Menu Close
Dua orang gadis muda melihat dengan saksama pada bola dunia di atas meja. Salah satu dari mereka memegang bola dunia seolah-olah sedang memutarnya.
Ada banyak bukti yang dapat membantu menjelaskan mengapa Bumi berputar, dan ada juga beberapa misteri besar. Jose Luis Pelaez Inc/DigitalVision via Getty Images

Mengapa Bumi berputar?


Mengapa Bumi berputar? Sara H., usia 5 tahun, New Paltz, New York, Amerika Serikat


Globe (bola dunia) adalah barang pertama yang saya beli dengan uang saya sendiri. Saat itu saya mungkin berumur 5 tahun dan saya sangat bersemangat untuk membawanya pulang. Seperti yang segera saya ketahui, kamu bisa memutarnya ke arah yang sebenarnya bumi berputar.

Ada garis imajiner antara Kutub Utara dan Kutub Selatan. Kami menyebutnya sumbu rotasi. Untuk Bumi, sumbu rotasi mengarah ke sebuah bintang terang, Polaris, yang terlihat pada malam-malam yang cerah di Belahan Bumi Utara.

bumi berotasi
Foto-foto satelit dalam satu hari menunjukkan Bumi berotasi pada sumbunya. NASA/EPIC, edit by Tdadamemd

Jika kamu ingin mengetahui arah putaran bola dunia, buatlah tanda “jempol” dengan tangan kananmu. Bayangkan ibu jari kamu sebagai sumbu rotasi Bumi, menunjuk ke Kutub Utara. Jari-jari kamu secara alami akan melingkar di sekitar tanganmu, dan arah yang ditunjuk jari-jari itu adalah arah Bumi berputar.

Setiap 24 jam, Bumi melakukan rotasi penuh, berputar dari barat ke timur, itulah sebabnya mengapa matahari terbit di timur dan terbenam di barat dan bintang-bintang di malam hari tampak bergerak melintasi langit.

Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, mari kita lihat apa yang bisa kita pelajari dari benda-benda lain di luar angkasa.

Semuanya berputar

Matahari juga berputar. Bahkan, Matahari berputar pada arah yang sama dengan Bumi.

Tidak hanya itu, Bumi juga mengitari Matahari pada arah yang sama, demikian juga semua planet lain dan lebih dari satu juta asteroid dan planet kerdil.

Sebagian besar juga berputar pada arah yang sama. Jupiter dan Saturnus berputar sedikit lebih cepat daripada Bumi, hanya membutuhkan waktu sekitar 10 jam untuk berputar. Perputaran Saturnus sedikit miring sehingga kita bisa melihat perubahan tampilan cincinnya dari waktu ke waktu.

cincin Saturnus
Wahana Cassini mengambil foto ini yang menunjukkan bagian dari cincin Saturnus yang terbuat dari milyaran bongkahan kecil es dan batu, dan lima bulannya. NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute

Ada dua pengecualian yang menarik: Uranus tampaknya telah terbalik posisinya. Tidak ada yang tahu persis bagaimana caranya. Mungkin ia bertabrakan dengan planet lain. Venus juga aneh - ia berputar ke belakang. Kita tidak tahu pasti apakah Venus terbentuk seperti itu atau terjatuh. Sebagian besar ilmuwan sekarang berpikir bahwa perputarannya telah terbalik dari waktu ke waktu oleh gaya pasang surut yang melibatkan Matahari dan atmosfer Venus yang tebal.

Semua itu membuat astronom seperti saya bertanya-tanya: Apakah ada sesuatu tentang bagaimana tata surya terbentuk sehingga “ berputar ke arah yang berlawanan?

Kelahiran sebuah bintang

Untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut kita bisa melihat bintang muda yang baru saja membentuk sistem planet-planetnya.

Salah satu yang terkenal adalah Beta Pictoris. Bintang ini dikelilingi piringan tipis debu, gas, dan benda-benda kecil yang disebut planetesimal; ukurannya beragam mulai dari sebutir pasir hingga batu bahkan bisa sampai sebesar gunung. Para astronom yakin piringan tersebut terbentuk dari materi yang tersisa saat bintang dilahirkan

Setiap bintang lahir dari awan gas dan debu yang bergerak di angkasa dan dikelilingi awan-awan serupa. Gaya gravitasi menyebabkan awan-awan ini saling tarik-menarik satu sama lain ketika berpapasan sehingga membuat awan-awan tersebut berputar perlahan-lahan.

Bahkan ketika salah satu dari awan-awan ini runtuh dan membentuk bintang, awan-awan ini tetap berputar. Bintang terbentuk, berputar di tengah-tengah panekuk datar gas dan debu yang berputar yang disebut piringan protoplanet. Semuanya - bintang, gas, dan debu - berputar pada arah yang sama.

planet mengorbit Beta Pictoris
Gambar yang dibuat oleh seorang seniman menunjukkan seperti apa planet yang mengorbit Beta Pictoris. ESO L. Calçada/N. Risinger (skysurvey.org), CC BY
Bintang Beta Pictoris
Teleskop Hubble menangkap foto Beta Pictoris. Para astronom menghalangi cahaya dari bintang yang ada di foto agar piringan protoplanet bisa terlihat. David Golimowski/Johns Hopkins University, NASA, ESA

Para astronom menduga kalau Tata Surya kita sangat mirip dengan Beta Pictoris di masa-masa awal pembentukannya..

Kita memperkirakan di dalam piringan, gas dan debu bisa saling menempel dalam sebuah proses yang disebut "akresi”. Ketika bayi planet mulai tumbuh, ia akan menjadi lebih berat dan gravitasinya akan menarik lebih banyak lagi kepingan-kepingan kecil..

Ketika bayi planet sudah cukup masif, gaya gravitasi akan mulai menghancurkannya dan membuatnya menjadi lebih padat. Karena itu, seperti pemain seluncur es yang menarik lengannya untuk berputar, planet ini berputar lebih cepat. Tekanan yang meningkat di inti menyebabkan inti meleleh. Materi yang lebih padat akan tenggelam ke dalam inti dan materi yang lebih ringan akan melayang ke permukaan planet. Akhirnya, kita mendapatkan planet dengan inti besi yang dikelilingi batuan dan mungkin di bagian luarnya ada air dan es..

Itulah yang kita lihat di tata surya kita..

Bagaimana jika Bumi tidak berputar??

Perputaran Bumi sangat penting bagi kehidupan. Perputaran Bumi menyebabkan terjadinya siang dan malam. Perputaran Bumi juga penting untuk pasang surut air laut. Tanpa pasang surut air setiap hari, kemungkinan kehidupan tidak akan pernah muncul dari laut ke daratan..

Jadi, para astronom meyakini bahwa Bumi berputar karena seluruh tata surya sudah berotasi saat Bumi terbentuk - tapi masih banyak pertanyaan tentang bagaimana putaran planet berubah dari waktu ke waktu dan bagaimana putaran mempengaruhi evolusi kehidupan. Dengan lebih dari 5.000 planet yang telah ditemukan di luar tata surya, para ilmuwan di masa depan akan sibuk melakukan penjelajahan..


Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now