Menu Close

Kasus penganiayaan oleh Mario Dandy: mengapa kekerasan remaja makin sering terjadi?

Kasus penganiayaan oleh Mario Dandy: mengapa kekerasan remaja makin sering terjadi?

Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy terhadap David ramai menjadi sorotan publik. Akibat penganiayaan tersebut, korban sampai mengalami koma karena luka yang cukup serius di bagian otak.

Kejadian ini bermula ketika Mario menerima laporan bahwa David berperilaku kurang baik terhadap pacarnya. Mario lantas mengajak beberapa temannya untuk mengeroyok David hingga terkapar.

Kasus ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian dan Mario dijerat dengan Pasal 76C Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak juncto Pasal 80 UU nomor 35 tahun 2004 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2022 tentang Perlindungan Anak subsider Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penganiayaan berat dengan ancaman lima tahun penjara.

Mengapa kekerasan remaja masih sering terjadi di Indonesia?

Dalam episode terbaru SuarAkademia kali ini, kami berbincang dengan Sutarimah Ampuni, Kepala Unit Center for Life Span Development Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.

Menurut Ampuni, tindak kekerasan yang dilakukan oleh Mario ini termasuk dalam kategori antisocial behaviour, sebuah perilaku ketika seseorang tidak mempertimbangkan norma dan melanggar hak orang lain.

Antisocial behaviour ini muncul karena beberapa penyebab, salah satunya adalah pola asuh orang tua yang tidak memperhatikan pertumbuhan emosional anak sejak kecil sehingga membuat anak kurang memiliki sifat empati. Ampuni juga menyebut ketergantungan terhadap gadget yang berlebih membuat seorang anak bisa menjadi individu yang kurang peka terhadap lingkungan sosial di sekitarnya.

Untuk mencegah semakin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh remaja, Ampuni mengatakan peran orang tua dalam mengajarkan anak mengenai empati, memberikan contoh dalam pemecahan masalah dengan orang lain, dan cara interaksi dengan lingkungan sosial menjadi sangat penting untuk membentuk karakter anak sehingga tidak berperilaku buruk.

Simak obrolan lengkapnya hanya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,500 academics and researchers from 4,943 institutions.

Register now