Setiap harinya, sekitar 50 ton bebatuan dari ruang angkasa jatuh ke Bumi. Sebuah pengujian terhadap meteorit-meteorit ini menginspirasi sebuah teori baru mengenai bagaimana bebatuan ini terbentuk.
Disiplin ilmiah, gaya jurnalistik
Artikel-artikel mengenai Asteroid
Menampilkan semua artikel
Penelitian baru menunjukkan bahwa tata surya sebenarnya lebih basah dari apa yang kita duga.
Saat ini kita telah menemukan lebih banyak objek dekat Bumi, tapi tantangannya adalah mengidentifikasi benda yang berpotensi menabrak kita.
Bagi Premana, penyematan nama orang Indonesia di ruang angkasa itu merupakan bentuk dukungan internasional kepada Indonesia untuk memajukan astronomi di tanah air.
Lima puluh ribu ton materi angkasa yang menabrak Bumi setiap tahun jatuh sebagai butiran debu berukuran kurang dari setengah milimeter. Tapi bagaimana jika yang menabrak jauh lebih besar?
Kontributor teratas
-
Professor of Planetary and Space Sciences, The Open University
-
Professor (Astrophysics), University of Southern Queensland
-
Associate Professor, Department of Astronomy & Bosscha Observatory, Institut Teknologi Bandung
-
Professor of Astronomy, Wesleyan University
-
Assistant Professor of Earth and Environmental Sciences, Wesleyan University
