Organisasi lingkungan utama Amerika Serikat telah berjanji untuk menjanjikan keragaman staf dan dewan mereka selama lebih dari 20 tahun, tetapi bergerak perlahan. Apakah skandal di tempat kerja akan membuat perbedaan?
Ketika perempuan di negara-negara lain berhasil menjatuhkan para lelaki berkuasa yang melecehkan mereka, di Indonesia, korban pelecehan masih harus berusaha untuk mencari keadilan.
www.shutterstock.com
Dyah Ayu Kartika, Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina
Kombinasi dari budaya patriarki yang sangat kuat, nilai agama yang konservatif, dan praktik penegakan hukum yang tidak sensitive gender merupakan penyebab mengapa #MeToo tidak terjadi di Indonesia.
Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus dikarenakan nihilnya perspektif gender dalam penyelesaian kasus kekerasan seksual baik di lingkungan akademik perguruan tinggi maupun aparat hukum.
www.shutterstock.com
Tidak adanya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan seksual inilah yang mengakibatkan tingginya kasus kekerasan seksual di universitas tinggi.
Kasus perkosaan di UGM adalah momentum yang bisa mengingatkan bahwa kita harus mendukung para penyintas.
www.shutterstock.com
Dengan kecenderuanga budaya Indonesia yang menyalahkan perempuan dalam kasus kekerasan seksual, korban pelecehan seksual tidak hanya menderita karena diserang tapi juga disalahkan.
Kenikmatan seksual perempuan tidak diutamakan sebagaimana pada laki-laki.
Lucky Business/Shutterstock.com