Menu Close
Apapun penyebabnya, terkena diare akan membuat kita tidak nyaman. Rapeepong Puttakumwong/Moment via Getty Images

Kenapa orang bisa terkena penyakit diare?


Kenapa orang bisa terkena penyakit diare? – A.A.A., usia 10 tahun di Philadelphia, Amerika Serikat (AS)


Sistem pencernaan memecah apapun yang kita makan dan minum untuk dan menyerap nutrisi untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Sisa zat padat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh kita akan dikeluarkan sebagai kotoran atau tinja dalam berbagai bentuk, ukuran, warna dan tekstur yang.

Sebagai dokter yang menangani pasien dengan masalah pencernaan, saya sering menggunakan yang disebut “skala tinja Bristol” untuk menilai teskur kotoran manusia.

Skala ini mulai dari Tipe 1 (berbentuk gumpalan keras yang terpisah-pisah) sampai Tipe 7 (berupa cairan encer tanpa potongan padat). Tekstur tinja terbaik adalah Tipe 4, yang menyerupai pisang lunak.

Jika kamu buang air besar setidaknya tiga kali sehari dengan tekstur tinja yang encer dan berair, maka kamu mengalami diare. Kamu akan merasa tidak nyaman, karena saat diare, intensitas buang air terjadi sangat cepat dan seringkali sulit dikendalikan.

Illustration of the seven categories of poop, ranging from overly firm to liquid.
Skala tinja Bristol mengelompokkan kotoran manusia dalam tujuh kategori tekstur, dari pelet keras seperti saat sembelit hingga cairan encer seperti saat diare. VectorMine/iStock via Getty Images Plus

Waspada kuman jahat

Makanan yang telah melewati lambung akan berbentuk cairan, lalu menuju usus kecil tempat nutrisi diserap. Sisa makanan tersebut kemudian mengalir ke usus besar, tempat air diserap sehingga terbentuklah tinja.

Ketika usus kecil dan usus besar gagal melakukan tugasnya, tinja akan menjadi cair. Inilah yang terjadi saat kita diare.

Diare biasanya terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit.

Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk menjaga kebersihan air minum dan kondisi makanan kita, serta membiasakan diri mencuci tangan sebelum makan.

Kuman menyebabkan diare dengan cara-cara yang berbeda. Seringkali mereka menimbulkan iritasi pada usus dan mengganggu penyerapan cairan. Beberapa kuman menyebabkan diare dengan cara melepaskan bahan kimia yang membuat usus mengeluarkan cairan, sehingga membuat tinja semakin encer. Jika kuman berasal dari makanan, gejalanya bisa berupa muntah, sakit perut, dan diare.

Pastinya tidak semua mikroba itu jahat.

Faktanya, sistem pencernaan kita dipenuhi dengan miliaran bakteri dan kuman yang dapat membantu mencerna makanan dan melindungi kita dari kuman jahat.

Mengonsumsi antibiotik untuk pengobatan infeksi juga dapat menyebabkan diare karena akan membunuh bakteri baik sekaligus bakteri jahat yang membawa penyakit. Akan tetapi, penderita diare biasanya akan sembuh setelah menghabiskan antiobiotik tersebut dan bakteri baik punya waktu untuk memulihkan diri.

Penderita diare perlu mengonsumsi banyak cairan agar tetap terhidrasi. Air adalah obat terbaik.

Hindari jus dan soda karena akan membuat diare semakin parah. Hindari pula makanan yang dapat membuat sistem pencernaan Anda bekerja lebih keras, seperti produk susu.

Sebaliknya, makanan tinggi serat seperti ubi jalar, gandum dan bit dapat membantu membuat tinja menjadi lebih padat.

Jangan pernah mengonsumsi obat diare, meskipun tidak memerlukan resep, tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Ada banyak penyebab lain

Masih banyak penyebab-penyebab diare yang lainnya sebagai berikut:

  1. Beberapa orang dilahirkan dengan kondisi yang membuat mereka mudah terkena diare. Contoh paling umum adalah penderita intoleransi laktosa. Laktosa adalah gula dalam susu yang membutuhkan enzim khusus, yakni laktase, agar bisa dicerna di usus kecil. Beberapa orang hanya memiliki sedikit, atau bahkan tidak sama sekali, enzim ini di usus kecil mereka. Akibatnya, laktosa ikut masuk ke usus besar tanpa dipecah dan diserap, sehingga menyebabkan kotoran menjadi sangat encer.

  2. Penyakit Celiac juga dapat memicu diare. Penderita Celiac memiliki kesulitan mencerna gluten –- protein yang ditemukan dalam gandum dan biji-bijian. Bagi penderitanya, memakan gluten dapat merusak usus kecil dengan mengaktifkan sistem kekebalan mereka sendiri. Kerusakan tersebut dapat diatasi dengan diet bebas gluten, tetapi diare dapat tetap berlanjut sampai usus kecil benar-benar sembuh dan bisa mencerna kembali.

  3. Beberapa orang memiliki riwayat alergi sistem pencernaan. Mereka harus menghindari makanan tertentu untuk mencegah diare dan gejala lainnya.

  4. Diare dapat pula disebabkan oleh obat-obatan. Beberapa obat memiliki efek yang akan membuatmu lebih sering buang air besar.

  5. Ada juga kondisi medis tertentu, seperti radang usus – contohnya penyakit Crohn dan kolitis ulseratif – di mana usus kecil, usus besar atau keduanya meradang selama periode waktu tertentu.

  6. Otak kita juga bisa menjadi penyebab diare: kecemasan atau stres dapat memengaruhi proses buang air besar. Beberapa kondisi, seperti sindrom iritasi usus besar, di mana otak dan usus tidak sinkron, dapat menyebabkan sakit perut dan diare, terutama saat sedang stres.

  7. Beberapa jenis kanker dan tumor tertentu juga dapat menyebabkan diare.

  8. Terakhir, bagi sebagian orang, makan makanan pedas atau berlemak, atau mengonsumsi pemanis buatan maupun kafein dalam jumlah besar dapat menyebabkan diare.

Mungkin memang menjijikan, namun saya menyarankan untuk memperhatikan tinja kalian saat buang air besar. Jika kalian mengalami diare sepanjang waktu, bukan hanya sesekali, kalian perlu berkonsultasi ke dokter.


Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.

Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:


This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,700 academics and researchers from 4,947 institutions.

Register now