Menu Close

Blog

Tentang magang yang tidak dibayar di The Conversation Indonesia

Sejak kami memposting iklan lowongan magang untuk tim editorial dan multimedia dua hari lalu, kami menerima lumayan banyak tanggapan yang rata-rata isinya senada: mempertanyakan mengapa The Conversation Indonesia mencari karyawan magang tetapi tidak menggaji.

Apakah kami mencari tenaga kerja gratisan? Apakah kami melestarikan perbudakan modern? Apakah kami setuju mahasiswa magang tak perlu dibayar?

Izinkan kami menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:

Kami percaya mahasiswa magang perlu mendapat kompensasi atas waktu, tenaga dan pikiran yang mereka berikan dan kami meminta maaf telah memposting lowongan tsb — yang menyalahi prinsip dan keyakinan kami sendiri.

Kami berterima kasih kepada teman-teman yang sejak semalam memberi perhatian dan mengingatkan kami akan pentingnya memberi kompensasi terhadap karyawan magang.

Sebagai organisasi nirlaba yang bergerak di bidang komunikasi sains — menyebarluaskan pengetahuan dari para akademisi kepada khalayak awam — kondisi keuangan saat ini membuat kami tidak memiliki keleluasaan untuk menggaji mahasiswa magang.

(Kami sebenarnya pernah pada suatu periode menggaji mahasiswa magang, tetapi berhenti melakukannya ketika keuangan kami tidak lagi memungkinkan.)

Kami silau dan terbuai oleh keinginan membantu siapa saja yang ingin mengembangkan portofolio mereka sebelum memasuki dunia kerja (baik inisiatif sendiri maupun karena kewajiban akademik). Kami tak ingin melewatkan kesempatan bekerja sama dengan bakat muda yang berbagi semangat dalam menyebarluaskan pengetahuan ke khalayak.


Program magang di The Conversation Indonesia dirancang agar mahasiswa tidak mengerjakan hal-hal yang remeh seperti memasang proyektor, membikin kopi, menggotong alat. Kami melibatkan peserta magang dalam setiap rapat redaksi.

Ruang lingkup kegiatan magang kami beragam, mulai dari melakukan riset, menerjemahkan artikel berbahasa Inggris, menerjemahkan artikel ke infografis, mewawancarai narasumber, hingga menyunting dan menerbitkan naskah dari akademisi.

Setiap kontribusi yang diberikan peserta magang akan kami pastikan mendapat pengakuan dan penghargaan sebagaimana seharusnya. Nama mereka akan muncul di caption Instagram, di ujung artikel yang mereka terjemahkan, serta di byline sebagai editor.

Memperhatikan masukan dan kritik teman-teman yang berharga, kami dengan ini menghentikan/membatalkan lowongan magang periode Agustus-Desember 2020.

Kami akan kembali memposting lowongan magang jika dan hanya jika kondisi keuangan kami memungkinkan.

Kami berharap kondisi itu bisa terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Terima kasih sudah membaca penjelasan ini.

Salam,

The Conversation Indonesia

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 183,100 academics and researchers from 4,952 institutions.

Register now