Tidak bergabung BRICS adalah keputusan yang paling tepat, bijak dan masuk akal bagi Indonesia. Indonesia tidak boleh mempertaruhkan hubungan diplomasi baiknya dengan pihak manapun.
Academic rigour, journalistic flair
Articles on G20
Displaying all articles
Partisipasi Presiden Jokowi Widodo dalam KTT BRICS menunjukkan signifikansi daya tawar Indonesia dalam menjalin hubungan dengan negara-negara yang menjadi mesin pertumbuhan global.
Penelitian baru menunjukkan bahwa perusahaan mengalihkan catatan keuntungan mereka ke surga pajak, meskipun telah ada upaya global untuk menindak praktik tersebut.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan, Indonesia akan tetap memainkan pengaruh yang kuat dalam G20. Namun, Indonesia mesti tetap perumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan transisi energi.
Negara berkembang adalah pemain global yang vital. Menyelamatkan mereka dari kemungkinan gagal bayar utang dapat meningkatkan ketahanan dunia terhadap ancaman resesi global.
Indonesia berhasil menuntaskan Presidensi G20 di tengah ketegangan internasional. Tapi, betulkah ini buah kesuksesan diplomasi Indonesia? Hasil apa yang sebetulnya dicapai dari KTT G20 tahun inu?
Di gelaran G20 2022, kesiapan pandemi dan ketahanan iklim global menjadi prioritas utama para ilmuwan dunia. Berikut 4 rekomendasi kami untuk Indonesia dan negara-negara dunia.
Masih banyak masyarakat yang belum memahami apa itu G20, apa tujuannya dan apa gunanya bagi negara-negara di seluruh dunia secara umum, dan bagi Indonesia secara khusus.
Saat ini, kepentingan Indonesia seharusnya adalah menghentikan agresi dan perang yang dilakukan Rusia.
Mengundang Rashtriya – yang terkenal atas perannya dalam konflik kekerasan antara umat Hindu dan Muslim di India – justru dapat membantu memulai gerakan global kerukunan antaragama.
Ini pertama kalinya Rusia, Cina dan negara-negara Barat bertemu tatap muka sejak perangh Ukraina dimulai. Pertemuan tersebut tidak berjalan dengan baik.
KTT G20 merupakan momentum bagi Indonesia untuk dapat menjadi mediator perdamaian bagi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina.
Makanan bisa menjadi kekuatan soft power yang tidak hanya membantu melerbarkan pengaruh, namun juga mendekatkan. Indonesia bisa menggunakan metode diplomasi ini dalam perhelatan G20 nanti.
Keterlibatan NU sebagai salah satu organisasi Muslim terbesar di dunia menjadi krusial di forum G20.
Top contributors
-
Assistant Professor, Universitas Katolik Parahyangan
-
Assistant professor, Department of International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
-
Professor of International Security, University of Birmingham
-
Senior Lecturer in Climate Science, The University of Melbourne
-
Professor of Economics, University of Pretoria
-
Professor of Public Policy, Psychology and Behavioral Science, USC Sol Price School of Public Policy, USC Dornsife College of Letters, Arts and Sciences
-
Dean, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, IPB University
-
Deputy Director - Undergraduate Business Programs; Senior Lecturer in Economics and Statistics, Griffith Business School, Griffith University
-
Visiting Fellow - Griffith Asia Institute; Scholar in Economics and Development Studies, Griffith Business School, Griffith University
-
Policy and Research Director, Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI)
-
Associate Professor of Economics, University of California, Berkeley
-
Early Career Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang
-
Lecturer in Russian and Eastern European Studies, Department of International Relations, Universitas Airlangga, Universitas Airlangga
-
Head of the International Relations Department FISIP Universitas Indonesia, Universitas Indonesia
