Seorang perempuan Palestina duduk di antara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah.
Anas-Mohammed/Shutterstock
Bahwa para korban dianggap sebagai pihak yang memang seharusnya menjadi korban, adalah pola pikir yang mengerikan. Tentu hal ini berlawanan dengan rasa kemanusiaan kita.
Aksi solidaritas membela Palestina terjadi di banyak negara, tidak hanya negara-negara Muslim. Ini menandakan bahwa kesamaan identitas bukanlah satu-satunya alasan mengapa solidaritas terjadi.
Gambar Sameeh Nadi dan Esam Bashar dalam peti mati tiruan yang mewakili para jurnalis Palestina yang terbunuh selama perang di Gaza, Ramallah, Tepi Barat, 7 November 2023.
Nasser Nasser/AAP
Negara-negara Arab dan ASEAN bisa berperan besar dan aktif membantu penyelesaian konflik Israel-Palestina. Lalu mengapa kini mereka cenderung lamban dan abai?
Pembakaran bendera Israel dalam aksi protes di Istanbul, Turki.
thomas koch/shutterstock
Konflik Israel dan Palestina (Hamas) menyebabkan kebencian terhadap Israel, hal ini terjadi sebagai bentuk emosi di level kelompok yang terbentuk dari proses kategorisasi dan identifikasi sosial.
Seorang warga Palestina hendak mengibarkan bendera Palestina di kamp pengungsian Jenin pada 4 Juli 2023.
Nasser Ishtayeh/SOPA Images/LightRocket via Getty Images
Pasukan Israel telah ditarik setelah dua hari pertempuran di kamp Jenin. Tapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa ini tidak akan menjadi serangan satu-satunya
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Instagram resmi Ganjar Pranowo
Ario Bimo Utomo, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Polemik batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menunjukkan kurangnya pemahaman kita atas perbedaan logika federasi olahraga dan logika diplomasi internasional.
Sikap politik Donald Trump menyangkut Israel adalah upayanya membuat senang pemilihnya.
Shutterstock