Menu Close

Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) Kupang

Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) is both a research institute and think tank established for the first time at its headquarter in Kupang, NTT, Indonesia. IRGSC regional focus includes Indonesia, Timor Leste and ASEAN countries. Being based in West Timor gives IRGCS the luxury to also focus also on NTT Studies – a regional focus of Southeastern and Eastern Indonesia.

Promoting evidence-based policy making through capacity development of scientists, bureaucrats, local politicians, NGOs/CSOs activists, CBO’s leaders, and private leaders.

Knowledge production services in areas such as: - Mineral resource governance and conflict Studies - Urban governance, decentralization and politics - Disaster risk and climate governance - Food system and nutrition system under climate stresses - Environmental and public health governance - Coastal resources governance - Governance and institutional dimension of MDGs

Links

Displaying all articles

Papan “selamat datang” di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, porak-poranda dihantam gempa dan tsunami pada 1992. Y. Benyamin S (2018)

30 tahun lalu gempa dan tsunami merusak Flores: apakah mitigasi risiko di sana kini lebih baik?

Setelah 30 tahun berlalu, bagaimana dengan kesiapsiagaan masyarakat di Flores dalam menghadapi gempa dan tsunami?
Pembeli melihat berbagai jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jatinegara, Jakarta, 7 Novemer 2022. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj

Jumlah pengidap diabetes terus naik: mengapa nasi jadi tertuduh utama di Asia

Ketimbang menjadikan beras sebagai musuh diabetes secara total dengan peralihan pada sumber diet alternatif rendah karbohidrat, sesungguhnya ada beberapa jalan keluar.
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, 10 Februari 2021. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww

Apakah vaksinasi COVID-19 di Indonesia akan molor hingga 10 tahun? 5 faktor yang pengaruhi cepat-lambat imunisasi

Sebuah prediksi dengan data awal Februari lalu dari Bloomberg menyatakan Indonesia butuh waktu 10 tahun untuk vaksinasi penduduk sebanyak itu jika penyuntikan vaksin hanya 60 ribu dosis per hari.
Sigid Kurniawan/Antara Foto

Anies vs Jokowi? Risma vs Khofifah? Bagaimana pandemi memperburuk gesekan politik yang sudah ada

Pandemi bisa memperparah gesekan dan tegangan di antar wilayah - terutama ketika perbedaan politik dan konflik sudah ada sebelumnya.
Indonesian President Joko “Jokowi” Widodo (right) has been in an ongoing tug-of-war with his ally-turned-foe, Jakarta Governor Anies Baswedan, over pandemic mitigation. Sigid Kurniawan/Antara Foto

Existing political tensions intensify during pandemic: a ‘glocal’ observation

A pandemic can amplify friction and tension between jurisdictions – especially when there are political differences and existing conflict.
Tidak semua orang bisa merayakan gaya hidup konsumtif seperti itu. Masyarakat yang sulit mengakses sumber daya dan peluang kerja yang baik, misalnya, akan makin tersisih secara sosial. www.shutterstock.com

Gaya hidup konsumtif akibat majunya perekonomian Indonesia semakin menyisihkan orang miskin

Perkembangan ekonomi Indonesia yang membaik mendorong terciptanya gaya hidup konsumtif yang memberikan dampak buruk pada warga yang tidak mampu mengikuti gaya hidup tersebut.
Seorang laki-laki duduk di kursi belakang sepeda motor memanggul layar televisi yang dijarah dari sebuah pusat perbelanjaan di Palu, Sulawesi Selatan, 30 September 2018. EPA/Mast Irham

Pembelajaran di balik aksi penjarahan pasca gempa Palu

Bagaimana kita bisa menjelaskan aksi penjarahan pasca bencana yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Imunisasi campak dan rubella pada siswa MTSN 1 Makasar, 1 September 2018. Sehat Negeriku/Flickr

Cara mengejar target vaksinasi campak dan rubella di luar Jawa

Upaya Indonesia untuk mengiliminasi campak dan rubella pada 2020 nantu, terbilang terlambat. Pemerintah dan majelis agama harus bergandengan tangan.

Authors

More Authors