Ilmuwan perlu memberikan sumbangsih positif pada khalayak sebagai bentuk tanggung jawab intelektual. Tapi mengapa belum semua ilmuwan mampu berkontribusi secara maksimal?
Disiplin ilmiah, gaya jurnalistik
Artikel-artikel mengenai Ilmuwan
Menampilkan semua artikel
Di gelaran G20 2022, kesiapan pandemi dan ketahanan iklim global menjadi prioritas utama para ilmuwan dunia. Berikut 4 rekomendasi kami untuk Indonesia dan negara-negara dunia.
Pengetahuan sains terbukti berhubungan dengan sikap positif terhadap kelompok minoritas seksual. Namun, ini sangat tergantung dengan persepsi atau perasaan terancam yang dimiliki seseorang.
Ilmuwan harus pandai mengajukan pertanyaan, menyelidiki untuk menemukan jawaban, dan mengingat bahwa tidak peduli seberapa banyak yang mereka ketahui, selalu ada lebih banyak hal yang bisa ditemukan.
Studi kami menemukan bahwa peneliti muda di Indonesia semakin banyak dan inovatif, tapi mereka masih menghadapi banyak tantangan pengembangan karir dan kapasitas.
Upaya menangkal misinformasi di level individu dan platform perlu dibarengi dengan upaya kebijakan dan kebudayaan.
Pengadopsian riset dan bukti ilmiah oleh pembuat kebijakan sering terhambat tiga hal: durasi jabatan politik yang pendek, realita ekonomi dan politik, serta komunikasi riset yang kurang membumi.
Hanya 7% dari total penelitian di Indonesia selama 2013 hingga 2017 yang menggunakan perspektif gender and minoritas.
Memakai pendekatan agresif dalam komunikasi sains berkemungkinan mengurangi kredibilitas ilmuwan di mata orang awam.
Jika sebuah kebijakan diambil berdasarkan sains atau penelitian, maka kehidupan masyarakat yang terdampak oleh kebijakan itu bisa lebih baik.
Kontributor teratas
-
Peneliti di Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, Universitas Indonesia
-
Assistant Professor of Strategic Communication, Clemson University
-
Associate professor, Universitas Indonesia
-
Senior Lecturer in Philosophy, University of Auckland, Waipapa Taumata Rau
-
Professor, Department of Sociology, Universitas Airlangga
-
Assistant Professor of Public Relations, Northern Illinois University
-
Deputy for Fundamental Research of Eijkman Institute., Eijkman Institute for Molecular Biology
-
Professor in Public Health and Project Leader of Eliminate Dengue Project Yogyakarta, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada
-
Associate Professor of Interdisciplinary Studies, Royal Roads University
-
Deputy Executive Director, Centre for Strategic and International Studies, Indonesia
-
Assistant Professor, Faculty of Psychology, Universitas Indonesia
-
Researcher in disease surveillance and biostatistics, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU)
-
Assistant Professor, Kobe University
-
Lecturer of Law, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
-
Professor, Department of Psychology, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
