Menu Close

Blog

Kami meluncurkan serial podcast Sains Sekitar Kita

Sains Sekitar Kita bisa didengarkan di KBR dan theconversation.com. The Conversation, CC BY-ND

Selamat pagi! Hari ini senang sekali bisa meluncurkan rangkaian podcast bertajuk Sains Sekitar Kita yang kami produksi bersama KBR.

Dalam podcast ini, kami mengajak pendengar menyimak dan menyingkap bagaimana sains bekerja dalam beragam hal di kehidupan sehari-hari, mulai dari soal perubahan iklim hingga yang sederhana—seperti kaitan antara olahraga dan peningkatan kinerja otak.

Setiap episode sengaja dirancang untuk menambah wawasan pendengar akan sains, dengan cara yang ringan dan durasi singkat.

Tetapi mengapa kami membuat podcast? Sederhana saja. Kami ingin memasyarakatkan sains ke lebih banyak orang lagi. Kami menyadari bahwa belum semua orang di Indonesia terhubung ke internet. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengatakan, dari 262 juta orang, baru 143 juta yang terhubung.

“Maka itu kami mencari format dan jenis distribusi baru untuk menjangkau lebih banyak orang, dan bermitra dengan KBR yang memiliki jaringan ke radio-radio di daerah,” kata Prodita Sabarini, Editor The Conversation Indonesia.

Baik artikel maupun podcast, kami berupaya menyuguhkan konten dengan kualitas tertinggi—dengan narasumber terbaik di bidangnya.

Para pakar yang terlibat dalam produksi podcast antara lain ahli biologi molekuler Sangkot Marzuki dan Herawati Sudoyo, ahli konservasi biologi Jatna Supriatna, neurosaintis Berry Juliandi, peneliti terumbu karang Intan Suci Nurhati, peneliti tanah gunung berapi Dian Fiantis, peneliti sosial Roby Muhamad, dan lain-lain.

Mulai hari ini, Sains Sekitar Kita akan mengudara setiap Senin di program KBR Pagi, Buletin Pagi dan Buletin Sore.

Tetapi tentu saja semua episode podcast dapat didengarkan dan diunduh di Podcast juga dapat didengarkan dan diunduh di website kami serta iTunes dan SoundCloud.

Dan jika ada stasiun radio lain yang ingin pula menyiarkan Sains Sekitar Kita dalam program mereka, kami menyambut dengan senang hati!

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 183,100 academics and researchers from 4,950 institutions.

Register now