Tenaga kesehatan menjemur pelindung wajah yang telah didekontaminasi di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta 12 November 2020.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz
Mora Octavia, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Untuk mengurangi risiko penularan virus melalui rongga mulut, kita bisa mencegahnya dengan mengurangi jumlah virus di rongga mulut dan menurunkan potensi penyebaran virus dari dan ke rongga mulut.
Tidak jelas berapa lama perlindungan akan bertahan, karena penelitian ini baru berlangsung selama tiga bulan.
Pekerja melakukan pengemasan saat memproduksi vaksin di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Selasa.
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj/18.
Agar bisa mengantisipasi dan menangani munculnya pandemi baru dengan lebih baik, perlu perubahan paradigma dengan melihat interaksi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan, lingkungan, dan ekonomi.
Profesor Adi Utarini, seorang ilmuwan di bidang kesehatan masyarakat dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Produsen dan konsumen tetap harus mengikuti protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik sebelum dan setelah memegang makanan kemasan beku.
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di Cikupa, Banten. Jumlah pengangguran terbuka diperkirakan bertambah jutaan akibat pandemi.
Fauzan Antara Foto
Anda Nugroho, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI
Menunda program vaksinasi akan mengakibatkan tidak hanya jumlah korban yang semakin besar, tapi juga kerugian ekonomi dalam waktu jangka panjang di Indonesia.
Sejumlah pekerja membungkus teh di salah satu pabrik teh Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (9/9/2020).
Antara Foto
Gangguan ekonomi karena COVID-19 berpotensi mengurangi penyerapan tenaga kerja sampai 2,3 juta orang. Perlu upaya komprehensif untuk mengantisipasi meningkatnya angka pengganguran.
Hutan merupakan penyangga yang esensial di antara manusia dan kehidupan liar — dan virus yang mereka bawa. Agrikultur global menghancurkan hutan, merusak biodiversitas, dan membahayakan manusia.
Petugas kesehatan dan penggali kuburan memakamkan jenazah dengan protokol kesehatan COVID-19, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud Palas, Kota Pekanbaru, Riau, 4 September 2020.
ANTARA FOTO/FB Anggoro/hp.
Nurhayati, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara and Tri Bayu Purnama, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Selain mengedukasi masyarakat, Dinas Kesehatan harus juga mengedukasi ulama terlebih dulu tentang prosedur pemulasaraan jenazah yang terpapar COVID-19.
Menghirup oksigen murni dapat menciptakan “ledakan” dalam tubuh. Ini berbahaya.
Shutterstock
Kita mungkin mengira menghirup lebih banyak oksigen itu lebih baik. Tapi terlalu banyak oksigen bisa membuat kita sakit.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) menerima hasil uji klinis tahap tiga obat baru untuk penanganan pasien COVID-19 dari Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih di Jakarta 15 Agustus 2020.
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj
Dalam riset obat, prinsip altruisme sangat kental dalam memutuskan keikutsertaan peserta uji klinik. Prinsip ini menggariskan adanya kemauan untuk berkorban dan berbuat baik untuk sesama.
Dunia dikelilingi partikel virus corona.
ImageFlow/Shutterstock
Meski perubahan adaptif mungkin belum terjadi, semua data yang tersedia pada tahap ini menunjukkan bahwa kita menghadapi virus yang sama sejak awal pandemi.
Jangan berasumsi bahwa sesuatu yang Anda tidak yakin akan berdampak buruk.
LWA-Dann Tardif/Stone via Getty Images
Merasa seperti Anda menghadapi terlalu banyak hal yang tidak diketahui terkait pandemi? Membingkai ulang apa artinya tidak tahu dapat membantu Anda memutuskan hubungan ketidakpastian-kecemasan.
Jonatan A Lassa, Charles Darwin University; Ermi Ndoen, Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) Kupang; Rudi Rohi, Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) Kupang, and Victoria Fanggidae, The University of Melbourne
Pandemi bisa memperparah gesekan dan tegangan di antar wilayah - terutama ketika perbedaan politik dan konflik sudah ada sebelumnya.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin kanker serviks kepada siswa kelas 4 dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah di SDN 8 Sumerta, Denpasar, Bali, 14 Agustus 2020.
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/pras
Meski waktu berakhirnya pandemi tidak dapat diprediksi, kita perlu mendorong dan mendukung pasien dengan kanker progresif untuk tetap mendapatkan terapi yang diperlukan.
Peneliti The Cochrane Collaboration; Associate Professor, School of Medicine dan Institute of Research, Development, and Innovations, International Medical University (IMU) Malaysia
Postdoctoral Research Fellow, Department of Health Economics, Wellbeing and Society, National Centre for Epidemiology and Population Health, Australian National University