Menu Close

Memanfaatkan SMS untuk online learning di daerah terpencil semasa pandemi COVID-19

(Shutterstock/Ronaldy Irfak)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) baru saja memperpanjang instruksi kepada sekolah di daerah zona merah, oranye, dan kuning - kawasan dengan risiko penyebaran coronavirus yang masih tinggi - untuk melanjutkan belajar dari rumah.

Artinya, pembelajaran jarak jauh masih harus dilakukan oleh 94% pelajar di Indonesia bahkan memasuki tahun akademik 2020/2021 yang dimulai pada 13 Juli.

Sayangnya, kondisi beberapa daerah di Indonesia yang belum memiliki jaringan internet secara merata dan sinyal yang tidak stabil membuat proses belajar jarak jauh menjadi terhambat.

Selain itu, ketersediaan ponsel pintar (smartphone) beserta infrastruktur pendukungnya yang mampu menjalankan berbagai aplikasi pembelajaran jarak jauh belum merata. Misalnya, menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018 persentase sekolah dasar yang menggunakan fasilitas internet di daerah pedesaan baru 49,6%.


Read more: Riset dampak COVID-19: potret gap akses online 'Belajar dari Rumah' dari 4 provinsi


Di beberapa daerah terpencil seperti di Madura, para guru yang tidak memiliki ponsel pintar berkeliling ke rumah-rumah siswa dan mengajar secara langsung. Ada juga guru yang bekerja sama dengan kepala sekolah dan mengubah rumah mereka menjadi lokasi pengumpulan tugas.

Bagi tenaga didik yang berada pada kondisi tersebut, memanfaatkan fitur percakapan grup di Whatsapp (WA) atau bahkan SMS dapat menjadi solusi untuk tetap melaksanakan pendidikan jarak jauh.

Manfaat SMS bagi pelajar di daerah rural

Penggunaan SMS untuk pengajaran jarak jauh sendiri sudah dilakukan terlebih dahulu di banyak negara berkembang termasuk Sudan Selatan dan Uganda. Penggunaannya relatif lancar karena sebelumnya SMS pun sudah biasa digunakan mulai dari pengiriman surat untuk orang tua hingga ajakan program vaksinasi sekolah.

Dengan menggunakan SMS, instruksi guru tetap dapat disampaikan dari jauh. Setelah itu, umpan baliknya dapat menggunakan telepon atau SMS juga.

Di Malaysia, misalnya, SMS masih banyak digunakan oleh tenaga didik untuk melayani pelajar yang tidak memiliki ponsel pintar atau berada di daerah yang minim akses internet.

Sebuah studi tahun 2017 dari Universiti Sains Malaysia menemukan bahwa salah satu daya tarik SMS bagi mahasiswa dan pelajar di daerah rural adalah kemudahan pemakaiannya karena hanya berbasis teks. Riset lain menemukan bahwa penggunaan SMS sangat menolong pelajar yang berasal dari keluarga berpendapatan rendah karena tidak membutuhkan biaya internet yang mahal.

Pada tahun 2018, persentase sekolah dasar yang menggunakan fasilitas internet di daerah pedesaan baru 49,6%. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Studi kasus: penghitungan aritmatika

Tentu saja penggunaan SMS akan menemui kendala pada beberapa mata pelajaran tertentu, misalnya untuk perhitungan dasar (aritmetika) dalam pelajaran matematika.

Selain hanya mampu memuat maksimal 160 karakter, penulisan pesan singkat yang dilakukan secara mendatar juga menyulitkan seorang guru yang harus menjelaskan proses perhitungan yang dilakukan secara vertikal.

Solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi ini adalah mengubah perhitungan aritmetika menjadi proses yang mendatar. Selain mudah, proses pemaparannya justru lebih detail dibandingkan metode aritmetika vertikal.


Read more: Pengajaran aritmatika di SD sembunyikan logika, bagaimana mengatasinya?


Dengan proses penghitungan ini, guru harus terlebih dahulu memberi tahu siswa notasi pagar (|) untuk memisahkan nilai tempat angka satuan, puluhan atau ratusan pada suatu bilangan.

Misalnya, untuk menjelaskan soal penjumlahan puluhan seperti 27+18, guru harus memilah nilai tempat angka satuan dan puluhan dengan notasi pagar, lalu angka dengan nilai tempat yang sama harus saling dijumlahkan.

Setelah itu baru diperiksa hasil angkanya, apabila ada lebih dari satu angka maka angka puluhannya dipindah ke sebelah kiri.

Berikut ilustrasinya:

27 + 18 = (2|7) + (1|8) = 2+1|7+8 = 3|15 = 3+1|5 = 4|5 = 45

Sedangkan untuk menjelaskan secara mendatar terkait soal perkalian - misal 6 × 32 - guru harus memilah dahulu bilangan puluhan 32 dengan notasi pagar menjadi (3|2).

Kemudian, masing-masing angka dikalikan di dalam kotak tersebut dengan 6, selanjutnya bila ada lebih dari satu angka dalam kotak maka pindahkan angka puluhannya ke kotak sebelah kirinya.

Berikut pemaparannya secara mendatar:

6 × 32 = 6 × (3|2) = 6×3|6×2 = 18|12 = 18+1|2 = 19|2 = 192.

Pentingnya subsidi untuk daerah terpencil

Untuk mendukung strategi ini, pemerintah dapat memberikan subsidi biaya telepon dan SMS secara gratis untuk guru dan pelajar di daerah terpencil.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memetakan daerah berdasarkan jangkauan internetnya ke dalam beberapa “zona”. Untuk wilayah yang aksesnya minim, pemerintah kemudian dapat menggratiskan biaya SMS dan telpon selama masa belajar dari rumah.

Pemerintah dapat memberikan subsidi biaya telepon dan SMS secara gratis untuk guru dan pelajar di daerah terpencil. (Shutterstock)

Selain itu, pemerintah juga harus memberi dukungan pelatihan pengajaran mendatar menggunakan ponsel untuk guru dan pelajar.

Di Sierra Leone, misalnya, beberapa strategi dilakukan oleh pemerintah mulai dari mengadakan program tutorial pembelajaran SMS melalui radio dan menyediakan suatu hotline atau nomor yang bisa dihubungi untuk guru dan orang tua.

Pelatihan ini juga bisa dikomunikasikan melalui televisi, misalnya memanfaatkan program pembelajaran di TVRI yang selama ini telah dilakukan.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 183,000 academics and researchers from 4,949 institutions.

Register now