Menu Close
jatuh cinta

Kamu sedang jatuh cinta? Inilah yang terjadi pada otak dan tubuh kamu

Cinta mendominasi budaya populer kita dan menjadi tema dari banyak lagu, film, dan karya sastra dan seni. Namun, apa yang terjadi di dalam tubuh kita saat kita merasakan cinta?

Cinta sulit untuk didefinisikan, tetapi dapat digambarkan sebagai perasaan kasih sayang yang mendalam. Pada tingkat yang paling dasar, ilmu pengetahuan melihat cinta sebagai campuran zat kimia yang dilepaskan oleh otak.

Dari perspektif evolusi, cinta romantis berevolusi dari dorongan hewan primitif untuk menemukan dan mempertahankan pasangan yang disukai. Cinta membuat orang terikat dan berkomitmen satu sama lain, untuk membesarkan anak-anak hingga melewati masa kanak-kanak. Hal ini memastikan spesies kita akan terus bereproduksi, bertahan hidup dan berkembang.

Namun, cinta romantis bukan hanya tentang reproduksi. Beberapa orang berpendapat bahwa kita harus mempertimbangkan cinta sebagai motivasi, seperti rasa lapar, haus, tidur, atau seks.

Ada banyak manfaat dari mencintai orang lain dan dicintai. Ini termasuk kesehatan mental yang lebih baik, kesejahteraan dan fungsi kekebalan tubuh, dan mengurangi stres dan penyakit kronis.

Apa yang terjadi ketika seseorang pertama kali jatuh cinta?

Jatuh cinta biasanya dimulai ketika seseorang mulai melihat orang lain sebagai orang yang spesial dan unik.

Fase awal jatuh cinta adalah keadaan neurobiologis yang ekstrem, ditandai dengan respons yang meningkat dan gairah yang tinggi. Nafsu dan ketertarikan didorong oleh hormon seks, estrogen, dan testosteron, sebagai motivasi untuk berhubungan seks.

Area tertentu di otak diaktifkan ketika jatuh cinta, khususnya sistem limbik dan pusat penghargaan. Sistem limbik memiliki peran penting dalam emosi dan memori. Hal ini menyebabkan suasana hati yang positif dan menjelaskan mengapa kenangan yang terkait dengan cinta yang baru begitu kuat.

cinta di orang lesbian
Kenangan akan cinta pertama begitu kuat karena sistem limbik otak diaktifkan. Masha S/Unsplash

Ada juga peningkatan dopamin dan noradrenalin. Dopamin merangsang jalur penghargaan dan meningkatkan motivasi serta pikiran dan perilaku obsesif untuk mengejar ketertarikan cinta. Noradrenalin menyebabkan perasaan euforia, dan respons fisiologis berupa detak jantung yang lebih cepat, kupu-kupu di perut, dan peningkatan energi.

Pada saat yang sama, area otak lainnya dinonaktifkan. Berkurangnya aktivitas di korteks frontal mengurangi emosi dan penilaian negatif. Hal ini menjelaskan mengapa pada awalnya orang mungkin tidak melihat kesalahan pada orang yang mereka cintai.

Namun, meskipun kita mungkin merasa lebih sedikit menghakimi, ada juga peningkatan kortisol, stres, dan perasaan tidak aman pada fase awal jatuh cinta.

Bagaimana cinta romantis berubah seiring waktu?

Fase awal jatuh cinta dan tergila-gila berlangsung selama beberapa bulan.

Selama fase berikutnya, terjadi peningkatan keintiman, komitmen, dan keterikatan. Hal ini didorong oleh hormon oksitosin dan vasopresin. Oksitosin membantu kita merasa aman dan terlindungi setelah kortisol yang tinggi dan stres akibat ketidakpastian dan risiko jatuh cinta. Vasopresin mendorong perilaku kewaspadaan dan menjadi teritorial serta melindungi diri sendiri.

Antara oksitosin dan vasopresin, terdapat keseimbangan dalam berhubungan dengan orang lain sekaligus melindungi orang yang kita cintai dan diri kita sendiri.

pasangan berumur tua
Oksitosin membantu kita merasa aman dan terlindungi. Alex Blajan/Unsplash

Oksitosin sering disebut sebagai “hormon cinta” karena memfasilitasi pembentukan ikatan dan koneksi sosial. Namun, penelitian baru pada model hewan menunjukkan bahwa oksitosin tidak penting untuk memciptakan ikatan pasangan seumur hidup seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Aktivitas seksual berbeda dengan cinta, tetapi aktivitas ini memperkuat keterikatan. Ketika kita menyentuh, mencium atau berhubungan seks, oksitosin dan vasopresin dilepaskan, yang mendorong cinta dan komitmen di antara pasangan.

Bertahun-tahun menjalin hubungan romantis, sering kali berada pada periode transisi dari cinta yang penuh gairah menjadi cinta pendamping. Keintiman dan komitmen yang tinggi membantu mempertahankan cinta ini. Beberapa hubungan berakhir pada masa ini karena berkurangnya gairah, sementara pasangan lain tetap berada dalam fase cinta yang penuh gairah selama beberapa dekade.

Bagaimana dengan cinta yang tidak romantis?

Di luar perannya dalam cinta romantis, oksitosin penting dalam semua bentuk cinta, termasuk dengan keluarga, teman, dan bahkan hewan peliharaan. Hubungan sosial yang positif dan oksitosin memiliki banyak manfaat pada kesehatan, kesejahteraan, dan umur panjang manusia.

cinta terhadap peliharaan
Oksitosin juga berperan dalam rasa cinta kita terhadap hewan peliharaan. Chris Abney/Unsplash

Penelitian kami menunjukkan bahwa oksitosin berhubungan dengan kualitas hidup yang lebih baik dan hubungan sosial yang lebih sehat, di antara orang-orang dengan dan tanpa depresi.

Jadi, demi cinta pada orang, orang atau hewan peliharaan favorit kamu, siapa pun mereka, berapa lama pun kamu mencintainya, dan berapa kali pun kamu jatuh cinta, nikmatilah rasa mencintai dan dicintai.

Cinta mungkin saja merupakan koktail kimiawi terbaik dari alam. Tapi semua seluk-beluk perilaku dan emosi cinta yang kompleks masih terus luput dari ilmu pengetahuan.


Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now