Menu Close

Bagaimana meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap proyek energi terbarukan?

Penerimaan masyarakat dalam proyek energi terbarukan adalah hal menantang yang relevan dan semakin banyak dibicarakan. Persoalan ini bahkan sudah diangkat ke layar lebar, seperti dalam film spanyol, Alcarràs dan As bestas.

Kebanyakan orang memang sepakat tentang pentingnya energi terbarukan untuk membersihkan perekonomian dan menghadapi ancaman perubahan iklim. Namun, barangkali ada orang yang tak menginginkan turbin angin dipasang di halaman mereka, ataupun area lain yang menghalangi pandangan.

Penolakan sosial proyek-proyek energi terbarukan terjadi di banyak skema. Mulai dari proyek yang diusulkan pengembang, hingga skema alternatif pengembangan energi terbarukan berbasis komunitas yang sebenarnya menempatkan masyarakat sebagai tokoh protagonis.

Penolakan yang terjadi dapat berkembang melampaui gerakan Not in my backyard ( NIMBY ) yang bergaung di banyak negara. Keberadaan NIMBY bukanlah satu-satunya faktor dalam penolakan energi terbarukan, melainkan hanyalah penjelasan sederhana dari persoalan sosial ini.

Manfaat bagi masyarakat

Kurangnya penerimaan masyarakat dalam proyek energi terbarukan acap terkait anggapan orang-orang bahwa manfaat dan biaya suatu proyek energi terbarukan tidak terbagi secara merata.

Energi terbarukan memang perlu terus kita genjot untuk mencapai transisi energi. Namun, transisi ini harus berkeadilan, yakni memiliki pembagian manfaat dan biaya penyediaan energi yang sepadan. Pengambilan keputusan di seluruh level proyek juga harus lebih representatif dan inklusif atau melibatkan semua kalangan.

Inilah kenapa, penting bagi proyek infrastruktur energi terbarukan untuk mencapai kesepakatan yang berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Kesepakatan tersebut baru bisa terjadi jika ada kesadaran bersama bahwa energi terbarukan tak hanya penting untuk memerangi perubahan iklim, tapi juga mendatangkan berbagai keuntungan bagi masyarakat setempat.

Proyek energi terbarukan yang dikelola dengan baik dapat menyokong pembangunan ekonomi setempat melalui penyerapan barang dan jasa lokal, sewa lahan, dan penciptaan lapangan kerja. Semuanya dapat mendukung penciptaan sekaligus keberlangsungan dunia usaha di tingkat lokal.

Perekonomian yang menggeliat dapat meningkatkan pendapatan daerah—aspek penting untuk memperbaiki pelayanan dan sumber daya otoritas daerah. Aktivasi ekonomi juga berdampak positif bagi demografi di daerah longgar penduduk.

Pengembang proyek dapat meningkatkan penerimaan sosial dengan kompensasi-kompensasi seperti pengurangan tarif listrik ataupun kompensasi dalam bentuk barang dan jasa bagi suatu komunitas. Pengembang juga dapat menyeleraskan pekerjaan dengan proyek lainnya yang sedang berjalan secara paralel, seperti penggunaan lahan bersama untuk mengintegrasikan fasilitas dalam perekonomian lokal (pertanian, peternakan, pengelolaan hutan).

Informasi dan partisipasi

Selain perkara manfaat, kata “tidak” untuk suatu proyek juga berhubungan dengan kekurangan ataupun ketiadaan informasi tentang karakter dan manfaat proyek. Ini termasuk kurangnya kesempatan dan alternatif partisipasi. Semua ini dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pengembang.

Pengembang tak bisa merumuskan proyek hanya berdasarkan kelayakan ekonomi dan teknis. Aspek penerimaan sosial juga perlu dipertimbangkan, melalui pelibatan komunitas sejak awal. Harapannya, rasa kepemilikan masyarakat setempat terhadap proyek tersebut dapat bertumbuh.

Kepemilikan psikologis masyarakat dalam proyek energi terbarukan dapat kita capai melalui cara berbeda, seperti partisipasi aktif sejak fase permulaan. Masyarakat dapat berunding dan bekerja sama dengan pengembang serta institusi publik melalui komunikasi yang efektif dan strategi informasi, mencakup segala aspek dalam proyek (ekonomi, finansial, dan lingkungan). Pengembang juga dapat melibatkan masyarakat agar proyek energi terbarukan memenuhi karakter dan kebutuhan spesifik di suatu daerah.

Tidak ada solusi tunggal untuk meningkatkan penerimaan sosial dan partisipasi dalam proyek energi terbarukan. Namun, ada praktik-praktik yang dapat dilakukan pengembang agar proyek mendapatkan dukungan masyarakat dan berkontribusi bagi kesejahteraan mereka. Praktik ini kami ulas secara mendalam dalam laporan terkait penerimaan sosial proyek-proyek energi terbarukan lokal.

Seluruh pihak, mulai dari pengembang, institusi administrasi dan lembaga publik, tokoh masyarakat, dan warga secara umum perlu mendapatkan informasi yang cukup. Kita pun wajib bergotong royong untuk mencapai transisi energi yang adil, merata, dan efisien.

This article was originally published in Spanish

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 186,100 academics and researchers from 4,986 institutions.

Register now