Pelanggaran akademis makin marak. Apa saja yang termasuk dalam praktik ini?
Academic rigor, journalistic flair
Articles on Plagiarisme
Displaying all articles
Pelanggaran akademik semakin marak di Indonesia dan telah melahirkan reputasi buruk di mata internasional. Dampaknya pun tak main-main. Tapi mengapa praktik-praktik ini masih marak terjadi?
Pendidik perlu mempertimbangkan dengan cermat ChatGPT dan perilaku curang untuk bergerak menuju sistem penilaian yang dapat memanfaatkan alat bantu AI.
Jika pelajar dan mahasiswa marak menggunakan ChatGPT untuk menulis esai dan menjawab soal, apa yang bisa dilakukan dosen dan pengajar untuk mengantisipasinya?
Selain regulasi integritas akademik yang lebih tegas, universitas harus menyediakan layanan dukungan agar mahasiswa bisa mengatasi hambatan akademik ketimbang mengandalkan bantuan pihak luar.
Di Indonesia, para penyedia jasa joki bisa semakin marak akibat kombinasi budaya akademik yang penuh kompetisi, ketidakjelasan hukum, dan berpindahnya berbagai ujian dan penugasan ke ranah daring.
Banyak pemimpin dunia, termasuk Vladimir Putin, dituding memplagiasi disertasi S3 mereka. Keputusan untuk mundur, menyangkal, atau mengabaikan tudingan tersebut mencerminkan karakter negara mereka.
Bagaimana caranya dosen memastikan bahwa tugas yang dikumpulkan mahasiswa adalah karya mereka sendiri?
Ketidakjelasan aturan self-plagiarism di Indonesia menimbulkan pertanyaan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam reproduksi ulang karya ilmiah pribadi?
Kampus masih lemah dalam berhadapan dengan kekuasaan politik. Sistem warisan Orde Baru menyisakan luasnya kontrol negara terhadap universitas.
Top contributors
-
Pengajar dan Peneliti Kebijakan Media di Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
-
Dr. phil./Dosen, Universitas Persada Indonesia YAI
-
Lecturer, Universitas Gadjah Mada and Ph.D. Candidate, University of Debrecen
-
Researcher in Human Rights and Tech, Universitas Gadjah Mada
-
Assistant professor in health policy, Universitas Airlangga
-
Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Bina Mandiri Gorontalo
-
Lecturer of Law Studies, Universitas Prasetiya Mulya
-
Professor, Brock University
-
Pro Vice-Chancellor of Te Wānanga Toi Tangata Division of Education; Professor of Measurement, Assessment and Evaluation, University of Waikato
-
Associate Dean, School of Graduate Studies & Professor, Faculty of Education, Queen's University, Ontario
-
Subject coordinator in Asian Studies, Asia Institute, University of Melbourne, The University of Melbourne
-
Assistant professor, Universitas Indonesia
-
Senior Lecturer in Leadership, People, Management and Organisations, The Business School, University of Huddersfield
-
Visiting Professor, George Mason University
-
Professor in Economics, Universitas Padjadjaran
