FIFA menghadapi rintangan dalam menyeimbangkan uang dan aspek moral untuk mengembangkan Piala Dunia Wanita.
Disiplin ilmiah, gaya jurnalistik
Artikel-artikel mengenai FIFA
Menampilkan semua artikel
Dengan batalnya status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Indonesia kehilangan segudang peluang emas diplomasi internasional yang menyertai ajang bergengsi tersebut.
Polemik batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menunjukkan kurangnya pemahaman kita atas perbedaan logika federasi olahraga dan logika diplomasi internasional.
Beberapa pemenang soft power muncul di luar lapangan.
Selama perhelatan Piala Dunia FIFA 2022, banyak yang menyoroti bagaimana turnamen tersebut penuh kontroversi dan politisasi, tetapi olahraga dan politik memang tidak dapat dipisahkan.
Pertahanan memenangkan kejuaraan - dan Maroko memiliki semua yang diperlukan untuk mengangkat trofi Piala Dunia.
Kontributor teratas
-
Professor of Sport and Geopolitical Economy, SKEMA Business School
-
Associate Professor, Manchester Metropolitan University
-
Senior Lecturer in Philosophy and Sport Ethics, Cardiff Metropolitan University
-
Professor and Chair of Kinesiology and Health Science, Stephen F. Austin State University
-
Professor, Kinesiology & Physical Education; Fellow, Balsillie School of International Affairs, Wilfrid Laurier University
-
Assistant Professor in International Relations, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
-
Dosen, Universitas Katolik Parahyangan
-
Assistant Professor, Kinesiology and Physical Education, Wilfrid Laurier University
-
Senior Lecturer in Sports Development, University of Hertfordshire
-
Research Associate, Centre for International Studies & Diplomacy, SOAS, University of London
-
Doctoral Prize Fellow, Sport, Business and Society Research Group, Loughborough University
