seksual saat masih muda. Ia pernah menjadi target penculikan yang digagalkan oleh FBI pada Oktober 2020.

Whitmer terkenal karena kemampuannya untuk bekerja lintas partai dan telah meloloskan lebih dari 900 rancangan undang-undang bipartisan sebagai gubernur. Dengan Michigan yang siap untuk naik dalam kalender pemilihan internal Partai Demokrat, Whitmer dapat memiliki keunggulan tersendiri jika dia memutuskan untuk mencalonkan diri.

Baik sebagai calon wakil presiden atau calon wild card, tidak ada anggota Partai Demokrat kecuali Biden yang telah menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri. Keputusan ada di tangan sang Presiden. Namun, jika ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri di tengah meningkatnya desakan agar ia mundur, Partai Demokrat tentu saja memiliki pilihan lain, dan pemilihan pendahuluan di internal partai dapat menjadi ajang kontestasi yang sangat kompetitif.


Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,800 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now