Menu Close
Ikan kecil dengan separuh bagian depan berwarna merah muda cerah dan sirip serta ekor berwarna biru
Ikan peri terselubung mawar, ikan karang kecil yang ditemukan pada tahun 2022. Luiz A. Rocha/Wikimedia Commons

Apakah ada kehidupan di dalam laut yang belum ditemukan?

Apakah ada kehidupan di dalam laut yang belum ditemukan? - Haven W., usia 12 tahun, McKinney, Texas


Bayangkan jika kamu pergi ke suatu tempat di Bumi yang belum pernah dikunjungi oleh siapa pun. Ada banyak lokasi seperti itu di lautan, yang meliputi lebih dari 70% planet kita.

Di lautan, makhluk hidup di berbagai kedalaman yang berbeda, seperti halnya hewan dan burung yang hidup di ketinggian yang berbeda di hutan. Setiap bentuk kehidupan laut harus menemukan cara untuk mengumpulkan makanan, bereproduksi, dan berkontribusi pada komunitas ekologi.

Di banyak area, lautan memiliki kedalaman ribuan meter di banyak area dan menawarkan jutaan kesempatan bagi kehidupan untuk berkembang. Para ahli biologi tidak mengetahui berapa banyak spesies yang hidup di lautan, tapi mereka memperkirakan kurang dari 10% yang telah dideskripsikan.

Perokok hitam dan putih

Lima puluh tahun yang lalu, tidak ada yang membayangkan bahwa seluruh komunitas biologis tumbuh subur dalam kegelapan yang ekstrem di bawah tekanan yang sangat kuat dari laut dalam. Kemudian mereka menemukannya, di titik-titik yang disebut ventilasi hidrotermal - pertama dengan kamera bawah air dan termometer, kemudian dengan mengirimkan manusia ke bawah dengan menggunakan Alvin, kendaraan bawah air.

Para peneliti menemukan titik-titik di mana air panas menyembur ke atas melalui celah-celah di dasar laut, seperti geyser di darat. Beberapa airnya panasnya mencapai 750 derajat Fahrenheit (400 derajat Celcius) - lebih dari dua kali lebih panas dari oven saat kamu memanggang kue. Air itu pun penuh dengan mineral terlarut.

Ketika air panas tumpah ke dasar laut, di mana air di sekitarnya jauh lebih dingin–sekitar 2° C–air panas akan cepat mendingin. Mineral-mineral tersebut lalu mengeras menjadi tumpukan yang tampak seperti cerobong asap. Beberapa di antaranya setinggi puluhan atau ratusan kaki.

Bahkan di zona yang dingin dan gelap ini, ventilasi laut merupakan rumah bagi semua jenis organisme hidup, termasuk cacing tabung raksasa, kerang, kepiting, dan spesies lainnya. Sinar matahari tidak mencapai cukup dalam di lautan untuk menjadi sumber energi bagi komunitas ini seperti halnya ekosistem di darat. Sebaliknya, ekosistem yang kompleks ini hidup dari kemosintesis - energi dari reaksi kimia antara bakteri dan air.

Ahli biologi laut dalam, Shannon Johnson, menggambarkan ventilasi hidrotermal dan beberapa makhluk yang hidup di sekitarnya.

Bakteri yang hidup di dalam ventilasi laut menggunakan bahan kimia seperti hidrogen sulfida sebagai energi untuk membuat karbohidrat. Kemudian organisme yang lebih besar memakan bakteri dan makhluk yang mereka beri makan. Mereka lalu dimakan oleh makhluk yang lebih besar lagi, sehingga terciptalah rantai makanan.

Para ilmuwan pertama kali menemukan “asap putih” - ventilasi bawah air di mana air yang sangat panas mengendapkan mineral berwarna terang, terbuat dari kalsium dan silikon - di sebelah timur laut Kepulauan Galapagos pada 1977. Kemudian, pada 1979, mereka menemukan “asap hitam”, yang terbuat dari mineral yang lebih gelap dan kaya akan logam seperti besi sulfida, di perairan ujung selatan Baja Meksiko.

Saya tengah bekerja di Wood Hole Oceanographic Institution, yang merancang dan membangun robot bawah laut Alvin, ketika perokok hitam ditemukan. Air di sekitar ventilasi laut sangat panas sehingga ujung plastik pada termometer eksternal Alvin meleleh. Kami khawatir akan keselamatan para peneliti dan pilot di Alvin karena plastik tebal pada lubang intip memiliki komposisi yang sama dengan ujung termometer.

Untungnya, Alvin didesain dengan baik, dan semua orang selamat. Bahkan, Alvin telah diperbarui berkali-kali; para ilmuwan masih menggunakannya untuk menjelajahi bagian dalam lautan.

Kepiting berbulu dan cacing bercahaya

Setiap tahun, para ilmuwan menemukan spesies laut baru. Beberapa berenang di air yang dalam atau merangkak dan menggeliat di dekat atau di dasar laut. Beberapa spesies, seperti bakteri yang tumbuh lambat yang menghuni kerak laut dalam, nyaris tidak bergerak sama sekali.

Hanya dalam dua tahun terakhir, para peneliti telah menemukan lusinan spesies baru di lautan. Misalnya, ada kepiting spons “berbulu” (Lamarckdromia beagle), yang menghiasi cangkangnya dengan spons, mungkin sebagai kamuflase dari predator.

Penemuan mencolok lainnya, Rose-veiled fairy wrasse (Cirrhilabrus finifenmaa), adalah ikan karang berwarna merah muda yang menakjubkan dari Maladewa, sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia.

Di Australia, para ilmuwan telah berspekulasi selama bertahun-tahun tentang asal-usul kasus telur hiu yang tidak biasa di Koleksi Ikan Nasional negara mereka. Pada Mei 2023, mereka mengidentifikasi spesies hiu baru yang menghasilkan telur tersebut: hiu hantu atau hiu setan (Apristurus ovicorrugatus), yang dinamai karena matanya memiliki iris putih sehingga tampak menyeramkan.

Tiga spesies baru yang paling menarik adalah cacing laut bioluminescent yang memancarkan cahaya ungu kebiruan. Para peneliti yang menemukan cacing tersebut di perairan dangkal dekat Jepang menamai salah satunya Polycirrus Ikeguchi, sesuai dengan nama ahli biologi kelautan Jepang yang terkenal bernama Shinichiro Ikeguchi.

Mereka menamai dua ekor lainnya Polycirrus aoandon, yang berarti “hantu lentera biru”, dan Polycirrus onibi, yang berarti “setan api”. Kedua nama tersebut merujuk pada roh dalam cerita rakyat Jepang.

Kamu dapat mengikuti penemuan-penemuan baru saat mereka dimasukkan ke dalam Daftar Spesies Laut Dunia. Dengan 90% kehidupan laut yang masih harus dideskripsikan, akan ada banyak penemuan baru yang dirilis di masa depan.


Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now