SMERU is an independent institution for research and public policy studies which professionally and proactively provides accurate and timely information, as well as objective analysis on various socioeconomic and poverty issues considered most urgent and relevant for the people of Indonesia.
The institute has been at the forefront of the research effort to highlight the impact of government programs and policies, and has actively published and reported its research findings. The work expanded to include other areas of applied and economic research that are of fundamental importance to contemporary development issues.
Dari empat akademisi yang kami hubungi, semua sepakat tidak ada pemenang dalam putaran debat kali ini. Kedua kandidat tidak menawarkan program-program yang relevan menjawab permasalahan masyarakat.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dunia penelitian di Indonesia dan Jerman serta menunjukkan bagaimana Indonesia bisa belajar dari Jerman untuk mendapatkan bantuan lebih dari perusahaan swasta.
The research landscape looks very different in Indonesia and Germany. What can the former learn from the latter to get more support from private companies for research and development?
Kegagalan untuk melaksanakan kebijakan yang melibatkan penyandang disabilitas (inklusif) berakar dari berbagai penghalang baik dari masyarakat maupun pemerintah.
Cara pandang yang perlu dihindari adalah memperlakukan sekolah sebagai pabrik yakni memproduksi lulusan melalui nilai ujian nasional, mempekerjakan “mesin” guru, dan pakai sistem produksi kurikulum.
Pembaharuan kebijakan dapat dilakukan dengan menyediakan ruang bagi pengetahuan untuk berkontestasi terhadap suatu rancangan kebijakan. Ini agar rumusan kebijakan berbasis bukti, bukan wangsit.
Makin banyak ketidaktuntasan belajar yang dibiarkan, hampir dapat dipastikan akan membuat hasil pembelajaran rendah. Menang olimpiade sains internasional, tapi terpuruk tes PISA.
Elza Samantha Elmira, SMERU Research Institute and Daniel Suryadarma, SMERU Research Institute
Hanya 2,6% dari kelompok ekonomi bawah yang kuliah. Padahal kesetaraan akses terhadap perguruan tinggi adalah salah satu cara untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan juga keluar dari kemiskinan.
Yang kaya harus membayar pajak lebih banyak, dan yang miskin perlu dibayar lebih tinggi, kata Ketua Kebijakan Ketimpangan Oxfam Internasional Max Lawson.