K-pop dengan bintang non-Korea semakin umum ditemui.
Academic rigor, journalistic flair
Articles on K-Pop
Displaying all articles
Penggemar K-pop Indonesia yang tidak suka ditunggangi kepentingan politik, kini membuat gerakan politik melalui aktivisme digital.
Tak hanya memiliki nilai ekonomi, sektor ekonomi kreatif memiliki pengaruh dalam membentuk dan soft power, bahkan merek’ suatu bangsa.
Masih banyak benang kusut yang membelenggu upaya pemajuan kesetaraan gender di Korea Selatan.
Wajib militer di Korea Selatan dan banyak yang menganggap tidak adil bahwa anggota band diizinkan untuk menundanya.
Semakin banyak generasi muda muslim yang menggemari K-Pop. Bagaimana mereka menegosiasikan antara kesalehan beragama dan kebutuhan mereka akan hiburan?
Gelombang baru musik dan perfilman Korea punya peran besar dalam mengubah persepsi dan stereotip terkait orang Asia.
Kami ngobrol dengan Wisnu Prasetya Utomo, dosen ilmu komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk memahami gencarnya Korean wave di Indonesia.
K-pop sudah mulai mendominasi pasar musik dunia. Hal serupa juga harus dilakukan I-pop.
Top contributors
-
Professor, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Instructor, School of Linguistics and Language Studies, Carleton University
-
Researcher at Research Center for Politics, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Assistant Professor in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
-
Senior Lecturer in Korean Studies, University of Sheffield
-
Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
PhD student at the School of Journalism, Media, and Communication, University of Sheffield
-
Dosen Prodi Hubungan Internasional, Universitas Darussalam Gontor
-
Researcher of Youth and Religious Studies. Doctoral candidate in Islamic studies, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
-
Deputy Director - Undergraduate Business Programs; Senior Lecturer in Economics and Statistics, Griffith Business School, Griffith University
-
Lecturer in Communication and Media, Loughborough University
