Pengguna ‘game online’ di usia anak rentan risiko kekerasan seksual karena game online memberikan kemudahan dan ‘perlindungan’ untuk pelaku kejahatan seksual melancarkan aksinya.
Academic rigour, journalistic flair
Articles on Game online
Displaying all articles
‘Digital storytelling’ untuk anak sebaiknya tidak hanya mempertimbangkan kemenarikan konten, tapi juga penyampaian pesan. Bagaimana caranya?
Pernyataan tersebut cenderung mengabaikan faktor-faktor lain yang juga berhubungan dengan perilaku agresif seorang individu.
Melawan seksisme dan bentuk pelecehan lain dalam online game kuncinya adalah standar komunitas.
Apakah video game berdampak negatif pada perkembangan anak? Di episode ini, kami ngobrol dengan Iskandar Zulkarnain, peneliti budaya game dari Hobart & William Smith Colleges di Amerika Serikat (AS).
Hanya karena seseorang menikmati aktivitas rekreasional bukan berarti mereka kecanduan terhadap hal tersebut, meskipun mereka menghabiskan waktu yang banyak untuk melakukannya.
WHO memutuskan kecanduan game sebagai sebuah kategori di ICD-11 supaya mereka dapat mengukur berapa banyak yang terkena masalah ini.
Top contributors
-
Knight Chair in Interactive Media; Associate Professor of Communication, University of Miami
-
Lecturer at Faculty of Psychology, Universitas Indonesia
-
Assistant Professor in Media and Society, Hobart and William Smith Colleges
-
Assistant Professor of Media Studies/Game Studies, University of Oregon
-
Staf Pengajar Departemen Kriminologi, Universitas Indonesia
-
Lecturer, Unika Soegijapranata
-
Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
-
Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Researcher at Reseach Centre for Population of National Research and Innovation Agency (BRIN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Peneliti, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Peneliti Muda, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
